Like

Selasa, 27 November 2012

VI. 3. Email, Cara Komunikasi Efektif?

Ilustrasi laptop


Lain cerita jika kita berteman dengan penduduk lokal. Cara yang paling tepat menjalin pertemanan dengan penduduk lokal adalah dengan cara yang biasa saja. Jangan berteman hanya karena ada interest atau ada suatu kepentingan yang menguntungkan diri kita sendiri. Dijamin sifat seperti ini, pertemanan tidak akan tahan lama. Begitu tujuan terpenuhi, nah, bye-bye, deh. Nggak baik, kan?

Pengalaman saya menjalin pertemanan dengan penduduk lokal bisa dibilang rumit, karena mayoritas penduduk kota Paris sulit untuk didekati. Maksudnya, karena sebagian besar dari mereka sibuk sendiri-sendiri dan memiliki rasa individualis yang tinggi. Kesannya, mereka senang hidup sendiri atau bahkan mereka tidak membutuhkan teman. Dari beberapa teman prancis yang saya miliki, saya ingat mereka pernah mengatakan bahwa lebih baik mempunyai teman yang bisa dihitung dengan jari tangan tapi jalinan persahabatan bertahan lama dan kualitas pertemanan terjaga.

Bisa dibilang, berteman dengan penduduk lokal agak susah karena sifat tertutup mereka. Tetapi, saya jadi introspeksi diri, sih. Mungkin saya yang sulit untuk didekati? Mungkin karena saya orang asing yang sifatnya jauh dari kebiasaan mereka? Kendala bahasa mungkin? Atau adanya perbedaan latar budaya yang jomplang? Ya, banyak faktor, sih. Tapi nggak usah dipikirin.

Saya malah lebih mudah berteman dengan orang asing lainnya yang bukan warga negara Prancis karena merasa senasib: sama-sama di negara orang dan berada di Paris. Warga negara mereka macam-macam: Rusia, Belanda, Bulgaria, Polandia, Jepang, Cina dan Brazil.

Yang menjadi perhatian saya adalah cara berkomunikasi dengan penduduk lokal. Misalnya, ketika kami janjian untuk ngopi atau makan malam, komunikasi dilakukan via email atau sms. Berbicara di telepon lokal atau handphone, jarang dilakukan. Entah kenapa, ya, mereka lebih suka berkomunikasi secara tertulis. 

Dan jangan sedih, jenis handphone mereka kebanyakan out of date. Bukan maksud hati menertawakan tetapi keadaan ini jauh berbeda dengan mayoritas teman Indonesia yang lebih up date dalam hal teknologi. Dan saya salut dengan mayoritas penduduk lokal yang tidak terganggu dengan tetap menggunakan telepon genggam out of date. Selama itu masih bisa digunakan, mengapa harus diganti dengan model yang lebih baru?

Berbeda dengan telepon genggam yang out of date, mayoritas penduduk lokal dan mayoritas mahasiswa, meng-up date laptop mereka dengan model dan aplikasi yang paling baru. Mereka sadar bahwa kebutuhan teknologi yang satu ini membantu mereka dalam hal perkuliahan dan pekerjaan.

Dengan komputer jinjing, atau laptop, cara berkomunikasi via email berlaku dalam kehidupan sosial dan perkuliahan. Contohnya jika ada tugas dari para dosen, mereka tak segan memberikan alamat email mereka dan meminta kami para mahasiswa mengirimkannya via email. Lalu di perkuliahan selanjutnya, para dosen sudah siap dengan koreksi dan pembahasan dari tugas yang dikirim para mahasiswa melalui email.

Dalam kehidupan sosial, email menjadi begitu populer dan menjadi tempat obrolan untuk menentukan waktu dan tempat janjian.

Well, lagi-lagi saya tidak men-generalisasi cara berkomunikasi mayoritas penduduk lokal. Karena saya bagian dari masyarakat itu sendiri, secara tidak sadar, saya pun mengikuti rule mereka: berkomunikasi via email. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar