Like

Rabu, 30 Juli 2014

XIV. 10. (Prancis): Pinggir Laut Mediterania: Port Camargue, La Ciotat dan Cassis


Musim panas di eropa, terutama di Prancis adalah suatu hal yang sakral untuk pergi berlibur. Mayoritas penduduk Prancis pasti merencanakan liburan besar mereka di musim panas antara bulan juli – agustus. Istilah Les Grandes Vacances.

Mayoritas penduduk Prancis pula menyukai pantai dan laut. Mereka lebih memilih berjemur, berdiam diri atau berenang-renang cantik di pantai. Karena itu, pantai dan laut di seluruh Prancis dijamin penuh sesak pada saat musim panas.

Bagi saya sendiri, Prancis adalah negara lengkap di eropa untuk menikmati keindahan alamnya sepanjang tahun. Musim dingin, kita bisa bermain ski di rangkaian Pegunungan Alpen. Musim semi, kita bisa menikmati bunga-bunga tumbuh di seluruh Prancis. Lalu musim panas, kita bisa hiking, camping, menikmati perkebunan lavender, perkebunan bunga matahari maupun perkebunan buah-buahan musim panas. 

Dan tentu saja bisa menikmati pantai dan laut. Tinggal memilih pinggir Pantai Mediterania atau pinggir Pantai Atlantik. Lalu ketika musim gugur, kita bisa menikmati perkebunan anggur yang siap panen, menikmati daun-daun berguguran dari kota-kota maupun pedesaan-pedesaan sambil memandangi pergantian warna daun.

Cassis dan pantainya.

Nah, menyambut musim panas kali ini, kami pun memilih pinggir Pantai Mediterania untuk menghabiskan akhir pekan bersama beberapa kerabat. Kami memilih Prancis Selatan. Ya, lagi-lagi daerah ini yang dekat dari tempat tinggal kami daripada kami harus menuju pinggir laut Atlantik.

Kami memilih kota pinggir pantai, La Ciotat dan Cassis. Kedua kota pinggir pantai ini mempunyai daya tersendiri dengan keindahan alam pinggir pantai yang indah serta warna air laut yang bikin betah untuk berendam atau hanya dinikmati sambil berjemur di tepi pantai.

Menikmati pantai di Port Camargue sambil bermain layang-layang di pinggir pantai.

Beda lagi dengan Port Camargue yang kami kunjungi untuk menikmati pantai tetapi juga bisa bermain laying-layang di pinggir pantai. Luas dataran pantai dengan pasir yang senada dengan warna gurun, kontras dengan warna air laut yang biru terang.

Jadi, musim panas kali ini kami memutuskan untuk menghabiskannya di Prancis saja. Banyak daerah menarik untuk dikunjungi.



Foto peta: google

XIV. 9. (Prancis): Loches. Istana Abad Pertengahan di Pays de la Loire

Daerah di Prancis yang kami kunjungi pada saat musim semi adalah kota Loches, kota di daerah Pays de la Loire, yang tekenal dengan banyaknya istana raja-raja dari zaman abad pertengahan sampai zaman keemasan. Daerah yang menjadi sumber sejarah Prancis, cerita rakyat sampai dongeng anak-anak ini selalu menarik untuk dikunjungi.

Loches, kota abad pertengahan di Pays de la Loire. Mirip negeri dongeng.

Ceritanya, kami memilih Loches adalah untuk tempat temu kangen beberapa keluarga prancis sewaktu kami sama-sama tinggal di Mexico. Dan kebetulan kami semua kembali ke Prancis namun tinggal di kota yang berbeda-beda. Untuk merajut tali silaturahmi, kami memutuskan untuk menghabiskan waktu akhir pekan bersama di daerah yang netral, yang letaknya di tengah-tengah dari tempat tinggal kami. Jadilah Pays de la Loire kami pilih untuk berkumpul.

Loches adalah kota kecil namun juga nama istana kecil zaman abad pertengahan yang masih berdiri kokoh di antara bangunan-bangunan yang didirikan kemudian. Loches masih menjadi keaslian istana lengkap dengan sejarah dan juga melestarikan aneka kegiatan seperti zaman pertengahan. Tujuannya apalagi jika bukan untuk melestarikan budaya agar tidak lekang oleh waktu.

Disinilah letak Loches.

Kami menikmati keindahan kota kecil ini dengan mengunjungi istananya yang cantik dan terawat rapi. Kesan seram dan kotor sangat jauh dari istana ini. Tentu saja istana harus terawat rapi karena memang primadona bagi turis lokal maupun turis internasional.

Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di Loches adalah tentu menikmatinya dengan berjalan kaki mengitari perkampungan, lalu kita juga bisa bersepeda di alam bebas nan luas.


Foto peta: vin-vinge.com via google


XIV. 8. (Prancis): Concarneau, kota pinggir pantai Atlantik

Adalah Concarneau, kota kecil di pinggir pantai Atlatik di daerah Bretagne, Prancis Barat, yang kami kunjungi di musim dingin di bulan februari untuk menghadiri pernikahan pasangan Indonesia-Prancis.

Sebagian besar dari kami atau bahkan Anda bertanya-tanya, mengapa pernikahan dilakukan di saat musim dingin? Bukan pada saat musim panas seperti kebanyakan pesta pernikahan di eropa? Jawabannya adalah karena pasangan yang menikah tersebut sangat sibuk bekerja di musim panas. Jadilah mereka mempunyai waktu libur pada saat musim dingin.

Concarneau dari pinggir pantai di musim dingin.

Kami yang baru saja menetap di Grenoble pun bela-belain untuk hadir, walaupun jarak cukup jauh, toh, masih di sekitar Prancis juga. Tetapi, jangan sedihhhhhh…jarak waktu tempuh nggak kalah lama dengan waktu tempuh ke luar negeri, hehe. Bahkan menurut kami, ke Milan, Italia lebih dekat dengan jarak tempuh 4 jam dengan berkendara.

Untuk mencapai Concarneau, kami memtuskan untuk naik kereta Grenoble – Paris, lalu dari Paris, kami menumpang mobil bersama teman-teman lain menuju Concarneau dengan jarak tempuh hampir 6 jam lebih. Lama, kan? Jika ditotal, kami menempuh perjalanan hampir 10 jam dari Grenoble ke Concarneau. Apa daya, pasangan yang menikah tersebut adalah teman baik kami, jadi ya pasti dibela-belain, dong.

Di sinilah letak Concarneau.. Jauh, kan, dari Grenoble?


Kesan tentang Concarneau sendiri adalah kota kecil di tepi pantai Atlantik yang ombaknya cukup keras dan tinggi. Ditambah kami datang pada saat musim dingin, tentu bukan waktu yang tepat untuk berjemur di tepi pantai menikmati sinar matahari 30 derajat.

Namun kami beruntung karena pada saat akhir pekan acara pernikahan, cuaca sangat cerah dengan sinar matahari yang royal, walupun kami harus menahan suhu 12 derajat, hehe..Semoga kami bisa berkunjung lagi di saat musim panas, berjemur di tepi pantai sambil menikmati makanan khas lokal yang lezat.



Foto peta: vin-vinge via google

XIV. 7. (Prancis): Gordes - Roussillon via Abbaye de Sénanque


Di Prancis Selatan, banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Pemandangan alamnya yang indah terhampar luas dengan perkebunan anggur, perkebunan zaitun dan aneka hasil perkebunan lainnya yang bisa kita nikmati sepanjang musim. 

Namun demikian, musim semi dan musim panas adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi beberapa daerah cantik ini, yang terkenal dengan tempat tinggal favorit para selebriti Prancis maupun selebriti dunia. Sebut saja Brad Pitt dan Angelina Jolie, yang memilih Prancis Selatan untuk tempat tinggalnya.

Tahukah Anda banyak sekali desa-desa di Prancis Selatan yang dinobatan sebagai pedesaan terindah? Tak mau ketinggalan menjadi saksi hidup mengunjungi desa-desa tersebut, kami pun mengunjungi Gordes dan Roussillon, dua pedesaan terindah yang kami pilih di antara belasan atau puluhan desa terindah di Prancis Selatan.

Gordes, salah satu pedesaan terindah di Prancis Selatan.


Berjarak sekitar 200an km dari Grenoble, tempat tinggal kami, dengan berkendara lebih dari 2 jam, akhirnya kami tiba di Gordes, desa terindah pertama yang kami kunjungi. Di suatu akhir pekan di musim semi, kami pun menyaksikan keindahan Gordes dari ketinggian dan beruntung sekali cuaca sangat cerah pada waktu itu.

Tidak hanya Gordes yang memang indah secara bentuk fisik arsitekturnya, tetapi juga perjalanan menuju ke Gordes juga tak kalah indah dengan hamparan perkebunan anggur yang tertata cantik dan rapi.

Abbaye de Sénanque: penghasil lavender terkenal

Meski hanya setengah hari mengunjungi Gordes, jangan lewatkan untuk mampir ke Abbaye de Sénanque, biara cantik abad pertengahan yang masih kokoh berdiri dan terawat sampai saat ini. Biara ini terkenal dengan perkebunan lavendernya yang cantik di musim panas. 


Abbaye de Sénanque dengan hamparan perkebunan lavender yang siap panen musim panas ini. 

Tak hanya lavender yang menjadi daya tariknya, tetapi juga sejarah biara itu sendiri. Terletak di tengah-tengah hutan dan jauh dari hingar bingar, biara ini sangat cocok untuk tempat menyepi dan menenangkan diri. Biara ini menyediakan penginapan dan kegiatan, seperti hiking. Jika sedang beruntung, kita bisa menyaksikan para biarawan melakukan kegiatan sehari-harinya. Tetapi jangan ajak mereka berbicara atau memotretnya, ya. Mereka menginginkan privasi.

Roussillon, desa merah bata yang memesona

Desa terindah lainnya di Prancis Selatan yang letaknya berdekatan dengan Gordes dan Abbaye de Sénanque adalah Roussillon. Kurang lebih 12 km dari Gordes, kami tiba di desa yang tanahnya didominasi warna merah bata merona.

Roussillon, kota merah bata yang memesona.


Yang menarik dikunjungi adalah daerah tanah merah yang warnanya bergradasi. Kita bisa menikmati daerah ini dengan berjalan kaki berundak-undak dengan rute mudah atau rute rumit. Tergantung pilihan kita.

Di sini, nih, letak Gordes dan Roussillon.


Roussillon memang tidak terlalu luas tetapi banyak tempat yang dikunjungi. Kami sengaja berjalan kaki seharian menjelajahinya. Mulai dari perkampungannya yang cantik, tertata tapi dan didominasi warna merah bata, terakota dan kuning gading, lalu berhenti menikmati kopi di teras café unik yang cantik. Setelah itu kami menjelajah perkebunan anggur dan buah-buahan musim panas yang sedang dalam pembuahan.

Nah, semoga Anda pun bisa menikmati pedesaan – pedesaan indah lainnya di Prancis Selatan.


Foto peta: vin-vigne.com via google


XIV. 6. (Prancis): Mornas, Benteng Penjaga Vaucluse


Up date blog yang akan datang, saya akan bercerita tentang kota-kota dan tempat-tempat menarik di Prancis yang saya kunjungi mulai awal tahun ini. Ya, karena kami memutuskan menetap di Grenoble, Prancis Tenggara, maka kesempatan untuk menjelajah wilayah Prancis terbuka lebar. 

Grenoble yang letaknya di rangkaian Pegunungan Alpen, ideal untuk bermain ski dan aneka olahraga musim dingin dan musim panas, juga berdekatan dengan wilayah Prancis Selatan, ideal untuk menghabiskan akhir pekan di pantai. Jadi, letak Grenoble sangat strategis untuk mencapai beberapa wilayah Prancis yang beraneka ragam dengan keindahan alamnya.

Di cerita blog sebelumnya, saya sudah bercerita tentang pengalaman bermain ski di rangkaian Pegunungan Alpen di musim dingin. Beberapa kali kami menghabiskan akhir pekan untuk bermain ski. Memasuki musim semi, kami ´bergerak´ ke arah Prancis Selatan dan Prancis Barat untuk mengunjungi pantai, kota-kota indah dan istana raja serta benteng di zaman abad pertengahan dan zaman renaisans.

Mornas: Benteng Penjaga Abad Pertengahan

Mornas adalah kota kecil di daerah Vaucluse, Prancis Selatan. Terkenal dengan benteng kokoh dan luas di atas ketinggian di Perbukitan Rhône, menjadikan Mornas tempat jaga-jaga dari serangan musuh pada abad pertengahan.

Mengintip Perbukitan Rhône dari benteng Mornas.

Tertariknya kami mengunjungi Mornas dan bentengnya yang terletak di ketinggian karena menarik perhatian dari pinggir jalan. Benteng yang kokoh berdiri tegak di tempat ketinggian seakan menegaskan bahwa dialah penguasa daerah Vaucluse.

Tidak salah memang memilih Mornas untuk menghabiskan suatu akhir pagi menjelang siang di suatu akhir pekan untuk menjelajah kompleks perbentengan yang dulunya merupakan tempat tinggal para bangsawan dan rakyatnya. 

Mornas dari salah satu sisi.


Untuk menuju benteng teratas, kita cukup berjalan kaki melewati daerah perkampungan yang masih terawat rapi dengan deretan rumah penduduk dan gang-gang kecil yang dicat berwarna-warni. Jalanan menanjak tidak terasa karena kami disuguhi pemandangan indah di sekeliling. Walaupun kami mengunjunginya di awal musim semi tahun ini, cuaca cerah berpihak kepada kami dan para pengunjung lainnya.

Letak Mornas di Prancis Selatan.

Benteng Mornas ini cukup luas. Setidaknya memerlukan waktu 2 jam untuk mengunjunginya dengan santai. Dari ketinggian benteng ini, kita bisa menyaksikan pemandangan luas terhampar daerah Vaucluse dengan Gunung Ventoux-nya dan alamnya yang indah.


Jika Anda sudah mengenal Prancis dan sudah mengunjungi Paris dan beberapa kota ikonik lainnya, lain waktu kunjungan, sebaiknya jadikan wilayah Prancis Selatan tujuan utama mengenal alam pedesaan Prancis. Dijamin Anda akan melihat Prancis dari sisi lain.

Foto peta: vin-vigne.com via google 

Senin, 28 Juli 2014

XIV. 5. (Prancis): Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H

Para pembaca setia blog, apa kabar? 
Sudah sebulan lebih saya tidak update blog. Saatnya kembali lagi dengan beberapa cerita.

Bulan Juni dan Juli adalah bulan sibuk di dunia. Tidak hanya di Prancis yang ramai dengan pesta menyambut musim panas, seperti Fête de la Musique (21 juni), lalu juga kegiatan tahunan yang mendunia: Tour de France (5 – 27 juli), lalu Fête Nationale (14 juli). Di KBRI dan konjen perwakilan Indonesia di eropa dan di dunia juga melaksanakan Pemilu Presiden (6 juli).

Di Indonesia pun demikian, tak kalah sibuknya. Yang masih hangat dalam perbincangan adalah kampanye para capres di bulan juni dan Pemilu (9 juli), lalu dimulainya bulan suci ramadan di akhir bulan juni dan Hari Raya Idul Fitri (28 juli).

Menu Idul Fitri hasil masakan sendiri. Walaupun di perantauan dan jauh dari tanah air, saya berusaha untuk menyajikan makanan khas Idul Fitri, Soal rasa? jelas beda! yang ini lebih enak, hehe..


Tak hanya kegiatan penuh kegembiraan, pesta demokrasi dan pesta rakyat, keadaan dunia pun tak kalah genting. Ya, ramainya penyerangan di Jalur Gaza antara Israel dan Palestina adalah kejadian yang tak diinginkan oleh umat manusia tetapi masih terus berlangsung. Walaupun sudah dilakukan mediasi, diplomasi ataupun cara damai, kenapa perang secara fisik yang masih dipilih? Ini tentu menjadi pertanyaan kita semua.

Yang kalah mengerikan peristiwa di dunia adalah kecelakaan pesawat di bulan juli yang jaraknya hanya hitungan kurang seminggu. Pesawat Malaysia Airline yang diduga ditembak misil di perbatasan Ukraina, kecelakaan pesawat di Taiwan dan yang terbaru adalah kecelakaan pesawat di Mali.

Tour de France, yang melewati depan rumah. Kami pun ikut menyemangati para peserta secara langsung! 


Kembali lagi dengan semangat Hari Kemenangan Idul Fitri yang dirayakan oleh umat muslim sedunia, hendaknya kita memikirkan kembali apa makna Idul Fitri itu sendiri. Budaya Idul Fitri di Indonesia adalah silaturahmi, saling memaafkan antara saudara, teman, tetangga dan sesama manusia. Selain itu juga tak ketinggalan acara kuliner dan masakan khusus khas Idul Fitri, yaitu aneka kue kering, ketupat, opor, rendang, lontong sayur. Tak ketinggalan adalah menunaikan zakat dan membagikan/menerima THR atau angpao atau apalah istilahnya bagi sebagian besar yang merayakannya.

Bagi saya sendiri, Idul Fitri adalah titik balik dan refleksi apa yang sudah saya lakukan untuk kebaikan bagi diri sendiri dan keluarga serta bagi orang banyak. Selain tentunya silaturahmi dengan keluarga besar, antar tetangga dan antar teman, makna Idul Fitri adalah berbagi. Berbagi dalam kebaikan, berbagi keikhlasan dan menguji kesabaran.

Idul Fitri kali ini kami merayakan dengan sederhana berdua di Prancis. Kami tidak pulang kampung ke Indonesia seperti tahun-tahun sebelumnya. Ini adalah pilihan. Walaupun demikian, tidak mengurangi niat kami berbagi dan bersilaturahmi dengan keluarga dan teman-teman. Kan, ada alat komunikasi canggih, mulai dari Skype, internet, telpon, whatsapp dan segala rupa jenis komunikasi langsung.

Yang saya rindukan adalah sungkem langsung kepada orang tua dan eyang putri yang masih hidup dan dalam keadaan sehat wal afiat. Itu saja.

Jadi, Idul Fitri kali ini penuh dengan makna perenungan dan kembali ke fitrahnya sebagai manusia. Apa yang sudah saya lakukan untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, lingkungan terdekat maupun orang banyak. Setidaknya tetap merenungi juga arti perdamaian dan toleransi yang tinggi untuk seluruh umat manusia di dunia agar terhindar dari kesalahpahaman, terjadinya perang atau hal-hal lain yang mengerikan yang tidak kita inginkan.

Yang terpenting adalah selalu menjaga sikap menuju kebaikan. Walaupun sulit dan banyak kekurangan, saya kira itu wajar kita sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Asalkan kita menyadari dan tidak menilai diri sendiri selalu lebih baik daripada orang lain.

Sekali lagi, Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin. Maafkan atas postingan yang kurang berkenan ataupun tulisan yang mungkin menyinggung perasaan para pembaca blog.

Salam damai!

Grenoble, Prancis, 28 juli 2014