Like

Minggu, 07 Desember 2014

XIV. 19 (Prancis): Daftar Ulang Sekolah di Universitas Prancis

Hai...hello...bonjour...

Nggak terasa hampir 4 bulan tidak update blog. Rasanya waktu berlalu cepat sekali. Baru beberapa bulan lalu merasakan musim panas dengan hangatnya sinar matahari, sekarang di Prancis sudah masuk musim dingin. Matahari terbit dan terbenam lebih cepat (ini cocok buat yang ingin membayar puasa ramadhan kemaren, hehe...karena di musim dingin, waktu berpuasa lebih pendek).

Setalah membahas beberapa tentang realitas kehidupan sesungguhnya di Prancis yang keras yang berhubungan dengan pekerjaan. berikut ini saya akan bercerita tentang tahapan daftar ulang sekolah bagi sebagian besar mahasiswa di Prancis yang dimulai sejak sept lalu.

Kembali ke Sekolah

Bukan saya yang kembali menjadi anak sekolah, melainkan beberapa adik yang diterma sebagai mahasiswa Master (S2) di salah satu universitas negeri di Paris. Kelihatan seru dan mentereng, ya, dia bisa melanjutkan sekolah master di Paris? Nanti dulu. Kita harus lihat perjuangan dia sebelum benar-benar menginjak dan terdaftar di Universitas Paris.

Beasiswa dan Biaya Sendiri

Ada perbedaan perlakukan untuk tahapan administrasi bagi penerima beasiswa pemerintah Prancis dan pemerintah Indonesia. Bedanya adalah bagi para penerima beasiswa pemerintah Prancis mendapat perlakuan khusus untuk biaya pendaftaran dan uang sekolah dengan potongan biaya yang hampir setengahnya dari biaya biaya normal. Lalu untuk mendapatkan tempat tinggal di asrama mahasiswa, penerima beasiswa pemerintah Prancis mendapat priorotas atau bahkan diurus langsung oleh badan pemberi beasiswa.

Lain cerita dengan mereka yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia atau dengan biaya sendiri. Mereka ini diperlakukan normal dan sama dengan mahasiswa lainnya. Maksudnya, besarnya uang pendaftaran sekolah dan biaya kuliah serta mencari dan mendapatkan tempat tinggal tidak mendapatkan perlakukan khusus alias harus bergerilya mencari sendiri.

Persiapan keberangkatan yang super rempong

Tahukah Anda untuk mengurus administrasi yang dibutuhkan untuk keberangkatan memakan waktu, tenaga dan pikiran yang membuat stres? Di antara pekerjaan kantor yang terus berjalan, si adik-adik ini harus bisa membagi waktu mendalami bahasa prancis, mempersiapkan aneka kebutuhan pribadi sebelum keberangkatan sampai berurusan dengan administrasi di jajarannya, mengurus administrasi sekolah dan mengurus visa ke Kedutaan Prancis. 

Semuanya itu adalah bagaikan mata rantai yang tidak boleh putus karena satu dokumen berhubungan dengan dokumen yang lain.

Saya sebagai sang kakak hanya bisa menyemangatinya, berdoa untuk kelancarannya dan membantu semaksimal mungkin ketika sang adik tiba di Paris. Sedangkan untuk segala macam urusan di Indonesia, sang adik harus mengurusnya sendiri.

Arrived in Paris!

Akhrinya, saat yang dinantikan tiba: adik-adik tiba di Paris dengan selamat. Lalu? Ya, justru inilah tahapan kehidupan yang baru dimulai. Walaupun di Indonesia sudah melalui masa rempong sebelum keberangkatan, bukan berarti di Paris urusan si adik beres, hehe.

Setelah di Paris, si adik belum bisa tinggal di apartemen sendiri karena prosesnya tidak mudah. Karena itu, saya menaruh dia di salah satu keluarga prancis yang saya kenal baik. Nah, ini yang tidak gampang dilakukan karena tempat tinggal adalah hal utama yang harus dipikirkan sebelum berangkat ke Paris. 

Disarankan memang mempunyai kenalan atau kontak yang dikenal baik. Karena, kan, ibaratnya kita masuk ke negara orang yang kita tidak kenal sama sekali. Mana mungkin kita melakukannya sendiri. Karena itu, mempunyai kenalan dan kontak dengan keluarga prancis sangat disarankan. Dan tidak lupa kita menjaga silaturahmi dan menjaga hubungan baik karena kita tidak pernah tahu bagaimana nasib kita di negara orang lain. 

Dan tentu saya tidak berani sembarangan memberi kontak atau memberi rekomendasi kepada keluarga prancis jika saya tidak mengenalnya dengan baik.


Proses administrasi sekolah di Universitas Paris

Setelah sehari tiba di Paris, saya menemani adik-adik untuk daftar ulang ke sekolahnya. Setelah membayar uang sekolah setahun, biaya ekstrakurikuler dan biaya kesehatan, adik-adik mendapatkan kartu pelajar. Dia pun resmi terdaftar sebagai siswa di Universitas Paris. Setelah itu, sang adik harus menghubungi sekretaris jurusan untuk mendapat jadwal matrikulasi dan jadwal pelajaran selama 1 semester dan bertemu dengan para dosen.

Ya, di Paris ini, sistema pendidikannya sangat diutamakan oleh pemerintah. Dengan fasilitas yang spektakular, para siswa hanya dikenakan biaya yang sangat murah untuk pendidikannya. Adik saya pun takjub dengan orientasi sekolah yang lebiih mengacu pada pola yang lebih mendidik. 

Tidak ada ospek yang tidak perlu yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan perkuliahan. Orientasi sekolah ini lebih kepada perkenalan kampus, letak-letak gedung, perkenalan kepada seluruh dosen dan staf administrasi, cara meminjam buku di perpustakaan, kegiatan ekstrakurikuler sampai tempat praktikum. Dan nilai lebihnya adalah kita bisa bebas berdiskusi dan bertanya kepada dosen yang sesuai dengan mata kuliah yang kita pilih.

Aneka dokumen dan menata hidup

Setelah urusan administrasi dan orientasi sekolah yang sudah dijalani, satu-satu urusan untuk menata hidup di Paris mulai berjalan pada ´rel-nya´. 

Urusan berikutnya adalah asuransi kesehatan, mencari tempat tinggal sendiri sambil beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan masyarakat Paris itu sendiri. Memang tidak mudah melakukannya sekaligus. 

Tetapi lagi-lagi, kan, keputusan untuk menempuh pendidikan di luar Indonesia pasti ada konsekuensinya. Dan kita harus mau bergerak dan berkorban. Toh untuk masa depan kita sendiri.

Adik-adik saya pun mulai memahami ritme kehidupan ibukota Prancis ini. Semua orang sibuk dan fokus pada kepentingannya. Tergantung kita menilainya mereka fokus dengan urusan sendiri atau egois mementingkan diri sendiri. Jawabannya adalah dari sudut pandang masing-masing individu yang menjalani dan menilainya.

Jadi, siapkan Anda menjadi salah satu anak sekolah di Universitas Paris?


*Bon courage Bayu, Dita dan Sella...adik-adik yang sedang berjibaku menempuh pendidikan di Paris. Kerja keras kalian akan berhasil di tahun-tahun mendatang. 

Rabu, 13 Agustus 2014

XIV. 18 (Prancis): Karier & Profesi Pramuniaga Toko, Kasir, Pelayan Resto sampai Cleaning Service (Bag. 7)

Masih tentang pembahasan Karier, Pekerjaan dan Mengurus Rumah Tangga. Memang panjang jika kita membahasnya secara detil dan satu per satu. Saya sengaja mengangkat topik ini karena isi blog saya tidak melulu tentang plesiran, jalan-jalan dan hal-hal yang berhubungan dengan turisme saja. 

Saya ingin bervariasi dan berbagi topik lainnya. Alasannya sederhana karena saya bukan turis di Prancis. Melainkan memutuskan tinggal di Prancis lagi setelah 9 tahun berlalu dan beradaptasi dengan budaya Prancis dan masih terus belajar memahami segala sistem kehidupan di Prancis.

Saat ini topik yang masih ingin saya bahas adalah masih tentang Karier dan Pekerjaan di Prancis, yang mempunyai penilaian lain dari sudut pandang kebanyakan orang Indonesia yang belum pernah merasakan tinggal di Prancis atau di Eropa pada umumnya. Yang mengenal Prancis dan Eropa melalui media atau bahkan berkunjung hanya sebagai turis. Tentulah berbeda sudut pandang kehidupannya.

Bukan bermaksud merendahkan sudut pandang yang berbeda, melainkan membuka mata akan profesi-profesi yang dianggap sebelah mata di Indonesia, kebalikannya di Prancis, profesi-profesi tersebut tetap mendapatkan sejajar dengan profesi apapun. Karena pada dasarnya, apapun profesi dan pekerjaan Anda tetap mulia dan tidak dipandang sebelah mata.

Setelah profesi pembantu rumah tangga dan penjaga/pengasuh anak yang masih dianggap remeh/dianggap kurang bonafid adalah menjadi pramuniaga toko, kasir supermarket, pelayan restoran sampai cleaning service hotel/restoran/kantor.

Banyak juga orang asing yang mengerjakan profesi di atas, tak terkecuali orang Indonesia yang merantau ke Prancis, baik itu mereka yang sedang menempuh pendidikan, merantau karena mencari pekerjaan atau memang bersuamikan orang prancis.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut memang jauh dari pekerjaan orang kantoran, di gedung-gedung bertingkat di kawasan bergengsi di Jakarta atau di kota-kota lain di Indonesia. 

Seperti yang sudah saya tulis di bagian-bagian sebelumnya jika Anda menyimak, pekerjaan apapun di Prancis sama mulianya. Karena diatur oleh Undang-undang dan ada standar gaji minimal dengan standar waktu bekerja. Dan jangan lupa bahwa mereka juga memiliki hak berlibur setidaknya 5 minggu dalam setahun dan tetap mendapatkan gaji!

Mereka yang bekerja sebagai profesi-profesi di atas berhasil menjalani hidupnya, berhasil memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa meminta-minta bantuan dari pemerintah dan juga berhasil hidup mandiri bahkan turut berperan dalam belanja rumah tangganya. Yang lebih fantastis lagi, mereka berhasil membantu keluarga di Indonesia bahkan berhasil menabung untuk liburan ke Indonesia atau ke negara-negara lain berkat kerja kerasnya.

Karena itu standar pekerjaan dan gaji antar negara tentu berbeda-beda. Profesi-profesi yang dianggap remeh atau hina tetapi berhasil membangun hidup semua orang di Prancis atau di negara-negara eropa lainnya, yang belum tentu akan sama hasilnya di Indonesia. Di Indonesia pun, jika kita mempunyai pekerjaan bagus, belum tentu kita memilliki standar gaji layak bahkan sampai bisa menikmati liburan ke seluruh Indonesia atau ke luar negeri.

Nah, pesan moral saya adalah sebaiknya tidak meremehkan jenis pekerjaan apapun, terlepas itu di Prancis, di Indonesia atau di negara manapun. Apapun jenis profesi dan pekerjaan yang kita pilih atau orang lain pilih adalah pilihan hidupnya sendiri. Kita tidak berhak menilai kelemahannya saja, menilai keburukannya saja atau menganggapnya rendah hanya demi harga diri dan gengsi.


Setuju?

XIV. 18. (Prancis): Profesi Pembantu Rumah Tangga, Penjaga/Pengasuh Anak (bagian 6)

Nah, tentu Anda para pembaca sudah mempunyai sedikit dan banyak gambaran tentang kehidupan karier dan pekerjaan di Prancis serta mengurus rumah tangga. Yang saya mau bahas lebih lanjut lagi adalah tentang peluang menjadi pembantu rumah tangga yang bekerja di waktu tertentu atau menjadi babysitter.

Sudah dibahas di atas tentang sulitnya mencari pekerjaan sesuai keinginan kita di Prancis, lalu tentang  kerepotannya para orangtua di Prancis yang memutuskan bekerja tapi mereka memiliki anak. Yang mau tidak mau harus menitipkan anak-anak mereka di tempat penitipan anak atau pengasuh anak atau meminta jasa babysitter atau pengasuh anak untuk menjemput anak-anak dari sekolah.

Nah, bagi sebagian orang asing (atau bahkan orang Prancis sendiri) yang kesulitan mencari pekerjaan sesuai dengan keingian mereka, setidaknya mereka bisa melihat  hal ini sebagai peluang untuk menjadi pembantu rumah tangga atau pengasuh anak.

Jam kerjanya tidak melulu setiap hari dan setiap waktu, jadi kita bisa mengatur waktu kapan kita bekerja tanpa mengabaikan keluarga kita sendiri.

Memang, sih, profesi pembantu rumah tangga atau pengasuh/penjaga anak sepertinya rendah dan tidak mungkin kita lakukan di negeri sendiri. Tetapi, jika profesi tersebut mendapat kompensasi atau gaji minimal sesuai yang ditetapkan pemerintah serta termasuk ke dalam profesi yang dihargai di Prancis, akhirnya banyak juga dilakukan oleh para wanita asing.

Untuk kebanyakan orang Indonesia sendiri yang saya jumpai, banyak juga yang melakukan pekerjaan ini. Mereka melakukannya sebagai pekerjaan sampingan. Misalnya mereka anak sekolah yang sedang menempuh pendidikan di Prancis dan memerlukan uang ekstra, mereka memilih untuk menjadi pengasuh anak/penjaga anak beberapa jam sehari. Lumayan untuk menambah uang saku.

Begitu pun dengan mereka yang memilih profesi menjadi pembantu rumah tangga dengan membersihkan rumah orang lain atau membantunya menyetrika dan dihitung jam-jaman. Hasilnya lumayan untuk menambah uang belanja atau membeli tas merek tertentu tanpa meminta suami.

Tetapi, balik lagi ke mentalitas individu masing-masing. Tentu ada yang merasa gengsi, malu, merasa rendah diri atau takut jadi bahan cemo´oh orang lain. Apalagi jika mereka yang dulunya mempunyai karier dan pekerjaan bagus di Indonesia, lalu berubah profesi menjadi pembantu rumah tangga atau pengasuh anak? Ditambah lagi jika sang suami memiliki kedudukan penting di perusahaannya, masak istrinya menjadi pembantu atau penjaga anak? Siapkah Anda atau kita sendiri melihat penilaian orang lain?

Saya tekankan bahwa selama pengalaman hidup di Prancis, pekerjaan apapun sama mulianya karena seluruh profesi dilindungi Undang-undang dan ada aturan jelas untuk gaji minimal dan waktu bekerja yang dilindungi pemerintah. Jadi tidak ada istilah terhina, rendah diri atau merasa tidak berguna jika Anda melakukan pekerjaan tersebut.

Di blog berikutnya, saya akan membahas profesi lainnya yang seringnya dianggap remeh dan rendah oleh sebagian besar orang Indonesia yang tidak mengerti tentang sistem kehidupan dan pekerjaan di Prancis atau di Eropa tepatnya: menjadi pelayan restoran, pramuniaga toko, kasir supermarket sampai cleaning service hotel/rumah sakit/restoran/kantor.

(Untuk para perantau dari seluruh dunia, khususnya untuk teman-teman seperjuangan di Prancis, yang tidak pernah menyerah untuk bertahan dan beradaptasi dng kehidupan Eropa yang tidak mudah. Prancis selalu membuka pintunya lebar-lebar untuk mereka yang mau bekerja keras)

XIV. 17. (Prancis) : Antara Karier, Pekerjaan, Mengasuh Anak dan Mengurus Rumah Tangga (Bag. 5)


Karier dan pekerjaan di negara Prancis masih menjadi topik saya. Jangan bosan, ya. Karena seiring dengan berjalannya waktu tinggal di Prancis, tentu kita semakin mengenal budaya sehari-hari, kebiasaan orang Prancis sampai sulitnya mencari pekerjaan.

Di bagian-bagian sebelumnya, sudah saya jelaskan beberapa poin penting tentang sulitnya mencari pekerjaan atau meneruskan karier di Prancis. Selain ijazah pendidikan dan pengalaman kerja yang kita peroleh di luar prancis, kendala bahasa juga tentunya punya andil.

Tahukah Anda apa yang dilakukan sebagian besar para wanita asing yang beristrikan orang Prancis ketika mereka telah lelah mencari pekerjaan sesuai dengan keinginan dan pengalaman mereka namun mereka tidak mendapatkannya?

Sebagian memilih untuk tidak bekerja tanpa gaji alias menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak. Mau saya tekankan di sini bahwa pilihan menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak adalah pilihan dan pekerjaan mulia. Karena, tahukah Anda bahwa profesi apapun dihargai di Prancis? Menjadi ibu rumah tangga dengan mengurus rumah, anak dan suami termasuk dalam katergori pekerjaan di Prancis. 

Jika kita ingin mendapat gaji, kita bisa melamar menjadi pembantu rumah tangga dan babysitter untuk orang lain dan tentunya mendapat gaji. Tetapi, pernah terpikirkah oleh kita bahwa misalnya kita memilih bekerja karier di Prancis, lalu siapa yang mengurus rumah dan anak-anak? Pilihannya adalah kita mengerjakan semuanya sendiri dan berbagi tugas dengan suami. Tetapi, tidak mungkin, kan bekerja sambil mengurus anak sehari-hari dan membereskan pekerjaan rumah?

Karena itu, profesi sebagai pembantu rumah tangga dan pengasuh anak termasuk pekerjaan yang paling dicari di Prancis. Dan tentu kita mendapat gaji yang optimal dengan gaji mínimum per jam yang telah ditentukan oleh negara.

Bayangkan jika Anda memutuskan untuk berkarier dan bekerja kantoran, siapa yang mengurus anak-anak Anda? Jika bekerja menjadi pilihan Anda berdua dan Anda telah memiliki anak, maka ada kategori untuk menitipkan si anak:

  •    Usia 3 bulan – 3 tahun, Anda bisa medaftarkan dan menitipkan mereka di tempat penitipan anak (biasanya penitipan anak ini milik pemerintah) yang terletak dekat dengan domisili Anda. Untuk mendapatkan tempat untuk Anda di tempat penitipan tersebut, Anda harus mendaftarkannya jauh-jauh hari karena jumlah tempat terbatas. Selain itu juga dilihat dari status pekerjaan dan penghasilan Anda dan suami. Besarnya biaya tempat penitipan anak bervariasi, tergantung dari penghasilan gabungan Anda dan suami. Jika gaji Anda berdua dinilai cukup besar, maka Anda harus membayar lebih mahal. Tetapi jika gaji Anda berdua dinilai di bawah standar, maka biaya penitipan akan lebih murah. Prancis memakai tarif progresif untuk menentukan besarnya biaya penitipan anak bagi masing-masing orang tua.
  •    Usia 3-6 tahun, maka sudah termasuk ke kelompok anak-anak TK. Akan lain lagi aturannya karena hitungannya, mereka sudah bersekolah. Dan setelah waktu sekolah selesai, mereka akan dititipkan ke tempat penitipan anak yang kategori kelompok usia yang sama.
  •     Usia anak 6 tahun ke atas, biasanya waktu sekolah mereka akan lebih lama dan mereka akan tinggal di sekolah seharian, hampir sama dengan waktu bekerja orang tua. Jadi, mulai di usia 6 tahun ini, jasa tempat penitipan anak hampir tidak diperlukan. Tetapi orang tua harus tepat waktu menjemput sang anak. Jika tidak, akan ada sangsi dari pihak sekolah. Jika jam bekerja Anda tidak memungkinkan menjemput sang anak pulang sekolah, Anda bisa memakai jasa babysitter beberapa jam untuk menjemput anak dari sekolah dan menemaninya pulang ke rumah sampai Anda atau suami Anda pulang ke rumah.


Menjadi orangtua dan mempunyai anak lalu memutuskan untuk bekerja memang tidak mudah karena kehidupan di Prancis menuntut kita untuk melakukan segala sesuatunya dengan sendiri.

Sendiri disini maksudnya, dikerjakan antara Anda dan suami serta partisipasi anak-anak Anda. Pekerjaan domestik seperti memasak, menyiapkan makanan, membersihkan rumah sampai melakukan pekerjaan rumah lainnya memang dikerjakan sendiri. 

Jarang ada yang memiliki rumah tangga yang menginap di rumah seperti di Indonesia. Kalaupun beberapa keluarga memutuskan memiliki pembantu rumah tangga, si pembantu tidak bekerja setiap hari, melainkan ada jam-jam bekerjanya. Karena memang tarif mereka dibayar per jam. Misalnya si pembantu bekerja seminggu sekali dengan lama waktu 2 – 3 jam. Pekerjaan mayoritas yang dilakukan adalah bebenah rumah dan menyetrika. 

XIV. 16. (Prancis): Sulitnya Mencari Pekerjaan dan Meniti Karier (Bag. 4)

Nah, bagaimana dengan kita, nih, para wanita yang mengikuti suami ke negaranya? Dan tentu kita juga memulai karier dan mungkin juga posisi pekerjaan sudah cukup tinggi di Indonesia? Sayang, kan, jika harus meninggalkan semuanya dan memulai dari awal? 

Kekhawatiran yang lebih dalam lagi adalah apakah kita bisa bertahan dan survive di lingkungan yang sama sekali baru? Kalaupun kita tidak mempunyai karier atau posisi pekerjaan yang tinggi pun, tetap akan menjadi pertanyaan, akan ngapain nanti di negara suami?

Jalan keluarnya, apalagi jika bukan dipikirkan secara baik-baik dan secara matang? Keputusan akan mengikuti suami kan, bukan kita saja yang memutuskan, tetapi suami juga yang mempunyai peran penting untuk meyakinkan kita mengikutinya ke negaranya.

Oh iya, saya belum akan membahas lebih lanjut jika misalnya Anda dan suami memutuskan pindah ke negara lain, bukan ke negara suami, bukan pula negara Anda. Nah, lho! Hal ini lebih rumit lagi karena kan, adaptasinya dobel. Membentuk keluarga yang multi bangsa namun hidup di negara yang sama sekali berbeda. Nah, hal tersebut akan saya bahas di blog-blog selanjutnya, ya. Kita fokus yang di Prancis dulu.

Balik lagi tentang kepindahan bersama suami ke negaranya, menurut saya berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa contoh di sekitar, kita, nih, para wanita yang berkewarganegaraan asing yang harus lebih banyak mengalah. Tetapi bukan berarti kalah. Karena kan, akhirnya kita bisa sampai ke Prancis atas kesepakatan dan keputusan bersama. Kita tentunya yang harus lebih banyak beradaptasi dan harus mau berbaur dan menerima sistem kehidupan di negara suami. Belum lagi kita yang harus lebih banyak sabar dan bingung dengan kejadian sehari-hari, kebiasaan-kebiasaan yang sama sekali berbeda dengan di negara kita.


Tak perlu panik. Semua pakai proses dan waktu untuk adaptasi ini. Anda tidak perlu merasa sendirian. Kuncinya adalah komunikasikan segala sesuatunya pada suami Anda. Karena kalau kita diam saja, emosi akan menumpuk di kemudian hari dan tidak baik demi kelangsungan rumah tangga Anda berdua. Belum lagi jika ada kehadiran anak. Jadi, sebaiknya, apapun memang harus dibicarakan. 

Kebiasaan buruk kebanyakan orang Indonesia adalah menyimpan sendiri masalahnya, tidak membicarakan dengan suami tentang kesulitan-kesulitan dan keraguan-keraguan yang dihadapi dan seringnya kita malah cerita ke orang lain atau teman sesama orang Indonesia sendiri. 

Hal ini menurut saya kurang tepat karena kan, setiap orang atau rumah tangga mempunyai problematikanya masing-masing. Jadi, yang paling tepat adalah membicarakan dengan pasangan Anda. 

Jika bahasa menjadi kendala, gunakan bahasa yang dikuasai Anda berdua. Percaya, deh, hal ini akan membantu Anda mempercepat proses adaptasi tinggal di negara suami. Walaupun bercerita atau berbagi dengan teman sesama negara memang diperlukan, tetapi tidak perlu sering-sering. 

Sabtu, 09 Agustus 2014

XIV. 15 (Prancis): Memulai Kembali Hidup di Prancis (Bag. 3) Karier & Pekerjaan

Tentang Karier & Pekerjaan

Jika dari segi karier, mungkin Anda yang sudah mempunyai karier bagus di Indonesia atau di negara lain, akan berpikir matang-matang sebelum ´nyemplung´ ke Prancis. 

Ketakutan dan kekhawatiran akan melakukan kegiatan apa atau akan bekerja di bidang apa tentu akan mengganggu pikiran Anda. Dan harap diingat bahwa bekerja di Prancis, syarat mutlak berbahasa prancis adalah tidak bisa ditawar lagi. 

Walaupun perusahaan multinasional atau perusahaan internasional yang didominasi bahasa inggris sebagai bahasa internasional, tetap saja kemampuan bahasa prancis tetap dinomorsatukan. Karena itu tak jarang orang-orang asing yang ´stuck´ dengan hal ini. Kalaupun mereka bisa bekerja di Prancis tetapi tidak berbahasa  dengan baik, kebanyakan dari mereka memiliki posisi tinggi atau pemberi keputusan.

Pekerjaan atau karier yang Anda rintis di Indonesia, misalnya saya memberi contoh: manajer suatu bank nasional atau kepala bagian di suatu perusahaan asuransi multinasional atau manajer marketing suatu perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia. Sebelum Anda meninggalkan karier dan pekerjaan Anda demi mengikuti suami ke negaranya, tentu Anda sudah memikirkan dengan matang.

Dengan posisi pekerjaan yang cukup tinggi, tentu Anda berfikir bisa melanjutkan pekerjaan ini di Prancis. Tidak semudah itu. Karena, walaupun Anda telah memiliki ijazah sarjana maupun master dari universitas/ pendidikan tinggi di Indonesia, belum tentu diakui di Prancis. Perlu penyetaraan ijazah yang telah diraih di negara asal di lembaga resmi pemerintah Prancis. Ditambah lagi, walaupun pengalaman dan posisi pekerjaan Anda di Indonesia sudah cukup tinggi, belum tentu ada jaminan bisa diperhitungkan di Prancis.  Apalagi jika Anda tidak menguasai Bahasa prancis.

Kendala-kendala inilah yang menyulitkan dan menyudutkan kita sebagai bangsa pendatang yang ingin melanjutkan hidup di Prancis namun tetap bisa melanjutkan karier professional. Sayangnya sistem pendidikan dan pekerjaan di Prancis tidak mudah dan tidak sama dengan di negara kita.


Karena itu, saya mulai mengerti mengapa banyak wanita asing yang depresi karena mereka dulunya mempunyai karier dan posisi penting di negara asalnya. Tetapi, ketika tinggal di Prancis mengikuti sang suami, mereka bukan siapa-siapa, bahkan sulit mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan posisi pekerjaan seperti di negara asalnya.

Artikel Terkait:


XIV. 14 (Prancis): Memulai Kembali Hidup di Prancis (Bag. 2)

Di Prancis, mempunyai pekerjaan adalah suatu keharusan (atau pilihan). Bukan masalah status sosial dan gaji yang didapat, tetapi untuk menutupi kebutuhan hidup yang semakin hari semakin mahal. Selain itu juga menjaga ´image´ bahwa kita bukanlah termasuk barisan orang asing yang menumpang hidup di Prancis dengan memanfaatkan sistem bantuan yang disediakan pemerintah Prancis. Sebisa mungkin dihindari selagi kita bisa berusaha untuk hidup mandiri dan tidak tergantung kepada pemerintah.

Untuk menemukan pekerjaan di Prancis memang tidak mudah. Semua diatur dan memakan proses yang njlimet –menurut saya— serta banyak sekali dokumen penting yang diperlukan untuk memenuhi syarat perkerjaan. Apa saja?
  1. Izin tinggal. Sebagai orang asing yang menetap sementara di Prancis, kita diizinkan bekerja seperti orang Prancis lainnya. Tetapi yang membedakan adalah kita harus mempunyai izin tinggal yang disahkan dari kantor imigrasi bahwa kita diizinkan bekerja. Masalahnya, mengurus surat izin tinggal bagi pendatang memakan waktu berbulan-bulan. Walaupun dengan visa yang tertempel di paspor dan menerangkan kita bisa bekerja, dirasa tidak cukup bagi sebagian besar perusahaan. Ribet, kan?
  1. Asuransi. Mempunyai asuransi sosial adalah wajib hukumnya di Prancis bagi orang Prancis sendiri, orang asing yang berstatus menikah dengan orang prancis atau mahasiswa asing atau profesi lainnya. Intinya, siapapun yang datang ke Prancis dengan alasan apapun dalam jangka waktu lebih dari 3 bulan, diwajibkan memiliki asuransi sosial.
  2. Keterangan tempat tinggal. Tentu ini penting sebagai jaminan untuk menegaskan bahwa kita memang resmi mempunyai tepat tinggal (baik itu menyewa apartemen/rumah/memiliki sendiri) yang bisa diketahui dari kwitansi telepon lokal atau listrik atas nama kita sendiri.
  3. CV dan surat lamaran. Dua hal ini tak kalah penting karena menunjukkkan siapa kita, dari mana kita berasal, pendidikan dan ijazah yang diraih baik di Indonesia atau di luar negeri. Serta juga mengetahui rekam jejak pengalaman kita secara profesional sebelum kita menginjakkan kaki di Prancis.

Keempat dokumen tersebut di atas bisa dikatakan nyawa penting untuk memulai aktivitas di Prancis. Memang tidak mudah karena seringnya kita tidak bisa bekerja atau memiliki pekerjaan yang sama sewaktu kita di Indonesia atau di negara lain di mana kita bekerja secara profesional. Prancis pada umumnya sulit menerima karyawan asing yang tidak memiliki latar belakang pendidikan di Prancis atau tidak memiliki latar belakang bekerja di Prancis.

Dari pengalaman saya, sih, mereka takut mengambil resiko. Karena banyak pertimbangan tentunya. Seperti kita orang asing, tidak menguasai bahasa prancis dengan baik dan sempurna, tidak mempunyai pengalaman pendidikan tinggi di Prancis dan tidak memiliki pengalaman bekerja di Prancis.

Tetapi mungkin hal ini tidak terjadi jika kita mencobanya di Paris, yang merupakan kota besar, kota metropolitan dan biasa menerima orang asing. Yang saya bicarakan tentang kekhawatiran di atas adalah untuk di kota-kota di luar Paris yang memang tidak banyak memiliki lapangan pekerjaan untuk merekrut orang lokal maupun orang asing.

Depresi? Ya, pasti. Tapi nggak usah lama-lama sih. Nikmati hidup saja. Cari kegiatan yang menambah pikiran positif dan membuat jiwa kita tenang. Mendiskusikan masalah ini dengan suami juga penting, karena kan si dia juga yang akan mendukung apapun keputusan kita. Lagipula, resiko membawa kita ke negaranya tentu sudah diperhitungkan dengan matang. 


Artikel terkait: 
Bagian 1: Memulai Kembali Hidup di Prancis

XIV. 13. (Prancis): Kembali Memulai Hidup di Prancis (Bag. 1)

Jika Anda mengikuti cerita di blog, di akhir tahun 2013 saya memutuskan untuk kembali ke Prancis dan menetap di salah satu kota di Prancis Tenggara di Rangkaian Pegunungan Alpen. Yang menarik di sana adalah dekat dengan stasiun ski sehingga musim dingin lebih terasa menyenangkan dengan bermain salju dan menikmati pemandangan dari ketinggian dengan bermain ski.

Lagi-lagi jika Anda mengikuti cerita blog saya dari pengalaman pertama kali menginjakkan kaki di Eropa pada waktu Misi Budaya bersama Liga Tari Mahasiswa Krida Budaya Universitas Indonesia, lalu melanjutkan belajar bahasa Prancis di Paris sampai akhirnya merasakan menjadi bagian dari penduduk kota Paris. 

Kota cahaya yang menarik siapapun untuk mengunjunginya. Sampai kepada pengalaman bahwa menjadi turis di Paris berbeda sensasinya dengan menjadi bagian penduduk Paris. Kota cantik ini menjelma menjadi monster yang bersiap menelan hidup-hidup bagi siapapun yang memutuskan tinggal di sana yang tidak bisa bertahan hidup menghadapi segala romantika dan problematikanya.

Jadi, bisa dibilang kembalinya ke Prancis –walaupun bukan di Paris— dan menetap sementara di suatu kota, bukan pengalaman yang baru buat saya untuk beradaptasi lagi dengan tetek bengek Prancis.
Sewaktu pertama kali ke Prancis dan merasakan menjadi penduduk kota Paris dan menjadi anak sekolah –9 tahun yang lalu— tentu berbeda dengan adaptasi saat ini, yang bukan lagi anak sekolahan, yang bukan lagi penduduk kota Paris dan bukan lagi single.

Status baru inilah yang membedakan adaptasi dan urusan dokumen-dokumen administratif. Selain itu juga saya juga harus memikirkan untuk memiliki aktivitas agar tidak bosan. Karena tinggal di kota besar seperti Paris, tentu berbeda dengan tinggal di kota lain, walaupun sama-sama kota, tetap saja adaptasi dan sensasinya berbeda.

Yang menjadi kekhawatiran pertama adalah bukan masalah Bahasa, tetapi status sebagai orang asing yang mempunyai aktivitas atau tidak. Aktivitas di sini adalah pekerjaan. Nah, ini yang menurut saya sangat dituntut oleh keadaan masyarakat prancis saat ini. 


Artikel Terkait:

Jumat, 01 Agustus 2014

XIV. 12. (Prancis): Pernak pernik Menarik Prancis Selatan


Di blog-blog sebelumnya, saya telah berbagi cerita tentang beberapa pedesaan terindah di Prancis Selatan yang kami kunjungi. Tidak hanya arsitektur, pemandangan, makanan lokal yang menarik perhatian, namun juga beberapa detil yang juga indah untuk disimak.

Get lost di gang-gang kecil inii sungguh menarik sambil main petak umpet. 

Seperti tumbuh, tanaman dan buah-buahan yang tumbuh khusus di musim semi dan musim panas, seperti coquelicot, cherises, dan lavender khas daerah Prancis, tetapi juga detil arsitektur gang-gang kecil yang rapi dan bersih.


Prancis Selatan dengan pemandangannya yang cantik.


Dulu, yang menarik perhatian saya adalah arsitektur pintu dan jendela yang unik. Kali ini saya membawa Anda untuk menyusuri gang-gang kecil pejalan kaki yang indah, rapi dan bersih dengan warna cat yang meriah maupun warna alam.


Detil.detil indah inilah yang membuat betah di Prancis Selatan. Lebih hidup, lebih artistik dan nyaman untuk dikunjungi. Semoga saja, kami pun mempunyai kesempatan untuk merasakan tinggal di Prancis Selatan, daerah yang populer di segala musim bagi turis lokal maupun internasional.

XIV. 11. (Prancis): Les-Baux-de-Provence


Satu lagi daerah di Prancis Selatan yang kami kunjungi adalah Les Baux de Provence. Jaraknya yang dekat dengan pinggir laut Mediterania dengan pesona pemandangan kebun anggur dan perkebunan zaitun, membuat daerah ini menarik untuk dikunjungi.

Dengan jarak tempuh hampir 3 jam dari Grenoble, perjalanan dengan kendaraan tidak terasa melelahkan karena sepanjang jalan menuju ke daerah tersebut, kami dimanjakan oleh pemandangan indah terhampar luas yang menyejukkan mata.

Les-Baux-de-Provence merupakan kampung pedesaan yang menarik dengan benteng peninggalan Abad Pertengahan yang masih berdiri kokoh yang terletak di ketinggian yang termasuk daerah masif Alpilles. Dari ketinggian, kami bisa melihat dengan jelas kompleks pedesaan yang tertata rapi, apik dan bersih dengan hamparan perkebunan anggur dan zaitun.

Pedesaan Les-Baux-de-Provence.

Benteng Les-Baux-de-Provence menyajikan aneka pertunjukan seperti pada Abad Pertengahan, seperti para penduduk yang mengenakan kostum ala Abad Pertengahan, aneka permainan populer pada masanya sampai adegan perkelahian dan perang melawan musuh yang memasuki benteng. Cukup menghibur.

Pertunjukan karya Klimet di Carrieres des Lumieres dengan tata lampu.



Yang tak kalah menarik juga dari desa ini, ada pertunjukan Carrières des Lumières yag letaknya tidak jauh dari desa ini. Pada saat kami mengunjunginya, karya Klimt dan Vienna menjadi karya kehormatan dengan pameran lukisan pada dinding dengan efek tata lampu yang memesona. Kita diajak mengagumi karya-karya mereka melalui dinding yang seolah bergerak dan berganti-ganti karena efek tata lampu tersebut.



Foto peta:google

Rabu, 30 Juli 2014

XIV. 10. (Prancis): Pinggir Laut Mediterania: Port Camargue, La Ciotat dan Cassis


Musim panas di eropa, terutama di Prancis adalah suatu hal yang sakral untuk pergi berlibur. Mayoritas penduduk Prancis pasti merencanakan liburan besar mereka di musim panas antara bulan juli – agustus. Istilah Les Grandes Vacances.

Mayoritas penduduk Prancis pula menyukai pantai dan laut. Mereka lebih memilih berjemur, berdiam diri atau berenang-renang cantik di pantai. Karena itu, pantai dan laut di seluruh Prancis dijamin penuh sesak pada saat musim panas.

Bagi saya sendiri, Prancis adalah negara lengkap di eropa untuk menikmati keindahan alamnya sepanjang tahun. Musim dingin, kita bisa bermain ski di rangkaian Pegunungan Alpen. Musim semi, kita bisa menikmati bunga-bunga tumbuh di seluruh Prancis. Lalu musim panas, kita bisa hiking, camping, menikmati perkebunan lavender, perkebunan bunga matahari maupun perkebunan buah-buahan musim panas. 

Dan tentu saja bisa menikmati pantai dan laut. Tinggal memilih pinggir Pantai Mediterania atau pinggir Pantai Atlantik. Lalu ketika musim gugur, kita bisa menikmati perkebunan anggur yang siap panen, menikmati daun-daun berguguran dari kota-kota maupun pedesaan-pedesaan sambil memandangi pergantian warna daun.

Cassis dan pantainya.

Nah, menyambut musim panas kali ini, kami pun memilih pinggir Pantai Mediterania untuk menghabiskan akhir pekan bersama beberapa kerabat. Kami memilih Prancis Selatan. Ya, lagi-lagi daerah ini yang dekat dari tempat tinggal kami daripada kami harus menuju pinggir laut Atlantik.

Kami memilih kota pinggir pantai, La Ciotat dan Cassis. Kedua kota pinggir pantai ini mempunyai daya tersendiri dengan keindahan alam pinggir pantai yang indah serta warna air laut yang bikin betah untuk berendam atau hanya dinikmati sambil berjemur di tepi pantai.

Menikmati pantai di Port Camargue sambil bermain layang-layang di pinggir pantai.

Beda lagi dengan Port Camargue yang kami kunjungi untuk menikmati pantai tetapi juga bisa bermain laying-layang di pinggir pantai. Luas dataran pantai dengan pasir yang senada dengan warna gurun, kontras dengan warna air laut yang biru terang.

Jadi, musim panas kali ini kami memutuskan untuk menghabiskannya di Prancis saja. Banyak daerah menarik untuk dikunjungi.



Foto peta: google

XIV. 9. (Prancis): Loches. Istana Abad Pertengahan di Pays de la Loire

Daerah di Prancis yang kami kunjungi pada saat musim semi adalah kota Loches, kota di daerah Pays de la Loire, yang tekenal dengan banyaknya istana raja-raja dari zaman abad pertengahan sampai zaman keemasan. Daerah yang menjadi sumber sejarah Prancis, cerita rakyat sampai dongeng anak-anak ini selalu menarik untuk dikunjungi.

Loches, kota abad pertengahan di Pays de la Loire. Mirip negeri dongeng.

Ceritanya, kami memilih Loches adalah untuk tempat temu kangen beberapa keluarga prancis sewaktu kami sama-sama tinggal di Mexico. Dan kebetulan kami semua kembali ke Prancis namun tinggal di kota yang berbeda-beda. Untuk merajut tali silaturahmi, kami memutuskan untuk menghabiskan waktu akhir pekan bersama di daerah yang netral, yang letaknya di tengah-tengah dari tempat tinggal kami. Jadilah Pays de la Loire kami pilih untuk berkumpul.

Loches adalah kota kecil namun juga nama istana kecil zaman abad pertengahan yang masih berdiri kokoh di antara bangunan-bangunan yang didirikan kemudian. Loches masih menjadi keaslian istana lengkap dengan sejarah dan juga melestarikan aneka kegiatan seperti zaman pertengahan. Tujuannya apalagi jika bukan untuk melestarikan budaya agar tidak lekang oleh waktu.

Disinilah letak Loches.

Kami menikmati keindahan kota kecil ini dengan mengunjungi istananya yang cantik dan terawat rapi. Kesan seram dan kotor sangat jauh dari istana ini. Tentu saja istana harus terawat rapi karena memang primadona bagi turis lokal maupun turis internasional.

Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di Loches adalah tentu menikmatinya dengan berjalan kaki mengitari perkampungan, lalu kita juga bisa bersepeda di alam bebas nan luas.


Foto peta: vin-vinge.com via google


XIV. 8. (Prancis): Concarneau, kota pinggir pantai Atlantik

Adalah Concarneau, kota kecil di pinggir pantai Atlatik di daerah Bretagne, Prancis Barat, yang kami kunjungi di musim dingin di bulan februari untuk menghadiri pernikahan pasangan Indonesia-Prancis.

Sebagian besar dari kami atau bahkan Anda bertanya-tanya, mengapa pernikahan dilakukan di saat musim dingin? Bukan pada saat musim panas seperti kebanyakan pesta pernikahan di eropa? Jawabannya adalah karena pasangan yang menikah tersebut sangat sibuk bekerja di musim panas. Jadilah mereka mempunyai waktu libur pada saat musim dingin.

Concarneau dari pinggir pantai di musim dingin.

Kami yang baru saja menetap di Grenoble pun bela-belain untuk hadir, walaupun jarak cukup jauh, toh, masih di sekitar Prancis juga. Tetapi, jangan sedihhhhhh…jarak waktu tempuh nggak kalah lama dengan waktu tempuh ke luar negeri, hehe. Bahkan menurut kami, ke Milan, Italia lebih dekat dengan jarak tempuh 4 jam dengan berkendara.

Untuk mencapai Concarneau, kami memtuskan untuk naik kereta Grenoble – Paris, lalu dari Paris, kami menumpang mobil bersama teman-teman lain menuju Concarneau dengan jarak tempuh hampir 6 jam lebih. Lama, kan? Jika ditotal, kami menempuh perjalanan hampir 10 jam dari Grenoble ke Concarneau. Apa daya, pasangan yang menikah tersebut adalah teman baik kami, jadi ya pasti dibela-belain, dong.

Di sinilah letak Concarneau.. Jauh, kan, dari Grenoble?


Kesan tentang Concarneau sendiri adalah kota kecil di tepi pantai Atlantik yang ombaknya cukup keras dan tinggi. Ditambah kami datang pada saat musim dingin, tentu bukan waktu yang tepat untuk berjemur di tepi pantai menikmati sinar matahari 30 derajat.

Namun kami beruntung karena pada saat akhir pekan acara pernikahan, cuaca sangat cerah dengan sinar matahari yang royal, walupun kami harus menahan suhu 12 derajat, hehe..Semoga kami bisa berkunjung lagi di saat musim panas, berjemur di tepi pantai sambil menikmati makanan khas lokal yang lezat.



Foto peta: vin-vinge via google

XIV. 7. (Prancis): Gordes - Roussillon via Abbaye de Sénanque


Di Prancis Selatan, banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Pemandangan alamnya yang indah terhampar luas dengan perkebunan anggur, perkebunan zaitun dan aneka hasil perkebunan lainnya yang bisa kita nikmati sepanjang musim. 

Namun demikian, musim semi dan musim panas adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi beberapa daerah cantik ini, yang terkenal dengan tempat tinggal favorit para selebriti Prancis maupun selebriti dunia. Sebut saja Brad Pitt dan Angelina Jolie, yang memilih Prancis Selatan untuk tempat tinggalnya.

Tahukah Anda banyak sekali desa-desa di Prancis Selatan yang dinobatan sebagai pedesaan terindah? Tak mau ketinggalan menjadi saksi hidup mengunjungi desa-desa tersebut, kami pun mengunjungi Gordes dan Roussillon, dua pedesaan terindah yang kami pilih di antara belasan atau puluhan desa terindah di Prancis Selatan.

Gordes, salah satu pedesaan terindah di Prancis Selatan.


Berjarak sekitar 200an km dari Grenoble, tempat tinggal kami, dengan berkendara lebih dari 2 jam, akhirnya kami tiba di Gordes, desa terindah pertama yang kami kunjungi. Di suatu akhir pekan di musim semi, kami pun menyaksikan keindahan Gordes dari ketinggian dan beruntung sekali cuaca sangat cerah pada waktu itu.

Tidak hanya Gordes yang memang indah secara bentuk fisik arsitekturnya, tetapi juga perjalanan menuju ke Gordes juga tak kalah indah dengan hamparan perkebunan anggur yang tertata cantik dan rapi.

Abbaye de Sénanque: penghasil lavender terkenal

Meski hanya setengah hari mengunjungi Gordes, jangan lewatkan untuk mampir ke Abbaye de Sénanque, biara cantik abad pertengahan yang masih kokoh berdiri dan terawat sampai saat ini. Biara ini terkenal dengan perkebunan lavendernya yang cantik di musim panas. 


Abbaye de Sénanque dengan hamparan perkebunan lavender yang siap panen musim panas ini. 

Tak hanya lavender yang menjadi daya tariknya, tetapi juga sejarah biara itu sendiri. Terletak di tengah-tengah hutan dan jauh dari hingar bingar, biara ini sangat cocok untuk tempat menyepi dan menenangkan diri. Biara ini menyediakan penginapan dan kegiatan, seperti hiking. Jika sedang beruntung, kita bisa menyaksikan para biarawan melakukan kegiatan sehari-harinya. Tetapi jangan ajak mereka berbicara atau memotretnya, ya. Mereka menginginkan privasi.

Roussillon, desa merah bata yang memesona

Desa terindah lainnya di Prancis Selatan yang letaknya berdekatan dengan Gordes dan Abbaye de Sénanque adalah Roussillon. Kurang lebih 12 km dari Gordes, kami tiba di desa yang tanahnya didominasi warna merah bata merona.

Roussillon, kota merah bata yang memesona.


Yang menarik dikunjungi adalah daerah tanah merah yang warnanya bergradasi. Kita bisa menikmati daerah ini dengan berjalan kaki berundak-undak dengan rute mudah atau rute rumit. Tergantung pilihan kita.

Di sini, nih, letak Gordes dan Roussillon.


Roussillon memang tidak terlalu luas tetapi banyak tempat yang dikunjungi. Kami sengaja berjalan kaki seharian menjelajahinya. Mulai dari perkampungannya yang cantik, tertata tapi dan didominasi warna merah bata, terakota dan kuning gading, lalu berhenti menikmati kopi di teras café unik yang cantik. Setelah itu kami menjelajah perkebunan anggur dan buah-buahan musim panas yang sedang dalam pembuahan.

Nah, semoga Anda pun bisa menikmati pedesaan – pedesaan indah lainnya di Prancis Selatan.


Foto peta: vin-vigne.com via google


XIV. 6. (Prancis): Mornas, Benteng Penjaga Vaucluse


Up date blog yang akan datang, saya akan bercerita tentang kota-kota dan tempat-tempat menarik di Prancis yang saya kunjungi mulai awal tahun ini. Ya, karena kami memutuskan menetap di Grenoble, Prancis Tenggara, maka kesempatan untuk menjelajah wilayah Prancis terbuka lebar. 

Grenoble yang letaknya di rangkaian Pegunungan Alpen, ideal untuk bermain ski dan aneka olahraga musim dingin dan musim panas, juga berdekatan dengan wilayah Prancis Selatan, ideal untuk menghabiskan akhir pekan di pantai. Jadi, letak Grenoble sangat strategis untuk mencapai beberapa wilayah Prancis yang beraneka ragam dengan keindahan alamnya.

Di cerita blog sebelumnya, saya sudah bercerita tentang pengalaman bermain ski di rangkaian Pegunungan Alpen di musim dingin. Beberapa kali kami menghabiskan akhir pekan untuk bermain ski. Memasuki musim semi, kami ´bergerak´ ke arah Prancis Selatan dan Prancis Barat untuk mengunjungi pantai, kota-kota indah dan istana raja serta benteng di zaman abad pertengahan dan zaman renaisans.

Mornas: Benteng Penjaga Abad Pertengahan

Mornas adalah kota kecil di daerah Vaucluse, Prancis Selatan. Terkenal dengan benteng kokoh dan luas di atas ketinggian di Perbukitan Rhône, menjadikan Mornas tempat jaga-jaga dari serangan musuh pada abad pertengahan.

Mengintip Perbukitan Rhône dari benteng Mornas.

Tertariknya kami mengunjungi Mornas dan bentengnya yang terletak di ketinggian karena menarik perhatian dari pinggir jalan. Benteng yang kokoh berdiri tegak di tempat ketinggian seakan menegaskan bahwa dialah penguasa daerah Vaucluse.

Tidak salah memang memilih Mornas untuk menghabiskan suatu akhir pagi menjelang siang di suatu akhir pekan untuk menjelajah kompleks perbentengan yang dulunya merupakan tempat tinggal para bangsawan dan rakyatnya. 

Mornas dari salah satu sisi.


Untuk menuju benteng teratas, kita cukup berjalan kaki melewati daerah perkampungan yang masih terawat rapi dengan deretan rumah penduduk dan gang-gang kecil yang dicat berwarna-warni. Jalanan menanjak tidak terasa karena kami disuguhi pemandangan indah di sekeliling. Walaupun kami mengunjunginya di awal musim semi tahun ini, cuaca cerah berpihak kepada kami dan para pengunjung lainnya.

Letak Mornas di Prancis Selatan.

Benteng Mornas ini cukup luas. Setidaknya memerlukan waktu 2 jam untuk mengunjunginya dengan santai. Dari ketinggian benteng ini, kita bisa menyaksikan pemandangan luas terhampar daerah Vaucluse dengan Gunung Ventoux-nya dan alamnya yang indah.


Jika Anda sudah mengenal Prancis dan sudah mengunjungi Paris dan beberapa kota ikonik lainnya, lain waktu kunjungan, sebaiknya jadikan wilayah Prancis Selatan tujuan utama mengenal alam pedesaan Prancis. Dijamin Anda akan melihat Prancis dari sisi lain.

Foto peta: vin-vigne.com via google 

Senin, 28 Juli 2014

XIV. 5. (Prancis): Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H

Para pembaca setia blog, apa kabar? 
Sudah sebulan lebih saya tidak update blog. Saatnya kembali lagi dengan beberapa cerita.

Bulan Juni dan Juli adalah bulan sibuk di dunia. Tidak hanya di Prancis yang ramai dengan pesta menyambut musim panas, seperti Fête de la Musique (21 juni), lalu juga kegiatan tahunan yang mendunia: Tour de France (5 – 27 juli), lalu Fête Nationale (14 juli). Di KBRI dan konjen perwakilan Indonesia di eropa dan di dunia juga melaksanakan Pemilu Presiden (6 juli).

Di Indonesia pun demikian, tak kalah sibuknya. Yang masih hangat dalam perbincangan adalah kampanye para capres di bulan juni dan Pemilu (9 juli), lalu dimulainya bulan suci ramadan di akhir bulan juni dan Hari Raya Idul Fitri (28 juli).

Menu Idul Fitri hasil masakan sendiri. Walaupun di perantauan dan jauh dari tanah air, saya berusaha untuk menyajikan makanan khas Idul Fitri, Soal rasa? jelas beda! yang ini lebih enak, hehe..


Tak hanya kegiatan penuh kegembiraan, pesta demokrasi dan pesta rakyat, keadaan dunia pun tak kalah genting. Ya, ramainya penyerangan di Jalur Gaza antara Israel dan Palestina adalah kejadian yang tak diinginkan oleh umat manusia tetapi masih terus berlangsung. Walaupun sudah dilakukan mediasi, diplomasi ataupun cara damai, kenapa perang secara fisik yang masih dipilih? Ini tentu menjadi pertanyaan kita semua.

Yang kalah mengerikan peristiwa di dunia adalah kecelakaan pesawat di bulan juli yang jaraknya hanya hitungan kurang seminggu. Pesawat Malaysia Airline yang diduga ditembak misil di perbatasan Ukraina, kecelakaan pesawat di Taiwan dan yang terbaru adalah kecelakaan pesawat di Mali.

Tour de France, yang melewati depan rumah. Kami pun ikut menyemangati para peserta secara langsung! 


Kembali lagi dengan semangat Hari Kemenangan Idul Fitri yang dirayakan oleh umat muslim sedunia, hendaknya kita memikirkan kembali apa makna Idul Fitri itu sendiri. Budaya Idul Fitri di Indonesia adalah silaturahmi, saling memaafkan antara saudara, teman, tetangga dan sesama manusia. Selain itu juga tak ketinggalan acara kuliner dan masakan khusus khas Idul Fitri, yaitu aneka kue kering, ketupat, opor, rendang, lontong sayur. Tak ketinggalan adalah menunaikan zakat dan membagikan/menerima THR atau angpao atau apalah istilahnya bagi sebagian besar yang merayakannya.

Bagi saya sendiri, Idul Fitri adalah titik balik dan refleksi apa yang sudah saya lakukan untuk kebaikan bagi diri sendiri dan keluarga serta bagi orang banyak. Selain tentunya silaturahmi dengan keluarga besar, antar tetangga dan antar teman, makna Idul Fitri adalah berbagi. Berbagi dalam kebaikan, berbagi keikhlasan dan menguji kesabaran.

Idul Fitri kali ini kami merayakan dengan sederhana berdua di Prancis. Kami tidak pulang kampung ke Indonesia seperti tahun-tahun sebelumnya. Ini adalah pilihan. Walaupun demikian, tidak mengurangi niat kami berbagi dan bersilaturahmi dengan keluarga dan teman-teman. Kan, ada alat komunikasi canggih, mulai dari Skype, internet, telpon, whatsapp dan segala rupa jenis komunikasi langsung.

Yang saya rindukan adalah sungkem langsung kepada orang tua dan eyang putri yang masih hidup dan dalam keadaan sehat wal afiat. Itu saja.

Jadi, Idul Fitri kali ini penuh dengan makna perenungan dan kembali ke fitrahnya sebagai manusia. Apa yang sudah saya lakukan untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, lingkungan terdekat maupun orang banyak. Setidaknya tetap merenungi juga arti perdamaian dan toleransi yang tinggi untuk seluruh umat manusia di dunia agar terhindar dari kesalahpahaman, terjadinya perang atau hal-hal lain yang mengerikan yang tidak kita inginkan.

Yang terpenting adalah selalu menjaga sikap menuju kebaikan. Walaupun sulit dan banyak kekurangan, saya kira itu wajar kita sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Asalkan kita menyadari dan tidak menilai diri sendiri selalu lebih baik daripada orang lain.

Sekali lagi, Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin. Maafkan atas postingan yang kurang berkenan ataupun tulisan yang mungkin menyinggung perasaan para pembaca blog.

Salam damai!

Grenoble, Prancis, 28 juli 2014