Like

Selasa, 13 November 2012

II. 3. Orientasi Paris

Setelah selesai orientasi sekolah, saya menghabiskan waktu sesiangan berjalan-jalan di sekitar sekolah. Lokasi sekolah yang strategis terletak di jantung kota Paris. Butik-butik rancangan desainer ternama terpampang rapi. Yang tadinya hanya saya bisa saya lihat di majalah, saat ini saya berdiri tepat di depannya. 

Bangunan-bangunan tua yang berusia ratusan tahun berdiri kokoh dan terawat rapi dengan detil pahatan-pahatannya di setiap sudut. Halte-halte bus terjaga kebersihannya serta ketertiban para penumpangnya untuk antri tenang dan teratur untuk naik ke dalam bus. 


Saya memilih berjalan kaki menuju stasiun kereta bawah tanah yang terletak tidak jauh dari sekolah. Tetapi saya memilih 3 stasiun lebih jauh agar saya bisa menikmati sekeliling serta menyeberang ke kantor perwakilan rakyat Prancis yang terletak di pinggir taman yang sangat luas. Udara musim dingin yang menusuk tulang terlupakan oleh kekaguman di sekitar taman. Luxembourg yang luas dan tertata rapi dari segi arsitekturnya.

Meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki menuju ke arah Sungai Seine saya lakukan dengan senang hati. Sungai anggun yang membelah kota Paris ini berhasil memisahkan arogansi bagian kiri dan kanan kota Paris.

Memisahkan pola pikir para bangsawan, seniman, filosof atau pun perancang mode dunia.

Di tengah sungai tersebut, ada sebuah pulau kecil yang dipercaya sebagai asal muasal kota Paris. Dari 0 km, yang merupakan titik nol di depan Katedral Notre-Dame. Jika kita menginjakkan kaki di titik Nol tersebut, menurut kepercayaan, akan kembali lagi ke kota cantik ini.

Jika ditelaah lebih lanjut, sejarah kota Paris ini sangat kaya dan berhasil mengubah pola pikir dunia.


Katedral Notre-Dame yang terletak di Île de la Cité  yang membelah Sungai Seine.

Siapa yang tidak mengenal kota cantik ini gumam saya dalam hati. Pusat kota mode dunia. Kota sejuta cahaya. Kota romantis tujuan utama bulan madu. Kota tempat menemukan tambatan hati. Kota karya seni para seniman dunia sampai kota demonstrasi sosial. Bahkan terselip sejarah islam yang menjadi inspirasi arsitektur dan sejarah kota indah ini.

Jujur saja, bagi kita yang belum pernah menginjakkan kaki di Paris atau di Prancis bagian mana pun, kota ini mempunyai daya tarik yang luar biasa. Coba tengok lagi film-film yang pernah kita tonton, yang memilih kota Paris sebagai latar belakangnya? Atau jika kita mengingat berbagai iklan kosmetik dan mode, semuanya berlatar kota Paris.

Museum Louvre yang menyimpan maha karya seniman dunia. Salah satunya adalah Lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci.

Tak hanya memanjakan mata akan keindahan kotanya, Paris juga boleh dikatakan pusat museum dunia yang menakjubkan. Seperti halnya Museum Louvre, yang di dalamnya terpampang senyuman misterius Monalisa karya Leonardo da Vinci.

Paris benar-benar memanjakan kita dengan kehidupan seni. Saya yang baru beredar di kota sejuta cahaya saja, terpesona dibuatnya. Karena, sejauh mata memandang dan sejengkal kita melangkah, maha karya seni bersama kita.

(Untuk arsitek kota Paris yang jenius)

Cerita Lanjutan:
http://puruhita-journey.blogspot.mx/2012/11/ii-4-four-weeks-paris-told-me.html

2 komentar:

  1. siang mba

    saya bima, saya boleh minta e-mail mba tidak? saya ingin bertanya tentang perjalanan mba sampai bisa dapat lanjut pendidikan di France

    merci mba

    BalasHapus
  2. Hello Bima rangga. Ini alamat email saya: puruhita.sardjan@gmail.com
    Silakan email jika ada yg ingin ditanyakan.
    Bonne journée!

    BalasHapus