Like

Senin, 25 Februari 2013

VIII. 23. Estado Lara, Venezuela (5): Arsitektur Kolonial yang Cantik dan Pusat Kerajinan Tangan

Setelah puas menjelajah Maracaibo dan menyeberangi danaunya melalui jembatan yang panjangnya hampir 9 km, kemudian saya melanjutkan perjalanan ke Propinsi (Estado) Lara. 

Estado Lara terkenal dengan kota-kota kolonial yang apik dan kerajinan tangan khas Venezuela yang terkenal: hammock (bahasa inggris), hamaca (bahasa spanyol) atau tempat tidur gantung (bahasa Indonesia).


Suasana kota Carora dengan Katedral di tengah kota.


Sepanjang perjalanan, saya melewati daerah yang memiliki alam yang indah. Sayangnya infrastrukur jalanan tidak terlalu bagus, jalanan banyak berlubang dan tidak banyak rambu penunjuk jalan. Intinya, sih, jika berkendara harus hati-hati dan pasang mata baik-baik.

Di propinsi Lara ini, saya mengunjungi kota kecil kolonial yang bernama Carora dan El Tintorero. Yang terakhir adalah pusat kerajinan tangan hammock. Itu lho..tempat tidur gantung yang terbuat dari bahan baku katún yang dioleh dari kapas dan dipintal menjadi benang besar dan dikerjakan dengan tangan. 

Hammock sangat populer di pesisir Laut Karibia dan juga di rumah-rumah penduduk. Tak perlu ada pohon kelapa dan pantai untuk memasangnya. Dalam kondisi apapun, hammock dipakai untuk bersantai dan bobo siang.

Carora, Pesona Kota dengan Gaya Arstitektur Kolonial

Kami memilih Carora sebagai tempat singgah karena gaya arsitekturnya yang menarik. Katedral Carora yang terletak di tengah kota dengan bergaya reneisans ini memang sengaja dibangun oleh kolonial bangsa spanyol yang menjajah daerah itu.

Bentuk lampu yang menempel di tembok rumah penduduk. 

Selain gereja, yang menarik perhatian saya adalah bentuk lampu-lampu jalanan yang menempel di tembok perumahan.

Arsistektur pintu rumah dan jendela juga tak luput dari perhatian saya. Foto ini saya ambil dari rumah penduduk yang terletak tidak jauh dari Katedral Carora.

Arsitektur pintu rumah penduduk Carora (kiri) dan jendela (kanan).

El Tintorero, kota kecil penghasil kerajinan hammock

Setelah mengagumi Carora dan tinggal 1 malam, saya melanjutkan perjalanan ke El Tintorero, yang jaraknya hampir 80 km dan ditempuh selama 1 jam dengan kendaraan.

Home industry tempat dikerjakannya hammock.

El Tintorero ini terletak di daerah penhasil kerajinan khas Venezuela, seperti kota Quibor dengan keramiknya dan kota-kota sekelilingnya. Karena masalah waktu yang terbatas, akhirnya saya memilih El Tintorero sebagai kota kerajinan.

Hasil kerajinan hammock yang dipanjang. Yak..dipilih...dipilih!

Di El Tintorero ini kita bisa menyaksikan secara langsung home industry dan workshop yang dikerjakan oleh penduduk. Setelah itu, hasil kerajinan tersebut mereka bawa ke show room untuk dijual.

Letak geografis Estado Lara.


Estado Lara itu…
  • Bisa dijadikan alternative pilihan menjelajah Venezuela dari sisi daerah colonial.
  • Banyak daerah  menarik yang dikunjungi selain Carora. Sayangnya saya tidak mempunyai banyak waktu.
  • Merupakan salah satu pusat kerajinan nasional Venezuela dan terkenal dengan hammock-nya.


Estado Lara, Januari 2009.
Foto peta: google maps.

Minggu, 24 Februari 2013

VIII. 22. Maracaibo, Venezuela (4): Kota Penghasil Minyak Perpaduan Modern-Tradisional


Penjelajahan di Venezuela berikutnya adalah Maracaibo yang merupakan ibukota Propinsi (Estado) Zulia yang terletak di bagian barat Venezuela. Propinsi ini terkenal dengan penghasil minyak dan merupakan pusat perekonomian penting Venezuela.

Selama 3 hari 2 malam, saya mengunjungi kota Maracaibo dan sekelilingnya yang terletak di pinggir danau yang merupakan danau terbesar di Venezuela. Udara yang sangat panas, seringnya bisa mencapai suhu 45 derajat, mewajibkan kita untuk selalu banyak minum air. Selain itu, udara yang lembab juga mempengaruhi mood dan karakter penduduk sekitar yang keras, terkadang kasar dan cara berbicara mereka kencang seakan berbicara normal pun terdengar seperti berteriak.

Perpaduan Modern dan Tradisional

Sebagai kota dan Propinsi penghasil minyak dan barang tambang lainnya, Maracaibo dan Estado Zulia mau tidak mau harus membangun infrastruktur modern untuk mendukung pertambangan minyak tersebut. Walaupun demikian, pemerintah dan penduduk kota tidak melupakan sisi tradisi, agama dan budaya yang memang sudah lama tumbuh dan berkembang di sana.

Sepanjang jalan mengitari pusat kota, saya melihat banyak gereja dan satu Basilica yang terkenal dan merupakan tempat wajib  yang harus dikunjungi di Maracaibo. Apa saja yang menarik di kota ini?

Basílica de Nuestra Señora de Chiquinquirá

Basílica yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk lokal, turis lokal bahkan turis mancanegara menjadi icon kota Maracaibo. Arsiterktur luar dan interior Basilica menjadi daya tarik yang mampu menarik perhatian banyak turis. Selain itu, legenda dibalik cerita Basílica ini dipercaya sampai saat ini.

Basílica de La Nuestra Señora Chiquinquirá.


Monumento de La Virgen Chinita de la Ciudad Maracaibo

Dibangun untuk menghormati La Virgen yang dianggap perempuan suci. Monumen ini juga dibangun dengan konsep taman kota dan penduduk lokal bisa menikmati keindahan taman ini.

Monumen La Virgen.

Iglesia de Santa Barbara

Bisa dikatakan bahwa banyak gereja yang terawat rapi di Maracaibo. Sisi agama dan tradisi terlihat jelas dijaga ditengah arus modernisasi pembangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi.

Iglesia Santa Barbara.

Warna-warni!

Yang menarik menjelajah Maracaibo selain tempat-tempat bersejarah dan agama, arsitektur perumahannya bisa dikatakan menarik. Aneka warna cat memenuhi jejeran perumahan dengan gaya kolonial. Cat warna warni ini menunjukkan kota Maracaibo sangat hidup dan penduduknya yang berjiwa terbuka.

Deretan rumah yang berwarna-warni.

Jembatan General Rafael Urdaneta

Salah satu icon Maracaibo dan Estado Zulia adalah jembatan sepanjang hampir 9 km yang menyeberangi Danau Maracaibo, yang bernama Puente General Rafael Urdaneta. Nama ini diambiil dari pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Venezuela.

Jembatan Urdaneta.

Maracaibo itu…
  • Kurang bisa disebut sebagai kota turis karena memang kurang banyak atraksi dan tempat-tempat menarik yang dikunjungi.
  • Terkenal dengan kota minyak dan juga merupakan pusat perekonomian Venezuela.
  • Suhu udara yang sangat panas dan saking panasnya mempengaruhi emosi dan tertular ingin cepat marah. Hihi, ini beneran, lho..
  • Sisi lain Venezuela yang menampilkan budaya pinggir laut Karibia dan karakter penduduk pesisir yang keras.
Letak Geografis Maracaibo.


Maracaibo, Januari 2009
Peta: google maps

Jumat, 15 Februari 2013

VIII. 21. San Cristobal, Tachira, Venezuela (3): Dari Festival, Letusan Senjata sampai Desa yang Indah


Di awal tahun 2009, saya mengunjungi San Cristobal, Propinsi Tachira yang termasuk juga Pegunungan Los Andes. Bekunjungnya saya ke kota sejuk tersebut adalah untuk berpartisipasi dalam Festival San Sebastian yang berlangsung selama 1 bulan.

Secara letak geografis, San Cristobal terletak di sebelah barat daya Venezuela, sangat dekat dengan perbatasan antara kota San Cristobal dan Cúcuta (Colombia). 

Tentang Keamanan di San Cristobal
San Cistobal termasuk kota yang sejuk dan nyaman di siang hari. Di malam hari? jangan coba-coba pecicilan jalan-jalan sendirian. Kota ini dikenal lumayan berbahaya karena dekat dengan perbatasan Colombia dimana menurut penduduk setempat ada beberapa pemberontak yang menysup atau melarikan diri. Tak heran banyak polisi dan militer yang berjaga-jaga di mana-mana.

Ditambah lagi, seringnya mendengar letusan senjata yang mirip dengan petasan, yang diledakkan begitu saja. Ngeri? Ya, pasti, dong. Syukurlah saya menemukan hotel di tengah kota yang dekat dengan tempat festival. Pemilik hotel yang baik hati menyediakan taksi kenalannya untuk mengantar dan menjemput saya dari hotel ke tempat pameran dan sebaliknya. 

Bertemu dan Berbaur dengan Penduduk Setempat
Ah, sudahlah, tidak perlu menulis lebih panjang pengalaman dan situasi yang menegangkan tentang kota ini, karena pengalaman yang lebih menegangkan akan saya temui di Caracas, ibukota Venezuela, di mana saya memutuskan untuk menetap selama 1,5 tahun. 

Yang berkesan di San Cristobal dan Festival San Sebastian adalah saya bisa bertemu dengan peserta pameran lain dari berbagai daerah di Venezuela maupun berinteraksi dengan penduduk lokal. Walaupun bahasa spanyol saat itu tidak lancar, tetapi komunikasi tetap bejalan.


Bersama para penduduk lokal San Cristobal. Kanan atas: bersama penari Flamenco. 


Selama sebulan saya berada di wilayah dan daerahyang sama, jadi akrab dengan pemilik warung yang menyediakan cemilan dan kopi. Sebut saja namanya Ibu Violeta. Kami sempat berfoto berdua. Beliau mengenakan t-shirt warna pink. 

Lalu ada Ivana, Jenny dan beberapa cewek Venezuela yang kebetulan bersama sama di festival itèh u selama sebulan. Dari situ, saya jadi belajar bahasa spanyol sambil praktek. Dan mereka mengajarkan setiap kosa kata baru. Ternyata tidak sulit mengerti bahasa spanyol.

Di akhir pekan, biasanya ada pertunjukkan seni. Ada sulap atau hiburan untuk anak-anak serta tarian flamenco dan salsa. Saya sempat berfoto dengan para penari. Hmm..jangan bilang kalo mereka gendut, hihi...


Kunjungan Singkat ke kota San Cristobal, Desa Peribeco dan Represa
Walaupun saya sempat tinggal selama sebulan, tetapi tidak mempunyai banyak waktu untuk menikmati kota San Cristobal dan daerah sekitarnya. Selain itu, jalan-jalan sendirian kta penduduk lokal juga riskan karena ketauan sekali saya turis dan tidak mahir berbahasa spanyol.

Suasana kota San Cristobal.


Ah, tapi, cuek aja, deh. Kalo dipikirin bahayanya, kapan bisa plesiran? Yang penting tetap hati-hati dan banyak doa. 

Setelah festival selesai, saya menyisihkan waktu selama 4 hari untuk plesiran. Pertama-tama saya jalan-jalan di sekitar pusat kota, lalu ke desa kecil Peribeco yang jaraknya tidakjauh dari pusat kota. Lagi-lagi pemilik hotel menyediakan taksi pulang-pergi untuk mengantar dan menjemput saya dari hotel ke desa Peribeco. 

Suasana kota kecil Peribeco.

Di hari terakhir plesiran, saya mengunjungi Represa Uribante Caparo Leonardo,yang terletak di Propinsi Tachia, 2 jam dengan mengendarai mobil dari San Cristobal. Represa adalah konservasi air ntuk mengantisipasi kekurangan air. Konstruksi yang indah seakan adalah bentuk alami, padahal represa itu memang sengaja dibangun. Indah sekali.
                           Represa Uribante Caparo Leonardo, Estado Tachira.



Letak Geografis San Cristobal


Pengalaman tentang San Cristobal dan Propinsi Tachira...

  • Masih beruntung dipertemukan orang-orang yang baik di tengah-tengah berita berbahaya tentang San Cristobal dan Venezuela itu sendiri.
  • Berbaur dengan penduduk sekitar yang ramah dan menerima turis dan bangsa pendatang.
  • Sebaiknya tidak perlu mengetahui lebih dalam mengetahui keadaan bahaya suatu kota karena akan merugikan masa tinggal di sana dan membuat jadi takut plesiran, apalagi sendirian.
  • Setiap malam menjelang tidur, saya mendengar suara letusan senjata. Dari yang pertamanya kaget dan ngeri, akhirnya menganggap itu adalah bunyi suara musik. Membuat pikiran positif sangat diperlukan di situasi seperti ini.
  • Berusahalah untuk berbaur dan berkomunikasi dengan penduduk lokal, walaupun kesulitan masalah bahasa. Karena, penduduk lokal ataupun pemilik hotel adalah orang terdekat jika sesuatu terjadi pada diri kita.
  • Tetap santai dan mengontrol emosi di setiap keadaan dan harus selalu hati-hati  di manapun kita berada.
  • Di kota inilah, petualangan saya tentang plesiran ke Venezuela dan diuji menilainya secara obyektif, tidak subyektif. Dan hal itu sangat sulit mengingat Venezuela adalah negara yang mempunyai permasalahan kompleks dari segi politik, ekonomi dan keamanan. 

San Cristobal, Januari 2009

Foto peta: google maps.

Kamis, 14 Februari 2013

VIII. 21. Mérida, Los Andes, Venezuela (2): Daerah Pegunungan yang Elok


Setelah sedikit 'briefing' tentang Venezuela di cerita sebelumnya, saat ini saya ingin bercerita tentang penjelajahan beberapa Propinsi di negara ini.

Venezuela adalah negara di amerika latin, yang terletak di pinggir laut Karibia di sebelah utara, dengan berbatasan langsung dengan Colombia di bagian barat, di sebelah timur berbatasan dengan Guyana dan dengan Brazil di bagian selatan. Dari segi sejarah, Venezuela dan Colombia mempunyai cerita bersama. Saya tidak akan membahasnya disini, ya. Nanti lupa cerita jalan-jalannya ;)

Estado (Propinsi) Mérida yang termasuk Los Andes di Venezuela adalah daerah yang saya jelajahi pertama kali. Bertebarannya pegunungan tnggi dan salah satunya yang paling tinggi di Venezuela, yaitu Pico Bolivar. Setelah acara pameran produk Indonesia yang saya ikuti di Caracas selesai,  bersama 3 teman asal Caracas, kami menempuh jarak selama 8 jam untuk tiba di Propinsi yang terkenal dengan keindahan alamnya.

Suasana Los Andes.

Secara geografis, daerah yang termasuk Pegunungan Los Andes adalah Trujillo, Mérida dan Tachira yang terletak di sebelah barat daya Venezuela . Daya tarik Los Andes yang dipenuhi pegunungan cantik dengan pesona alam yang memukau, menawarkan olahraga alam yang penuh tantangan. Selain iu, deretan pegunungannya semakin menyimpan misterius akan keanggunan alam Venezuela berikut dengan penduduk asli dan dialek bahasanya.

Penuh dengan Pegunungan Indah
Los Andes ini sungguh memanjakan mata. Bagaimana tidak, karena sekeliling kita akan dipenuhi dengan puncak gunung tertinggi di Venezuela, Pico Bolivar, sampai daerah perbukitan rendah dengan tanaman khas daerahnya. Tak hanya itu, Pico El Águila pun seolah tak mau ketinggalan memamerkan keindahannya.


Laguna Mucubají di Los Andes.
Mucubají dan Laguna Negra, Primadona Los Andes
Menjelajahi pegunungan Los Andes yang berlika-liku, tak terasa kita akan tiba di ketinggian 3000an meter dari permukaan laut dan kita akan merasakan permukaan dataran. Di depan mata, terbentang Laguna Mucubají yang merupakan salah satu laguna terbesar di Los Andes. 


Atas: Laguna Negra. Bawah: Perjalanan menuju Laguna Negra.

Ada juga laguna kecil yaitu Laguna Negra yang tempatnya tersembunyi di balik bukit dan kita diwajibkan untuk jalan kaki atau menaiki kuda untuk mencapainya. Rute jalan yang elok dijamin akan melupakan waktu tempuh selama 2 jam untuk mencapainya dan 2 jam untuk kembali ke parkiran. Siap-siap air minum dan sepatu jalan yang nyaman, ya.

Jají: Kota Cantik dengan Ciri Khas Hacienda

Setelah mengeliling Pegunungan Andes yang panjang dan tak ada habisnya, kami memutuskan untuk mampir ke Jají, kota kecil yang cantik yang merupakan daerah asli penduduk Los Andes. Jalan menuju Jají, populer dengan sebutan Rute Sun Road. Indah sekali pemandangannya.


Suasana kota kecil Jají dan Hacienda del Carmen.


Di Jají kami memang janjian dengan Mindy, teman Indonesia yang memang waktu itu tinggal di Caracas dan sedang liburan akhir tahun. Kami menginap di hacienda (penginapan khas) yang menjadi langganan Mindy dan suaminya, Hacienda El Carmen.



Letak Geografis Merida dan Los Andes di Venezuela.

Tentang Mérida dan Los Andes:

  • Daerah yang menarik dikunjungi bagi Anda yang berjiwa petualang. 
  • Banyak tempat menarik di sepanjang pegunungan. Misalnya, kedai café atau restoran dengan dekorasi unik penduduk lokal, gereja tua kecil yang didirikan dari bebatuan, sampai anak-anak Andino (sebutan penduduk lokal Los Andes)  dengan wajah yang khas.
  • Disini saya merasakan tingkat keamanan yang terjamin dan merasa nyaman. Berbanding terbalik dengan anggapan bahwa Venezuela adalah salah satu negara berbahaya di dunia. Tapi harus tetap hati-hati, sih, di manapun berada.
  • Penduduk Mérida yang ramah dan baik hati, menawarkan banyak tempat menarik yang tidak tertulis di buku panduan.
  • Waktu yang tepat untuk mengunjungi Los Andes adalah sepanjang tahun, tidak terpengaruh banyak oleh cuaca karena diuntungkan oleh letak geografis yang elok.

Los Andes, Desember 2008 - Januari 2009
Foto peta: google maps





Rabu, 13 Februari 2013

VIII. 20. Venezuela (1): Merasakan Asam dan Garam Kehidupan di Negara Latin


Lanjut cerita tentang perjalanan di negara-negara benua amerika latin, akhirnya sampai juga ke Venezuela. Apa, sih, yang menarik di negara itu? Apa yang membuat Venezuela begitu terkenal dengan gudangnya Ratu Kecantikan sedunia? Mengapa tingkat kriminal begitu tinggi? Bagaimana mentalitas penduduknya? 

Jika boleh jujur, tulisan saya tentang negara ini akan penuh dengan petualangan yang bikin jantung seperti naik roller coaster. Jungkir balik yang namanya perasaan gembira, haru, sedih, shock, takjub bahkan kesal dan rasanya rasa sabar tingkat tinggi diuji disini. Kok, sepertinya, hiperbola sekali, ya?

Dari perjalanan saya menjelajah negara-negara di benua amerika latin, yang dimulai dari Paraguay, lanjut ke Suriname, Bolivia, Brazil, Curaçao, ke Colombia dan Venezuela, sepertinya Venezuela, deh, yang bikin saya terpesona dengan kebudayaan dan mentalitas orang-orang latin yang bikin gemes dan jejeritan.

Berbagai image Venezuela.

Tidak hanya sisi emosi yang bikin naik darah, sih, karena negara ini menawarkan alam yang tak kalah memesona untuk kesehatan jiwa. Hihi..lumayan, deh, ada sisi positifnya juga. 

Selama menetap di Caracas, ibukota Venezuela, banyak pengalaman yang mengesankan dan menyebalkan. Mengesankan karena saya bertemu dengan orang-orang Indonesia dan kami menjalin pertemanan sampai saat ini. Yang menyebalkan karena harus berhadapan dengan penduduk lokal yang mentalitasnya qgqk ajaib. Mau tau seperti apa pengalaman saya? Simak, ya beberapa seri cerita yang akan saya muat di blog.

Saya akan memulai petualangan penjelajahan alam Venezuela di Los Andes dan beberapa kota seperti di Merida, San Cristobal sampai ke daerah perkampungannya. Setelah berlanjut ke pengalaman hidup di Caracas, suka dan dukanya menghadapi orang lain dan juga orang-orang asing disana.

Venezuela, Desember 2008 - Juni 2009

Foto peta: google maps
Foto kota by Mindy

Selasa, 12 Februari 2013

VIII. 19. Manizales, Colombia (3): Kota Festival di Pegunungan


Tahukah Anda jika Colombia termasuk salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia? Menurut obrolan dengan penduduk lokal yang saya jumpai, salah satu perkebunannya berada di Manizales. Biarpun topografi bergunung-gunung, ternyata tanaman kopi bisa tumbuh dengan subur disini.

Alam Pegunungan Manizales.

Manizales adalah kota berikutnya di Colombia yang saya kunjungi. Tujuan saya ke Manizales sebenarnya bukan plesiran, melainkan berpartisipasi dalam pameran tahunan yang digelar setiap tahunnya di awal tahun. Dengan letak geografis di daerah pegunungan yang elok, hawa sejuk dan segar bisa dinikmati dengan leluasa di sini. Dengan menumpang pesawat kecil dari Bogotá selama 1 jam, kami berhasil landing dengan situasi pegunungan di sekililing. Ngeri? ya, pasti, dong. Ngeri juga kalo 'nyenggol' salah satu anak gunungnya, kan? 




Disini serunya saya merasakan 'nyemplung' dalam komunitas penduduk asli Colombia. Menyenangkan. Tapi kalau urusan pekerjaan, ingin garuk-garuk aspal rasanya saking 'gemes' dengan jawaban nge-les dan memanfaatkan ketidakmahiran bahasa spanyol saya waktu itu. 

Kota Festival
Setiap awal tahun, Manizales menggelar acara penting, yaitu festival dan pameran internasional yang diikuti oleh berbagai negara. Saya adalah salah satu yang berpartisipasi. 

Festival ini cukup diperhitungkan di Colombia, terbukti banyak orang pentingyang membuka dan menghadiri acara ini. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah Miss Colombia 2007. 




Menginap di Rumah Penduduk Setempat
Selama hampir 3 minggu saya berada di Manizales. Untuk tempat tinggal, biasanya seperti di kota-kota atau negara-negara lain, saya menginap di hoel. Tetapi di Manizales, kok, ya, kebetulan sekali ada ibu-ibu penduduk setempat yang tiba-tiba berkunjung ke stand saya dan menawarkan untuk menginap di rumahnya. Sebut saja namanya Ibu María. Tadinya saya ragu-ragu karena tidak mengenalnya sama sekali.

Bersama Paola (asisten asal Bogotá) yang menemani saya juga selama pameran, akhirnya kami berkunjung terlebih dahulu ke rumah Ibu María untuk memastikan keadaan rumahnya. Karena merasa sreg, akhirnya Paola dan saya menginap di rumahnya selama acara festival dan pameran berlangsung. Selama menginap di rumahnya, semuanya berjalan lancar. Ibu María menerima kami seperti layaknya tamu dan beliau adalah ibu homestay kami. Setiap pagi, beliau menyiapkan sarapan pagi dan malamnya menyiapkan masakan khas Manizales dan Colombia. Qué rico




Suasana Kota Kolonial yang Indah
Selain keindahan alamnya, Manizales juga memiliki bangunan-bangunan dengan aristektur kolonial yang memesona. Sebagian besar bentuk jalanan yang meliuk-liuk dan naik turun, memerlukan keahlian menyetir kendaraan yang tinggi. 



Sekilas tentang Manizales...
  • Terletak di Colombia timur.
  • Secara geografis, terletak di antara 2 kota indah di Colombia: Medellín dan Popayán.
  • Untuk tingkat keamanan lebih terjamin. Saya sendiri merasa lebih aman dan nyaman berada di sini. Selain itu, penduduknya juga ramah.
  • Jika ingin mengenal wajah asli Colombia, berkunjung ke Manizales bisa dijadikan pilihan.

Manizales, Colombia, Januari 2008

Foto peta: google maps

Minggu, 10 Februari 2013

VIII. 18. Bogotá, Colombia (2): Kota Sejuk yang Membuat Betah

Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar nama Bogotá? Kalau saya, yang terbayang adalah kota berbahaya, banyak tindak kejahatan, orang bersenjata, populer dengan kota narkoba dan kita pasti akan takut berada di sana karena situasi kota yang tidak nyaman.

Namun, apa kata mata dan hati saya ketika menjejakkan kaki pertama kali menjelang akhir tahun? Tiba di bandara Bogotá, hal buruk saya alami. Namun demikian, terbayar dengan suasana yang meriah di luar bandara. Suasana kota yang begitu hidup setelah Natal dan menyambut tahun baru, membuat bayangan buruk dan menakutkan tentang kota ini sirna. 

Koper dicongkel!
Baru tiba di bandara Bogotá, sempat ditanyain macem-macem oleh petugas imigrasi. Duh, rempong, deh. Ditambah ketika ambil bagasi, koper dicongkel. Takut, dong, diisi macem-macem oleh oknum tak bertanggung jawab. Akhirnya, dalam keadaan terbongkar itu, koper saya bawa untuk di-claim ke masapai penerbangan dan saya mau ada saksi pada saat koper dibuka setelah dicongkel. Agak rempong karena waktu itu bahasa spanyol saya tidak lancar. Akhirnya ada jalan keluar dengan berbahasa prancis karena kebetulan saya terbang dengan maskapai negara Prancis. Setelah membuat laporan dan diperiksa tidak ada sesuatu yang mencurigakan di dalam koper dan barang-barang di dalam koper juga aman, hati jadi lega. Maskapai penerbangan pun memperbaiki koper yang dicongkel.

Suasana downtown  Bogota

Kesan pertama tentang Bogotá
Karena saya tiba di akhir tahun, sisa-sisa pesta Natal masih terasa. Patung sinterklas dan segala macam hiasan meriah masih memenuhi pusat kota. Lagi-lagi menyesal karena tidak banyak memotret, karena masih dihantui rasa takut  berlebihan yang saya ciptakan sendiri.

Ditambah menginap sendirian di hotel pada saat akhir tahun itu rasanya sama dengan merayakan Idul Fitri sendirian di negara yang merayakan Natal. Jadi, benar-benar merasa sendiri karena penduduk kota atau siapapun sibuk dengan persiapan pesta dengan keluarga masing-masing. Sedih? Ya, rugi, dong! Akhirnya, saya pun nekat menikmati suasana kota sendirian. Karena ngeri mencolok sendirian dianggap turis, akhirnya saya tidak membawa kamera. Yang penting cuci mata dan batin lega sambil orientasi daerah di mana saya menginap.




Kebetulan saya menginap di hotel yang dekat dengan pusat kota. Suasana yang ramai dan meriah berbaur dengan penduduk kota yang menikmati penyambutan pesta akhir tahun. Mengunjungi daerah Candelaria, mengukur jalan dengan menaiki jalur bus khusus (percontohan Trans Jakarta) serta mencoba makanan lokal yang masih masuk kategori lidah Indonesia. 

Malu Bertanya = Mari Kita Jalan-jalan
Terpesona dengan kenyamanan dan tata letak kota yang semrawut namun teratur (nah, lho, ngebayang, nggak rasanya gimana?), keesokan harinya, saya melanjutkan menikmati kota ini lagi. Sendirian. Kali ini sudah lebih mending karena mudah mengorientasi kota Bogotá asal kita meningat dari mana titik poin memulai penjelajahan.


Add caption


Yang seru di Bogotá sebagian besar menggunakan angka untuk nama jalan atau jalan raya besar. Angka jalan semakin kecil atau semakin besar menunjukkan arah navigasi, apakah kita berada di selatan, utara, barat, timur atau barat laut kota. Menurut saya, membantu posisi fisik kita sendiri dengan memudahkan mengetahui posisi di mana arah hotel pusat kota atau arah tujuan kita. Coba kalau dipandu dengan nama jalan? Dijamin nyasar dan saya pasti tergantung dengan buku panduan yang saya bawa. Disini, nih, prinsip 'malu bertanya, mari kita jalan-jalan'. Yang penting, tidak perlu takut tersasar karena kita akan melihat dan menemukan hal tak terduga. Dari pengalaman saya, kebanyakan sih, saya menemukan hal yang menyenangkan dibandingkan hal yang mengerikan. 

Candelaria, Pusat Kota Populer dengan Daya Tarik Bangunan Kolonial
Mengunjungi Bogotá tanpa menginjakkan kaki di daerah Candelaria, sama dengan memakan masakan lokal tanpa garam. Hambar. Daerah Candelaria yang populer, mempunyai daya tarik magis yang kuat. Tidak hanya turis yang tumpah ruah di daerah kolonial tersebt, penduduk lokal pun turut memenuhi daerah yang terdapat Plaza Bolivar itu.




Disini, nih, kita wajib hati-hati dengan barang bawaan. Seperti di daerah manapun di seluruh dunia, selalu saja ada kesempatan untuk orang berbuat jahat. Entah itu dicopet atau ditodong. Bukan menakut-nakui, lho, karena sata melihat sendiri ada orang ditodong. Rasanya ma minum pil hilang saat itu juga. 

Montserrate, Melihat Keindahan Bogotá dari Ketinggian
Salah satu simbol kebanggaan Bogotá adalah Montserrate yang berada di ketinggian kota. Dari sini, kita bisa melihat kota Bogotá 180 derajat. Selain alam sekitar yang indah, Montserrate juga merupakan tempat ziarah yang banyak dikunjungi. 



Bogotá itu:

  • Salah satu kota besar di amerika latin yang sudah saya kunjungi, selain São Paolo.
  • Hawanya yang sejuk dengan angin sepoi-sepoi.
  • Jauh dari image berbahaya yang disajikan 15 tahun yang lalu, tetapi kita harus tetap hati-hati dan waspada, ya..
  • Makanan dan minuman lokal yang cocok dengan lidah orang Indonesia.
  • Menawarkan banyak tempat menarik yang tertata dan terjaga kebersihannya.
  • Menawarkan aroma kopi terbaik yang pernah saya nikmati.
  • Angkutan umum yang meiah dengan berbagai stiker jurusan dan tujuan.
  • Budaya antri yang sangat tinggi di berbagai tempat umum.
  • Keramahan penduduk lokal yang semakin menghapus image berbahaya. Lagi-lagi kita jangan terlena menerima kebaikan penduduk lokal, sih. Intinya, ikutin kata hati jika ngin berbaur dengan penduduk lokal.
  • Jika kita tidak berbahasa spanyol, bahasa inggris masih ditoleransi oleh sebagian besar penduduknya
Bogota, akhir desember 2007

Foto peta: google maps