Like

Selasa, 31 Desember 2013

Our Big Project in 2013

Hai..hola..hello..

Lagi-lagi sudah lama saya tidak update blog, walaupun ada, sih, beberapa posting, tetapi tidak rutin.

Nah, ada alasannya mengapa saya kurang rutin update blog. Bukan karena bosan atau kurang bahan posting-an (ini justru banyak dan masih antri beberapa artikel tentang Mexico yang belum seluruhnya saya ceritakan, lalu ada cerita tentang musim panas di Paris, tentang penjelajahan ke tanah leluhur di tanah Jawa sampai cerita terbaru tentang perjalanan hidup saya yang akhirnya pindah dari Mexico ke Prancis, (tentunya mampir dulu ke Indonesia).

Memilih perjalanan hidup dan menjalaninya…

Saat memutuskan hidup nomaden, ada saatnya saya berlabuh. Bukan hanya berlabuh untuk menetap untuk hidup di suatu tempat, tetapi memilih hati untuk berlabuh. Inilah salah satu proyek besar saya di tahun 2013. Ya! Akhirnya saya memutuskan untuk menikah dengan pria pilihan. Bukan waktu yang sebentar untuk sampai pada tahapan pilihan ini. Tidak mudah. Karena kami berasal dari berbagai latar belakang yang serba berbeda: mulai dari negara, budaya sampai kebiasaan. Kalau bukan karena jalanNya dan karena cinta, manalah kami bisa mengatasi semua ini…

Dengan adanya proyek besar ini, maklum ya, kalau blog agak terbengkalai. Urusan hidup pribadi untuk hal ini tentu butuh fokus. Setuju, kan?

Kalau saya lihat kilas balik awal tahun 2013, keinginan saya adalah menulis blog dalam 4 bahasa: Indonesia, inggris, prancis dan spanyol. Terlalu ambisius ya, sebenarnya? Tergantung dilihat dari segi apa. Karena tujuan saya waktu itu adalah mengasah seluruh kemampuan bahasa yang saya pelajari agar menjadi sempurna. Tahapannya adalah tidak segan membaca dan menulis dengan tekun bahasa-bahasa yang saya kuasai itu. Tetapi, karena proyek besar ini menguras pikiran dan tenaga, akhirnya saya harus membuat prioritas di tahun 2013 dan untuk fokus dulu ke proyek besar ini, yaitu pernikahan.


Ketika kami mengatakan ´bersedia….´

Rangkaian upacara pernikahan yang kami pilih adalah adat Jawa. Karena kedua orang tua dan para para leluhur saya berasal dari Jawa, ditambah saya adalah anak perempuan satu-satunya dari 3 bersaudara (kakak dan adik saya laki-laki).

Sebelumnya, tentu ada perdebatan untuk melakukan rangkaian upacara yang seperti apa. Calon suami berasal dari Prancis, saya dari Indonesia. Tadinya kami ingin menikah secara sederhana ala prancis di daerah kastil di Prancis Selatan. Orangtua kami menyerahkan seluruh keputusan di tangan kami. 

Tetapi nasib berkata lain, akhirnya kami memutuskan untuk menikah dengan adat Jawa lengkap. Hal ini kami lakukan untuk menghormati orangtua, melestarikan budaya Jawa dan membahagiakan orangtua. Dan calon suami dan keluarganya pun menyetujui dan bersedia mengikuti seluruh rangkaian upacara adat yang seluruhnya berlangsung selama 4 hari.

Kilas balik 2013 dan Resolusi 2014…

Bersyukur karena tahun 2013 ini berlimpah ruah nikmat yang saya peroleh. Selain proyek besar berjalan lancar, diberikan kesehatan dan saya bisa menghabiskan waktu lebih lama di Indonesia bersama orang tua, nenek, keluarga besar dan sahabat-sahabat tercinta. Tentu juga saya tidak sendiri lagi, hehe…sekarang ada suami yang siap berbagi suka dan duka.

Nah, waktunya saya memulai hidup baru, harapan baru, resolusi baru, dan bersyukur atas nikmatnya. Nah, bagaimana dengan Anda?

Selamat tahun baru 2014…
Happy New Year 2014..
Bonne Année 2014..
Feliz Año Nuevo 2014..



Selasa, 19 November 2013

Rembang dan Lasem : Berkelana Tanpa Mesin Waktu


Teknologi canggih. Twitter. Napak tilas leluhur.

Tiga kalimat tersebut yang dapat menggambarkan mengapa saya menjejakkan kaki di Rembang dan Lasem, Jawa Tengah, Indonesia.

Jika bukan karena media sosial di mana seluruh umat manusia ini berinteraksi – Indonesia tanpa kecuali, secara tak sengaja bertemu Fahmi Anhar yang membawa perkenalan saya kepada Mas Pop. Beliau adalah pencetus ide, pendiri dan penggerak Rembang Heritage Society.

Perjalanan saya ke pesisir dan ke beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ke beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah untuk ziarah dan napak tilas jepara leluhur saya yang tersebar di tanah Jawa. Bermula dari Semarang, Jepara, lalu ke Pati berlanjut ke Rembang, Tuban sampai ke Surabaya, Yogyakarta dan Purwokerto.

Terpesona Rembang dan Lasem

Waktu berpihak kepada saya yang pada saat bersamaan saya tiba di Rembang, ternyata Paguyuban Pelestari Pusaka Bhre Lasem dan Rembang Heritage Society mengadakan acara Malam Pusaka di desa Tariksono, Lasem. Jadilah saya bisa hadir di tengah-tengah mereka. 

Bersama Paguyuban Pelestari Pusaka Bhre Lasem dan Rembang Heritage Society di Malam Pusaka Lasem di desa Tariksono.

Acara yang diprakarsai oleh Paguyuban Pelestari Pusaka Bhre Lasem dan Rembang Heritage Society adalah bertujuan mengumpulkan, mempresentasikan serta mengajak masyarakat untuk peduli dengan pusaka, yang tidak hanya berbentuk barang, tetapi juga tempat sejarah dan alam. Bahkan Pak Kepala desa pun hadir memberikan dukungan. Dari acara tersebut, saya mendapat banyak teman. Senang sekali bisa hadir di tengah-tengah mereka.

Keesokan harinya, Mas Pop menemani saya berjalan-jalan keliling Lasem yang dimulai dari ladang garam yang terhampar luas di pesisir pantai Lasem. Para petani garam yang bekerja tanpa lelah menunjukkan dedikasi atas pekerjaan mereka. Saya pun dimanjakan oleh pemandangan yang luar biasa indah dari aktivitas yang ada pada siang menjelang sore hari tersebut.

Ladang garam di pesisir pantai Lasem.


Perjalanan dilanjutkan mengunjungi sebuah Klenteng tua yang masih terawat, yang menjadi saksi bisu serajarah Lasem yang pernah berjaya dimasanya. Seakan dimensi waktu tidak bergerak, saya masih bisa menyaksikan deretan bangunan tua yang tak peduli dengan perubahan waktu dan zaman.



Mereka yang hidup dalam harmoni dan ketentraman…

Potret Lasem yang saya tangkap kurang dari 48 jam adalah menawarkan kejujuran, sederhana dan apa adanya. Seperti kebanyakan potret penduduk Jawa yang nrimo keadaan, membuat Lasem mensyukuri karuniaNya dan tidak berambisi untuk melakukan perubahan. Yang membuat trenyuh adalah mereka masih bersedia berbagi dalam keterbatasan.

Hidup dalam harmoni dan kesederhanaan.


Contoh nyata yang saya alami adalah ketika mas Pop mengajak saya mengunjungi Rumah Oma-Opa dan Mbak Minuk di desa Karangturi. Mereka adalah salah satu potret penduduk Lasem yang tidak neko-neko. Ceria dan nrimo mengisi hari senjanya dengan bersyukur dan tidak mempunyai keinginan yang muluk. Sungguh damai, sejahtera dan legowo mengisi hidupnya.

Mengenal Batik Lasem

Ketika matahari sudah tenggelam, perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi pengrajin batik yang juga penari tradisional di desa Sendangsari. Adalah Pak Parlan, seniman yang serba bisa: membatik, menari dan mengajar tari Jawa untuk melestarikan kesenian Jawa. Untuk melihat langsung apa yang dikerjakan pak Parlan, saya pun diajak untuk menyaksikan langsung pelatihan batik yang dibina olehnya di Desa Matingan, Bulu yang tidak jauh letaknya dari Makam Pahlawan Nasional RA Kartini.

Batik Lasem dan pelatihannya di desa Mantingan-Bulu binaan Pak Parlan.

Blusukan ke pasar tradisional dan wisata kuliner

Keesokan harinya, Mas Pop mengajak saya untuk mengenal semakin dekat masyarakat Rembang-Lasem adalah mengunjungi pasar tradisional serta berwisata kuliner.

Di pasar tradisional Rembang, kita bisa menyaksikan interaksi langsung antara penjual dan pembeli, yang rata-rata penjualnya sudah sepuh tetapi masih bersemangat mencari rejeki. Dari penjual sayur, makanan, ikan asin sampai kutang tradisional bisa saya temukan di sana. Ssttt...saya pun membeli beberapa kutang jawa yang biasa dipakai nenek-nenek ketika berkebaya, hehe..jarang, kan, kita jumpai lagi di pasar-pasar? Semog kutang-kutang dan kebaya-kebaya tidak punah dengan arus perkembangan zaman yang berganti gaya berpakaian. 

Potret kehidupan dan aktivitas masyarakat.

Setelah bluskan ke pasar dan membeli aneka jajanan, kami berwisata kuliner yang dikenalkan Mas Pop pagi itu adalah sate Srepeh yang letaknya tidak jauh dari pusat kota Rembang. Sangat lezat dan mengenyangkan sebelum saya melanjutkan perjalan menuju Surabaya dengan menumpang bus umum yang melewati pesisir Jawa.


Secuil goresan tentang Rembang-Lasem…

  • Mengutip kata mas Matoya dari Paguyuban Pelestari Pusaka Bhre Lasem pada Malam Pusaka, sebaiknya tidak tinggal lebih dari 2 hari di Lasem? Mengapa? Karena akan jatuh cinta. Tidak perlu menunggu 2 hari sampai jatuh cinta. Kesederhaan, kejujuran dan apa adanya Lasem sudah membuat saya terpesona.
  • Jarak Rembang-Lasem kurang lebih 12 km, jadi tidak terlalu jauh untuk mondar-mandir.
  • Menyajikan harmonisasi dalam setiap nadi kehidupannya dengan berbaurnya kebudayaan Jawa, Arab dan Cina dalam kehidupan sehari-hari, berupa sisa peninggalan bangunan, budaya maupun ritme kehidupan sehari-hari.
Arsitektur favorit saya: pintu.
  • Beruntung bisa menyaksikan wayang kulit di salah satu acara resepsi pernikahan yang digelar tak jauh dari rumah Pak Parlan, sang penari dan pengrajin batik.
  • Kagum dengan para pemuda yang bergabung dalam wadah komunitas yang tergerak mengumpulkan pusaka yang berbentuk peninggalan budaya dan alam yang masih ada di Rembang-Lasem.
  • Sedikit pesan dari saya: jika Anda mempunyai waktu dan ingin mengenal tujuan plesiran yang agak berbeda, kunjungilah Rembang-Lasem. Dua kota di pesisir Jawa Tengah yang mempunyai daya tarik tersembunyi.


Matur nuwun Mas Pop, Paguyuban Pelestari Pusaka Bhre Lasem, Rembang Heritage dan Fahmi Anhar serta para leluhur saya yang meninggalkan jejak di pesisir Jawa.






Jumat, 11 Oktober 2013

Memaknai Ulang Tahun

Makna ulang Tahun...
Tuhan memberikan kesempatan hidup untuk hambanya sesuai dengan 'jatahnya' masing-masing..

Hari ini, 11 oktober 2013 adalah giliran saya merayakan hari lahir yg untuk ke sekian kalinya (dikasi tau nggak, ya? Hihi..). Usian boleh saja berkurang untuk hidup di dunia, yang terpenting dianuherahi nikmat sehat dan batin yang kuat.

Bicara tentang ulang tahun, tentu saya mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Sejak memutuskan mengembara ke luar Indonesia ke Eropa (Prancis tentunya) sampai menjelajah beberapa negara di Amerika Latin, makna ulang tahun yang saya lalui mempunyai kesan tersendiri.

Sewaktu masih kecil sampai tumbuh dewasa di Indonesia, ulang tahun saya selalu semarak. Mama merayakannya dengan membuat bubur merah putih, nasi kuning dan kue-kue ulang tahun yang berwarna warni. Moment ulang tahun selalu saya tunggu.

Ketika ABG sampai lulus kuliah, tentu ritual ulang tahun ini berbeda. Saya mulai merayakan bersama teman-teman. Keluarga menjadi nomer 2 atau 3. Maklum, masa-masa itu adalah masa paling rusuh dan inginnya menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman-teman sebaya.

Pada saat menjelang dewasa (tolok ukur umur tidak bisa disamaratakan), saya mulai memaknai ulang tahun sebagai titik balik kehidupan yang telah saya raih. Hingar bingar dan kerayaan ulang tahun bersama segerombolan teman, bukanlah menjadi prioritas merayakan hari jadi. Sebaliknya, saya ingin menyepi, menyendiri dan ngobrol jujur dengan diri sendiri. Dan tolong...! Merayakan hal seperti ini adalah paling sulit karena memang susah jujur pada diri sendiri..susah untuk mengakui dan ngaku kelemahan dan kelebihan diri sendiri serta mengutarakan apa yang kita mau dalam hidup.

Kejutan kue ulang tahun tadi pagi.


Lain lagi cerita ketika saya berulang tahun di tengah-tengah keramaian serta hingar bingar kehidupan di Eropa dan di Amerika Latin, yang justru membuat hidup berwarna atau malah ekstrimnya, merasakan kesepian di tengah keramaian. Di Eropa, saya sempat merayakannya bersama-sama teman pelajar lainnya. Di Brazil, merayakannya bersama orang-orang yang saya temui tak sengaja. Dan yang terakhir, tahun lalu, bersama teman-teman yang kebanyakan orang Prancis yang berdomisili di Mexico City.

Dengan hidup nomaden yang saya miliki hampir 10 tahun, disini saya melihat dan menyaksikan sendiri evolusi kedewasaan diri. Maksudnya bagaimana saya menyikapi ulang tahun di negera-negara berbeda. Bagaimana tradisinya, bagaimana penduduk setempat merayakan sampai makna ulang tahun yang sesungguhnya buat mereka.

Hari ini, 11 oktober 2013, saya merasakan ulang tahun di negara sendiri. Di rumah orang tua. Kembali berkumpul bersama keluarga. Diberikan kejutan kue ulang tahun berikut lilinnya dari adik saya dan istrinya dan meniupnya bersama keponakan tercinta, Bagas. Dihujani aneka ucapan selamat melalui telepon, sms dan media sosial dari keluarga dan teman-teman yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa di antara mereka bahkan pernah berpartisipasi merayakan ulang tahun saya. Bersyukur tiada henti.

Kalau kamu, bagaimana memaknai hari ulang tahunmu?

Kamis, 03 Oktober 2013

XIII. 10. Mexico (9): Guanajuato, kota Festival yang Mendunia

Hola!

Bagi Anda yang mengenal atau pernah mendengar tentang negara Mexico, pasti akrab dengan sombrero, tequila dan mariachi. Negara yang mempunyai beragam bahasa dialek dan budaya lokal yang masih dilestarikan, Mexico juga mempunyai daya tarik tersendiri dengan aneka festival dan kota-kota kolonial yang memesona.

Di antara sekian banyaknya kota kolonial yang tersebar di seluruh negara Mexico, saya, akan mengajak Anda menjelajah kota Guanajuato.

Berjarak sekitar 330 km dari Mexico City, Guanajuato bisa ditempuh dengan berkendara selama kurang lebih 4 jam. Kita bisa menumpang bus umum yang nyaman untuk tiba di Guanajuato. Atau jika Anda senang berpetualang, Anda bisa menyewa mobil dan mengendarai mobil sendiri.  Dari Mexico City sampai Guanajuato, tersedia jalan tol mulus dengan rambu-rambu jalan yang mudah diikuti. Bisa juga dengan menumpang pesawat terbang kurang dari 1 jam jika Anda tidak mempunyai banyak waktu.

Suasana kota Guanajuato dari ketinggian. Perhatikan, deh, gedung-gedungnya beraneka warna.


Zona Warisan Dunia

Kota kolonial yang dijadikan Zona Warisan Dunia oleh UNESCO di tahun 1988 ini menarik untuk dikunjungi. Arsitektur kota yang indah serta cat rumah-rumah, gereja serta pasar yang berwarna-warni menjadi kota Guanajuato hidup dan meriah.

Tidak ada macet di pusat kota Guanajuato karena jalanan didedikasikan kepada pejalan kaki. Jalanan-jalanan, gang-gang kecil yang tertata rapi dan bersih bisa Anda nikmati. Bahkan Anda akan merasakan dan menemukan suasana yang tidak biasa di pusat kota Guanajuato dengan berjalan kaki. Yang lebih menyenangkan, penduduk kota Guanajuato ini sangat ramah terhadap turis dan bangsa pendatang yang kebanyakan adalah pelajar dari berbagai penjuru dunia. Dijamin Anda akan betah.

Suasana kota Guanajuato. Asyiknya menjelajah kota dengan jalan kaki.

Guanajuato mempunyai kehidupan di bawah tanah juga, persis di bawah pusat kota. Hal ini karena dahulunya, Guanajuato adalah salah satu kota penting penambangan mineral di zaman kolonisasi bangsa Spanyol. Saat ini, bekas penambangan tersebut, dibangun jalanan untuk sirkulasi mobil dan kendaraan umum bisa melewati jalanan bawah tanah yang mirip dengan labirin. Tak perlu takut tersasar karena banyak rambu yang mudah diikuti untuk menentukan arah tujuan perjalanan.

Don Quijote, salah satu simbol Guanajuato.

Selain itu yang menarik, Guanajuato juga dikenal sebagai kota Festival Cervantino. Didedikasikan kepada Miguel de Cervantes, penulis asal Spanyol yang terkenal dengan cerita Don Quixote. Bahkan, sebagai bentuk penghormatannya, dibangun Museo Iconográfico del Quijote.

Museo de las Momias (Museum Mumi)

Bagi Anda penggemar mumi, sebaiknya tidak melewatkan mengunjungi Museum Mumi yang terletak di atas bukti, di ketinggian kota Guanajuato. Dengan berjalan kaki sejauh 500 meter, kita akan dibuat terpesona oleh pemandangan kota Guanajuato dari ketinggian.

Berani, dong, berkunjung kemari?

Mumi-mumi dari Museum Mumi ini diambil dari kompleks kuburan yang merupakan tetangga museum. Suasana lokal yang khas karena lebih banyak turis lokal Mexico daripada orang asing, menjadikan Museum Mumi ini sebagai salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi.

Deretan mumi-mumi dewasa dan bayi tertata rapi dalam ruangan kaca dengan suhu udara tertentu.

Jika Anda ingin menguji dan memacu adrenalin Anda, ada museum horor tentang kematian yang terletak di samping Museum Mumi. Tertarik?

Guanajuato itu…
  • Dengan letak geografis 2000 meter di atas permukaan laut, membuat cuaca di Guanajuato berubah ekstrem. Di pagi dan malam hari, dingin sekali, tetapi di siang dan sore hari panasnya minta ampun. Jadi, siap-siap bawa tank top dan mantel / baju hangat.
  • Terkenal dengan reputasinya yang baik untuk para pelajar asing yang ingin belajar dan memperdalam bahasa Spanyol.


Sekilas tentang Festival Cervantino

Kota Guanajuato dikenal juga sebagai kota Festival Cervantino yang digelar selama dua minggu setengah di pertengahan bulan oktober. Yaitu festival budaya dari berbagai macam negara yang menampilkan tarian, orkestra dan teater ini berhasil menjadi salah satu festival terbesar di Amerika Latin bahkan diperhitungkan di festival-festival dunia.

Suasana Festival Cervantino yang saya kunjungi di oktober 2011.

Pada awalnya di tahun 1950-an, Festival Cervantino ini dibawa oleh para pelajar Eropa ke Guanajuato. Mereka mementaskan teater salah satu karya Miguel de Cervantes, EntreMeses. Sejak saat itu, festival Cervantino berkembang tidak hanya menampilkan teater, tetapi juga menampilkan tarian dan orkestra dengan mengundang seniman-seniman sekelas dunia dari berbagai negara.

Menurut catatan, Indonesia pernah berpartisipasi di Festival Cervantino tahun 1987 melalui tarian tradisional. Lalu pada tahun 2009 juga pernah. Dan tahun 2012 lalu, Matah Ati  berpartisipasi dalam Festival Cervantino ini.

Letak geografis Guanajuato, di tengah-tengah negara Mexico.


Qué tengan buen paseo a Guanajuato!*

Selamat berjalan-jalan di Guanajuato (bahasa spanyol)

Lanjut

Hello pembaca blog..
Selama hampir 3 bulan, saya rehat menulis dan tidak meng-update blog. Ada prioritas hidup yang lebih penting dan merupakan salah satu rencana besar tahun ini yang alhamdulillah terlaksana dengan baik, lancar dan khidmat agustus lalu. Rasanya ploooonngg..

Nah, saya bisa lanjut nih, menceritakan kembali pengalaman dan petualangan saya. Masih tentang Amerika Latin. Dan masih tentang Mexico..

Terima kasih bagi follower saya...dan terima kasih juga kepada para pengunjung yang intip-intip blog, membaca maupun yang meninggalkan comment. Terharu banget, walaupun ´ditinggal´ hampir 3 bulan lamanya, statistik naik dan pengunjung yang masuk juga dari berbagai belahan dunia.


Cheers,


Minggu, 28 Juli 2013

Rehat

Hello...
Maaf ya, sudah 2 bulan saya belum posting blog lagi. Update akan berlanjut di bulan september.

Selamat menjalan ibadah puasa, pembaca dan pengunjung blog tercinta.

Perjalanan dan penjelajahan tidak berhenti sampai di sini.

Sampai jumpa di cerita berikutnya!

Salam dari Paris...

Rabu, 29 Mei 2013

XIII. 9. Mexico City (8): Mengunjungi Zocalo

Hola!
Maaf jika terlalu lama menunggu cerita baru tentang Mexico. Masih di seputar Mexico City yang menawarkan banyak tempat untuk dikunjungi. Zocalo, adalah pusat kota di Mexico City yang setidaknya harus Anda kunjungi ketika bertandang ke Mexico.

Mengapa Zocalo begitu istimewa?

Terhampar lapangan luas di pusat kota di antara jejeran dan himpitan bangunan bergaya kolonial, Zocalo mempunyai daya tarik tersendiri. Seperti halnya magis, di Zocalo ini kita bisa menjumpai aneka macam kegiatan. Bisa dikatakan, jika Anda ingin mengenal seperti apa sesungguhnya ibukota yang Anda kunjungi, datanglah ke pusat kota! Begitu pula di Zocalo. Anda akan menjumpai berbagai macam kegiatan dan denyut nadi kehidupan ibukota Mexico ini.

Inilah Zocalo dengan segala aktivitasnya dan tepat di mana orang tumpah ruah.

Di sekeliling Zocalo, terdapat gereja tua yang mempunyai sejarah penting yang panjang. Di sebelahnya, terdapat Templo Mayor, situs arkeologi bangsa Azteca yang membangun peradaban penting yang merupakan cikal bakal Mexico City. Lalu ada Istana Presiden yang di tengah-tengahnya, berdiri kokoh balkon yang mempunyai peranan penting yang merupakan tempat berdirinya Presiden di Hari Kemerdekaan Mexico setiap tanggal 15 september pukul 11 malam dengan merayakan El Grito: Viva Mexico!

Lalu, di setiap sudut Zocalo, bisa kita temui penari tradisional yang dengan ritual yang khas. Dengan memberinya uang receh, mereka akan sangat senang.

Sedikit tips: kita boleh terpesona dengan segala kegiatan di Zocalo, tetapi harus tetap waspada dengan barang bawain kita.
Selamat berjalan-jalan di Zocalo !

Foto: Herman


Jumat, 17 Mei 2013

XIII. 8. Mexico City (7): Menikmati Hari Minggu tanpa Kendaraan di Reforma


Wah..sudah hampir 3 minggu tidak menulis di blog. Saatnya untuk melanjutkan cerita lagi. Masih tentang Mexico City dengan aneka kegiatan serta tempat yang menarik untuk dikunjungi.

Car Free Day Every Sunday

Seperti yang dilakukan juga di kota-kota besar di dunia, salah satu jalan utama dan jalur penting di Mexico City, yaitu Paseo de la Reforma yang biasanya sibuk dan macet di hari-hari biasa, bisa kita nikmati jalan utama tanpa kendaraan. Yes! Car free day every Sunday di jalan protokol ini bisa kita nikmati setiap hari minggu dari pukul 8 pagi sampai pukul 2 siang.

El Angel, simbol di jalan utama Reforma (kiri atas); asyiknya bersepeda di jalan utama Mexico City (kanan atas); Anda bisa ´meminjam´ sepeda ini untuk menikmati kota (kanan atas); berzumba ria pun bisa Anda lakukan di Reforma (bawah).

Tidak hanya bersepeda, kita pun bisa menikmatinya dengan jalan santai. Selain itu, aneka kegiatan ditawarkan seperti senam zumba, aneka stand minuman berenergi yang sering kali menawarkan minuman gratis sampai ada arena bermain untuk anak-anak.

Kegiatan setiap minggu ini tentu disambut dengan penuh antusias oleh para penduduk yang bisa menikmati jalan protokol bebas kendaraan, walaupun seminggu sekali.

Jika suatu saat Anda berkunjung ke Mexico City, jangan lupa untuk menikmati 1 hari minggu santai dengan bersepeda, jalan-jalan atau jalan santai di Paseo de la Reforma.

Mexico City, Mei 2013

Minggu, 28 April 2013

XIII. 7. Mexico City (6): Menyaksikan Lucha Libre



Satu hal yang tidak boleh ketinggalan untuk dilihat atau ditonton ketika mengunjungi Mexico City adalah menyaksikan Lucha Libre (lu-ca li-bre). Lucha Libre atau wrestling dalam bahasa inggris adalah salah satu aksi yang wajib ditonton yang merupakan olahraga sekaligus termasuk seni pertunjukan yang cukup populer di Mexico.

Banyak tempat yang menyajikan pertunjukan populer Lucha Libre di Mexico. Salah satunya adalah di Arena Mexico yang terletak tak jauh dari pusat kota Mexico City. Pertunjukan Lucha Libre ini digelar 2 atau 3 kali seminggu, yaitu di hari selasa, jumat dan sabtu malam atau jumat dan sabtu malam. Tergantung musim bertanding.

Saya di antara para penonton Lucha Libre (kiri atas); Pertandingan pun melebar sampai ke luar ring (kanan atas); serunya lihat para wanita bertanding. Kebanyakan jejeritannya (bawah).

Setiap peserta lucha libre ini wajib mengenakan kostum dan topeng. Dan kita para penonton, tidak boleh dan tidak pernah mengetahui wajah asli para peserta. Nama-nama pun wajib mereka punyai dan dijadikan mode oleh para penontonnya yang fanatik. Misalnya Astro, Angel atau Místico.

Lucha libre ini tidak hanya diikuti oleh para peserta laki-laki, para wanita pun boleh ikut pertandingan olahraga populer ini. Nha, mereka boleh mengenakan topeng atau tidak, tergantung mereka. Lebih serunya lagi menyaksikan para wanita bertanding, mereka banyakan jejeritannya dan kalau sudah gemas dengan lawannya, mereka bisa saling tarik rambut. Ya, ampun!

Menjadi pemenang atau peserta yang kalah bukan soal besar. Yang terpenting adalah mereka menyajikan pertunjukan yang spektakuler bagi para penonton. Ya, karena lucha libre adalah bagian dari seni pertunjukan. Biasanya yang kalah, disoraki habis-habisan oleh penonton dan menghilang ke balik panggung dengan jejeritan penonton yang kadang ´mengerikan´. Sedangkan pemenangnya, dieluk-elukan.

Pertunjukan lucha libre ini sangat menarik. Dijamin akan menjadi pengalaman tak terlupakan selama mengunjungi Mexico.

Mexico, Desember 2011.
Foto: Litok Vera.

XIII. 6. Mexico City (5): Mengunjungi Rumah-Studio Diego Rivera-Frida Kahlo



Jika di blog sebelumnya saya menceritakan sedikit tentang Casa Azul (Rumah Biru) Frida Kahlo yang dijadikan museum dan dibuka untuk umum, cerita kali ini berlanjut tentang Museum dan Studio Melukis Diego Rivera dan Frida Kahlo.

Terletak di daerah San Angel, sekitar 3 km dari Coyoacán tempat Museum Frida Kahlo berada, Museum dan Studio Melukis suami-istri ini juga menarik untuk dikunjungi. Yuk, kita intip seperti apa Museo Casas Estudio Diego Rivera y Frida Kahlo ini!

Suasana Museum Rumah-Studio Diego Rivera-Frida Kahlo. Unik! Menggunakan kaktus untuk memagarai rumahnya ;)


Didesain oleh Juan O´Gorman

Adalah arstitek muda berbakat, Juan O´Gorman, yang mendesain rumah kubik atau rumah bergaya kotak ini untuk Diego dan Frida. Dengan desain minimalis, Juan O´Gorman membangun rumah masing-masing agar mempunyai studio melukis dan berkarya sendiri-sendiri.

Rumah yang didesain oleh arstitek Juan O´Gorman (atas); suasana studio Diego Rivera (kiri bawah); salah satu karya Frida Kahlo, lo que el agua me dio (kanan bawah).

Pada masanya, antara tahun 1933 – 1941, rumah unik menjadi saksi bisu akan karya-karya Diego dan Frida. Selama 8 tahun, pasangan suami istri menempati rumah sekaligus studio untuk berkarya.

Saat ini, dengan mempertahankan bentuk aslinya, Rumah dan Studio Diego-Frida dibuka untuk umum. Kita bisa mengunjungi rumah dan ruangan studio Diego-Frida dan juga rumah Juan O´Gorman yang juga berdiri di dekat Rumah-Studio Diego-Frida.

Menarik, kan? Nah, jangan lupa mengunjungi Rumah dan Studio Diego-Frida jika Anda berkunjung ke Mexico City.

Mexico City, April 2013

Rabu, 24 April 2013

XIII. 5. Mexico City (4): Mengagumi Mexico City dari Istana Chapultepec


Di bab ini saya masih melanjutkan cerita tentang Mexico City dan tempat-tempat yang seru untuk dikunjungi. Setelah sebelumnya bercerita tentang gambaran keadaan Mexico City secara umum, lalu berwisata di atas perahu menikmati kebun bunga di Xochimilco (so-ci-mil-ko) dan mengunjungi Casa Azul Frida Kahlo di Coyoacán, cerita kali berlanjut mengenal Castillo de Chapultepec (Istana Chapultepec).

Sedikit Sejarah tentang Castillo de Chapultepec…

Bangunan cantik ini dibangun pada abad ke-18 oleh penjajah Spanyol yang kala itu sedang menduduki Mexico City. Serunya, sang penjajah berinisiatif membangun konstrukti sebuah bangunan yang terletak di dataran tinggi di tengah kota Mexico City. Sayangnya tidak pernah rampung.

Pemandangan Paseo de La Reforma dari Istana Chapultepec (kiri atas); Salah satu sudut Istana Chapultepec (kanan atas); Istana Chapultepec dari halaman belakang (bawah).

Kemudian bangunan tersebut beralih fungsi menjadi Castillo de Chapultepec (kas-ti-yo de Ca-pul-te-pek) atau Istana Chapultepec yang ditempati oleh pasangan penjajah, Maximilien dan istrinya, Carlota.

Desain interior salah satu sudut di Istana Chapultepec. Lift (kiri atas); tangga di ruangan utama (kanan atas); ruang makan bergaya Raja (bawah).

Setelah masa penjajahan lewat, Istana tersebut sempat terbengkalai kemudian dengan berjalannya waktu, diperbaiki dan ditempati oleh para pemimpin negara Mexico. Salah satunya yang berjasa dan mempercantik Istana Chapultepec adalah diktator Porfirio Díaz.

Bangunan bergaya Barok dan mebel-mebel antik

Beruntungnya kami sewaktu mengunjungi Istana Chapultepec, kami berkesempatan mengintip ruangan-ruangan pribadi yang pernah ditempat Porfirio Díaz dari kamar tidur, ruangan makan sampai kamar mandi yang mempunyai desain interior yang menawan. Mengingatkan saya akan arsitektur bergaya barok yang memang jaya di Eropa pada masanya.

Kamar tidur dengan desain interior yang menawan (atas); kamar mandi yang mewah pada masanya (kiri bawah); ruang makan dengan desain interior seperti di Eropa pada masanya.


Tahukah Anda…

  • Istana Chapultepec terletak di area hijau tengah kota Mexico City.
  • Letaknya di dataran tinggi sehingga kita bisa menikmati panorama Mexico City dari atas bukit.
  • Istana Chapultepec pernah dijadikan lokasi syuting untuk beberapa adegan film Romeo dan Juliet yang dibintangi oleh Lenardo DiCaprio dan Claire Daines.
  • Di tahun 1939, Istana Chapultepec berubah fungsi menjadi museum dan dibuka untuk umum.

Menarik, kan? Saran saya, sempatkan sedikit waktu untuk mengujungi Istana Chapultepec ini ketika Anda mempunyai kesempatan menginjakkan kaki di Mexico City. Dari atas bukit, kita tidak hanya merasakan polusi tetapi juga kesibukan kota besar Mexico City.

Mexico City, April 2012
Foto: Herman



Selasa, 23 April 2013

XIII. 4. Mexico City (3): Coyoacán, berkunjung ke Rumah Frida Kahlo


Jika suatu saat Anda memutuskan untuk berlibur, menejelajah dan mengenal Mexico City, saya sarankan jangan lewatkan untuk mengujungi Coyoacán dan menginjakkan kaki di Rumah Biru Frida Kahlo.

Papan ´Selamat Datang´ di Coyoacán dengan simbol sepeda yang menunjukkan bahwa daerah ini  sangat mendukung program ramah lingkungan dengan bersepeda (atas); Pusat Kebudayaan Coyoacán yang menawarkan banyak aktivitas menarik di bidang seni (bawah).

Salah satu seniman Mexico yang terkenal di seluruh dunia, Frida Kahlo, dan suaminya, Diego Rivera pernah menetap di daerah Coyoacán. Terletak 12 km dari pusat kota Mexico ke arah selatan, Coyoacán menawarkan atmosfer daerah yang berbeda dengan bangunan-bangunannya yang bergaya kolonial.

Dari segi sejarah Mexico, Coyoacán berpartisipasi di dalamnya. Adalah Hernan Cortés yang memilih tinggal di daerah Coyoacán pada saat melawan dominasi Aztec pada abad 16. Seiring berjalannya waktu, Coyoacán berkembang menjadi daerah popular yang marak dengan arsitektur bergaya kolonial serta menjadi pilihan tempat tinggal para bangsawan dan seniman.

Casa Azul* de Frida Kahlo

Saat ini, Coyoacán dikenal sebagai daerah rumah sang artis atau seniman wanita asal Mexico, Frida Kahlo. Jika Anda mengetahui tentang sejarah seniman wanita yang terkenal dengan karyanya yang berjudul ´Viva La Vida´, Anda bisa menjumpai karya aslinya yang saat ini berada di Casa Azul yang menjadi Museum Frida Kahlo.

Tampak depan Museum Frida Kahlo (atas); salah satu sudut yang menandakan bahwa Frida dan Diego pernah menetap di Rumah Biru ini dari tahun 1929 - 1954 (kiri bawah); siapapun bisa bertransformasi menjadi Diego Rivera dan Frida Kahlo (kanan bawah).

Rumah Biru Frida Kahlo terletak di kawasan perumahan Coyoacán. Berdiri kokoh di pojakan jalan, bercat biru dan oranye. Khas Mexico menurut saya. Rumah pribadi yang bertransformasi menjadi museum sang seniman, selalu penuh didatangi oleh para turis lokal dan turis dari seluruh penjuru dunia.

Museum Frida Kahla didesain dengan menjaga keutuhan bangunan serta ruangan-ruangannya, mulai dari ruang kerja Frida Kahlo, ruang tidur sampai dapur, seluruhnya didesain dengan apik, seolah-olah kita kembali semasa hidup Frida Kahlo.

Suasana dari taman Rumah Frida Kahlo. Cafe dan dengan teras pepohonan yang rindang (atas); Salah satu sudut bangunan rumah (tengah); bagian tengah rumah (bawah).

Sayangnya, kita tidak boleh memotret raungan-ruangan maupun koleksi-koleksi sang artis. Nah, ini harus ditaati, ya.

Lain hal ketika kita menikmati taman dan halaman sekitar Rumah Biru Firda Kahlo nan asri dan luas. Pepohonan rindang dan suasana café menyempurnakan hari kunjungan ke rumah sang bintang.

Casa Azul itu…

  • Bisa dicapai dengan kendaraan umum dari tengah kota Mexico City, bahkan turibus (tourist bus) dengan suka rela melewatinya.
  • Sangat dekat dengan pusat kota Coyoacán yang selalu ramai dengan pemandangan café, restoran aneka barang jualan yang dijajakan di pinggir jalan.
Suasana Coyoacán. 
  • Patuhi seluruh ketentuan dan peraturan ketika mengunjungi Museum Frida Kahlo. Seperti tidak maksa memotret ruangan interior sang bintang. Wisata mata dan disimpan di hati dan di kepala adalah salah satu kita menjaga kenangan ketika berkunjung langsung ke rumah sang seniman yang terkena penyakit polio di kala usianya masih anak-anak.
  • Menceritakan suka dan duka serta saksi bisu atas penderitaan dan kebahagiaan hidup sang bintang. Anda akan hanyut di dalamnya bersama dengan karya-karyanya yang menggambarkan pemberontakan, kejujuran dan arti feminisme menurut Frida Kahlo.
  • Terletak tidak jauh dari Museum Leon Trotsky.  


Siap untuk mengunjungi Coyoacán ketika mampir ke Mexico City?

Mexico City, April 2012

*Bahasa spanyol yang berarti Rumah Biru

Foto: Herman


Minggu, 21 April 2013

XIII. 3. Xochimilco, Mexico City (2): Menikmati Kebun Bunga dari Atas Perahu


Hola!

Jika di blog sebelumnya saya menceritakan sedikit banyak tentang gambaran negara Mexico dan ibukotanya, Mexico City secara umum, kali ini saya akan mengajak Anda mengenal lebih dekat salah satu daerah di Mexico City yang menarik untuk dikunjungi: Xochimilco (so-ci-mil-ko).

Xochimilco adalah bahasa Nahuatl yang dalam bahasa Indonesia berarti kebun bunga. Terletak di sebelah selatan Mexico City, Xochimilco ini yang sebagian besar daerahnya meliputi danau yang mengelilingi pulau kecil cocok dikunjungi di akhir pekan di bulan april dan mei ketika bunga-bunga bermekaran.

Termasuk Peninggalan Warisan Dunia versi UNESCO

Tidak main-main bahwa pelestarian lingkungan dan daerah wisata Xochimilco menarik perhatian UNESCO untuk menganugerahkan salah satu Warisan Dunia di tahun 1987. Daerah Xochimilco yang berbunga-bunga dan hijau serta merupakan salah satu peninggalan sejarah di masa lalu, dilestarikan oleh penduduk setempat yang secara sadar bahwa daerahnya memiliki potensi yang besar dari segi pelestarian lingkungan dan wisata.

Xochimilco yang merupakan salah satu Warisan Dunia versi UNESCO.

Naik perahu warna warni

Yang membuat menarik berwisata ke Xochimilco adalah dengan menumpangi perahu yang didandani dengan cantik dengan aneka macam warna cat yang terang benderang. Coba, deh, perhatikan bahwa setiap kapal mempunyai nama sendiri-sendiri. Kebanyakan sih, nama-nama perempuan dan berbau latin, seperti: Maria Fernanda, Alejandra, Beatriz, dan lain-lain. Menarik, ya?

Suasana Xochimilco dari atas perahu dengan nama-nama yang unik.

Siapapun bisa menumpangi kapal cantik ini. Durasinya tergantung keinginan penumpang. Minimal 1 jam agar bisa mengelilingi pulau kecil dan melihat situasi sekitar sampai mengunjungi kebun bunga di sekitar rumah penduduk.

Kita pun bisa menepi jika kita membeli bunga atau tanaman di sekitar pulau kecil yang memang menawarkan toko bunga denga harga yang sangat terjangkau. Sangat murah malah.

Hiburan di atas perahu

Selain berwisata menikmati keindahan Xochimilco dari atas perahu, kita juga bisa menikmati alunan musik mariachi (musik khas Mexico) dari atas perahu. Para pemusik menawarkan jasanya juga dari atas perahu. Yang menarik juga adalah kita tak perlu takut kelaparan karena sepanjang mengelilingi Xochimilco dengan perahu, pasti kita jumpai warung makanan dadakan yang menyediakan aneka jajanan dari atas perahu.

Berbagai macam hiburan dan jajanan dari atas perahu ada di Xochimilco. Mariachi (atas); seorang wanita memasak makanan lokal (kiri bawah): makanan lokal yang siap dinikmati di atas kapal sambil berwisata keliling Xochimilco (kanan bawah).

Xochimilco itu…
  • Salah satu wisata murah meriah di Mexico City dan sangat membumi serta kesempatan berbaur dengan masyarakat lokal yang ramah.
  • Merupakan salah satu pengalaman wisata yang menyenangkan ketika berkunjung ke Mexico City.
  • Bisa jajan makanan lokal Mexico dan menikmati alunan musik mariachi dari atas perahu.

Bagaimana cara mencapai Xochimilco?
  • Mudah sekali karena masih termasuk daerah yang terletak di Mexico City. Kita bisa mencapainya dengan mengendarai mobil.
  • Kita juga bisa menumpang transportasi umum, seperti metro (kereta bawah tanah) akan membawa kita ke tujuan dengan menyambung menaiki tren ligero.
  • Selain metro, kita juga bisa menaiki bus umum, peseros (semacam metro mini di Jakarta), dengan rute tengah kota sampai Xochimilco.

Tertarikkah Anda mengunjungi kebun bunga Xochimilco ini? Yang ada di benak saya, Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia yang memiliki sungai atau danau, pasti bisa, dong, menjadikan area tersebut sebagai obyek wisata?

Sebagian foto: Herman
Mexico City, April 2012