Like

Senin, 09 Juni 2014

XIV. 4 (Prancis): Bermain Ski di Rangkaian Pegunungan Alpen


Di bab-bab sebelumnya, saya berbagi tentang rempongnya proses administrasi ke Prancis. Nikmati saja walaupun gregetan juga sih. Tetapi rasanya rugi kalau mengutuk sistem admnistrasi yang memang rempong dari sononya. 

Menikmati senja dari ketinggian di Rangkaian Pegunungan Alpen.


Karena itu kami memilih untuk menikmati Grenoble, kota di Prancis Tenggara yang kami pilih untuk menetap di Prancis sementara ini. Letak geografis Grenoble yang sekelilingnya adalah barisan Pegunungan Alpen, cocok untuk bermain ski, hiking di hutan yang penuh salju samapi menikmati masakan lokal khusus musim dingin.

Menjelajah hutan cemara yang dipenuhi salju. Seru deh!


Grenoble bisa dikatakan tujuan populer liburan musim dingin bagi mereka yang ingin bermain ski. Dari Grenoble, disediakan bus-bus dengan aneka tujuan stasiun ski yang mengantarkan para turis lokal dan internasional yang ingin menikmati alam Prancis Tenggara di Pegunungan Alpen.

Tak ingin ketinggalan dengan para turis, kami yang berdomisili di Grenoble pun tak ingin ketinggalan bermain ski hampir tiap akhir pekan. Ski termasuk olahraga yang mahal, tetapi kami beruntung bisa bermain ski setiap akhir pekan karena letak rumah kami dan stasiun-stasiun ski yang tersebar di Pegunungan Alpen hanya berjarak 40 menit dengan berkendara. 
Bersiap-siap main ski dari ketinggian 2000 meter di Chamrousse, Rangkaian Pegunungan Alpen Prancis.

Jadi kami tidak perlu menyewa hotel atau tempat penginapan untuk bermain ski. Tinggal datang pagi-pagi dan kembali ke rumah sore hari. Praktis kan?

Karena tempat tinggal kami yang strategis di dekat gunung, kami pun kedatangan teman-teman dari Paris yang memang ingin menikmati ski sepuasnya. 

Oh iya, jarak Grenoble – Paris sejauh 576 km, ditempuh 3 jam dengan TGV/ kereta cepat atau 6 jam dengan berkendara. Nggak terlalu jauh kan?


Jadi…Prancis nggak harus identik melulu dengan Paris dan Menara Eiffel-nya kan? Hehe..

Foto: David Hidayat

Minggu, 08 Juni 2014

XIV. 3. (Prancis) Tiba di Prancis..Berhadapan lagi dengan Administrasi


Bienvenue en France!

Lega, dong, pastinya bisa menjejakkan kaki kembali ke Prancis, setelah melewati proses adminsitrasi di Indonesia yang memakan waktu serta membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. 

Saya pribadi merasakan sensasi yang berbeda jika membandingkan mengurus administrasi ke Prancis sewaktu pergi Misi Budaya mengikuti Festival Tari Rakyat Sedunia bersama teman-teman Liga Tari Universitas Indonesia ´Krida Budaya´ di tahun 2000 dan dengan mengurus administrasi ketika berangkat lagi ke Prancis dengan alasan sekolah di awal tahun 2005.

Sensasi mengurus administrasi untuk keberangkatan ke Prancis akhir tahun 2013 adalah lebih mengganti status dan mengikuti suami yang berkewarganegaraan prancis. Tentu beda.  

Saya dan suami sebagai tim untuk melengkapi persyaratan administrasi ini. Dikatakan susah  sih tidak, tetapi lebih ke makan waktu. Lalu, di mana-mana proses administrasi tidak bisa selesai dalam waktu sekejap. Kuncinya tiada lain ya harus ekstra sabar.

Ketika saya tiba di Prancis (lagi), bukan berarti mengucapkan selamat tinggal kepada proses administrasi. Justru sebaliknya. Selamat datang kembali urusan administrasi, hehe…depresi? Ya, wajar. Tetapi jangan memanjakan diri berlarur-larut kesal karena proses adminisitrasi yang dihadapi di Prancis akan memakan waktu yang lebih lama, dengan tahapan-tahapan yang saling sambung menyambung. Dijalani sajalah. Toh, saya sudah berkumpul kembali dengan suami. 

Oh iya, jika ada beberapa teman yang mengatakan bahwa sewaktu zamannya mengurus dokumen tidak serempong sekarang, ya, dengerin aja, nggak usah dimasukkin hati. Zaman 15 tahun atau 10 tahun yang lalu mengurus dokumen, ya tentu berbeda dengan zaman sekarang. Kan tergantung siapa pemimpinnya, siapa pemerintahnya dan bagaimana kebijakannya. Iya nggak?

Selamat datang di Prancis..setelah mengurus aneka dokumen administrasi yang membutuhkan kesabarang ekstra...bukan berarti urusan dokumen dan administrasi selesai, hehe...Justruuuuuuu...di Prancis ini mental dan kesabaran Anda akan benar-benar diuji untuk mengurus kelanjutan dokumen ijin tinggal serta mendapatkan pekerjaan. Ayo, semangat!!


Penting nih untuk Anda ketahui bahwa tahapan-tahapan seluruh proses administrasi itu harus saya atau Anda yang kerjakan sendiri. Di Prancis nggak ada calo atau orang yang dimintai tolong untuk mengurus dokumen supaya cepat beres. Nggak ada. Makanya saran saya, sebaiknya dari awal di Indonesia, Anda mengurus semua sendiri deh segala dokumen administrasi karena setibanya di Prancis, ya semua harus mengurus sendiri.

Bagaimana dengan kendala bahasa? Ya pasti ada, dong, karena kan semua proses administrasi di Prancis menggunakan bahasa prancis dan kita dituntut untuk berkomunikasi bahasa prancis baik lisan dan tulisan. Karena itu di bab sebelumnya saya mengatakan bahwa akan ad ates berbabahsa prancis secara lisan dan tulisan dari Kedutaan sebelum Anda mendapatkan visa prancis.

Pasangan Anda tentu akan membantu memperlancar proses administrasi, tetapi tetap saja Anda harus berhadapan seorang diri begitu tiba di loket untuk pengurusan ijin tinggal, training tentang tata cara tinggal di Prancis sampai mengikuti aneka penyuluhan bagaimana caranya berintegrasi dengan penduduk lokal itu sendiri.
Penyuluhan-penyuluhan ini tentu dijelaskan dalam bahasa prancis. Jika Anda tidak fasih berbahasa prancis, ada penerjemah bahasa inggris atau bahasa asing lainnya yang memang bisa kita minta ke Kantor Imigrasi.

Pengurusan dokumen di Prancis yang paling penting kita urus dulu yaitu bukti tempat tinggal berupa bukti kwitansi listrik dan telepon serta asuransi penduduk. Jika tidak ada bukti-bukti tersebut, maka akan sulit untuk melangkah ke pengurusan dokumen selanjutnya. Seperti kita tidak bisa mendaftar ke bagian tenaga kerja untuk mencari pekerjaan sampai mengikuti training untuk mendapatkan pekerjaan di Prancis.

Pusing, rempong, ingin jejeritan? Ya pastiiiiiiiiiiiiii…wajar kali karena kita kan manusia biasa. Saran saya nih, supaya kita tetap suabaaaaaaaaaaarrr menjalani proses administrasi di Prancis:

  • Biasakan mengurus seluruh dokumen sendiri, baik seawktu kita masih berada di Indonesia. Hadapi semua prosesnya sendiri. Hal ini melatih kita menjadi mandiri sekaligus mempersiapkan mental kita mengurus dokumen di Prancis nanti.
  • Pelajari dan kuasai bahasa prancis dengan benar. Susah memang. Tetapi tidak ada cara lain untuk menaklukkan Prancis jika kita tidak menguasai bahasanya yang sungguh ribet. Toh, kita sendiri kan yang memilih pendamping orang Prancis? Hehe..jadi, ya harus siap dengan konsekwensinya, ya.
  • Minta dukungan dari pasangan Anda untuk menjalani dan menghadapi segala proses administrasi yang tidak mudah ini. Saya yakin, si dia pun nggak akan sabar mengikuti seluruh prosesnya. Nah, kita deh yang harus lebih semangat untuk mengurus administrasi ini karena kalau tidak, ujung-ujungnya jadi berantem karena hal yang tidak perlu dengan pasangan kita.
  • Tiada kata lain selain SABAR menghadapi proses administrasi ini yang menurut saya seperti lingkaran setan.
  • Tidak perlu terlalu fokus dan depresi mengurus dokumen-dokumen tersebut. Nikmati waktu Anda berdua dengan pasangan. Nikmati negara Prancis. Nikmati kota di mana Anda tinggal. Cobain seluruh masakannya, kunjungi tempat-tempat menarik serta hubungi teman-teman Anda jika ada yang tinggal juga di Prancis. Buat reuni kecil-kecilan. Jika Anda melakukan hal-hal tersebut, dijamin deh  Anda bisa melewati waktu yang menyenangkan di negara yang telah Anda pilih ini.

Bon séjour en France!



Kamis, 05 Juni 2014

XIV. 2. (Prancis) Persiapan (Rempong tapi Seru) Administrasi ke Prancis


Bagi Anda yang menemukan jodoh orang Prancis dan memutuskan menikah di Indonesia atau di Prancis adalah keputusan yang harus dipikirkan matang-matang. Bukan saja hanya karena si dia orang asing, tetapi juga pikirkan betul kesiapan fisik dan mental. Di sini kita akan benar-benar diuji kesabaran dan ketelatenan mengurus persyaratan administrasi dan tentu saja mengatur syukuran atau pesta yang digelar.

Keputusan untuk menggelar pernikahan di Prancis atau di Indonesia sama repotnya, baik urusan administrasi dan lain-lainnya. Jadi, tidak perlu ambil pusing dan memikirkan yang tidak-tidak. Rasa kuatir pasti ada ya wajar saja. Yang perlu dilakukan pertama kali adalah memikirkan matang-matang sebelum mengambil keputusan. Sediakan buku khusus catatan tahapan-tahapan dari awal dan langkah-langkah yang harus diambil dan dilakukan.

Persiapan aneka dokumen yang bikin rempong jaya tapi dibawa santai aja sih...


Misalnya Anda memutuskan untuk menikah di Indonesia, cari tahu segala informasi persyaratan administrasi yang harus dilengkapi oleh kalian berdua. Ribet pasti, tetapi jalani saja dengan hati riang. Karena kan untuk kebaikan Anda berdua di masa mendatang.

Lalu akhirnya Anda dan si dia pun menikah. Dan kemudian Anda mengikuti si dia ke negaranya. Nah, persyaratan administrasi mendapatkan visa juga nggak kalah rempong. Menerjemahkan buku nikah ke dalam bahasa prancis, lalu melegalisirnya ke beberapa departemen sebelum menyerahkan seluruhnya ke Kedutaan. 

Belum lagi kita akan di tes dalam bahasa prancis untuk mendapatkan visa tersebut. Lagi-lagi sih, jalani saja dan ikuti semua prosesnya. Dengan demikian kita tidak menjadikannya sebagai beban. Jika proses tersebut membutuhkan waktu yang lama, ya nikmati saja. Hitung-hitung menghabiskan waktu lebih lama bersama keluarga sebelum meneruskan hidup bersama si dia di Prancis.

Ihiyyy...akhirnya visa pun sudah di tangan dan Anda siap berangkat ke Prancis menyusul si dia. Nah..saran saya, nih, untuk menghadapi kenyataan dan tempaan hidup yang sesungguhnya di Prancis supaya Anda tidak ´tenggelam´ hidup-hidup...

  • Persiapkan fisik dan mental Anda dengan matang untuk meninggalkan keluarga di Indonesia demi membentuk keluarga baru di Prancis. Tentu dong pilihan Anda sudah mantap untuk menghabiskan sisa hidup Anda dengan si dia dengan menikahinya.
  • Pelajari bahasa prancis jauh-jauh hari karena kemampuan bahasa prancis Anda akan di tes secara lisan dan tulisan sebelum mendapatkan visa ke Prancis.
  • Pikirkan matang-matang tentang rencana Anda di masa mendatang ingin melakukan apa di Prancis. 
  • Jika Anda menyelesaikan pendidikan di Indonesia sampai tingkat universitas, bawa ijazah-ijazah pendukung yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa prancis oleh penerjemah tersumpah yang ditunjuk oleh Kedutaan. 
  • Dan jika Anda bekerja dan meninggalkan pekerjaan di Indonesia, minta surat keterangan atau surat referensi dan terjemahkan juga ke dalam bahasa prancis. Dokumen-dokumen tersebut diperlukan untuk kepengurusan administrasi di Prancis untuk mendapatkan ijin tinggal dan mencari pekerjaan yang sesuai dengan ijazah dan pengalaman kerja Anda.
  • Dan dokumen yang paling penting lainnya yang harus dibawa adalah membawa akte kelahiran yang diterjemahkan ke bahasa prancis oleh penerjemah tersumpah yang ditunjuk oleh kedutaan.

Bienvenue en France!

Artikel Terkait:
Married The French Man

XIV. 1. (Prancis) Babak Baru Tingggal di Prancis


Jumpa lagi!

Di awal cerita blog, saya berbagi cerita tentang awalnya menginjakkan kaki di Eropa, khususnya di Prancis. Dengan menari tarian tradisional Indonesia dan berkesempatan mengikuti Tari Rakyat Sedunia di Prancis-Spanyol, membuka jalan saya mengenal Eropa. Tidak hanya itu, kemudian saya pun bisa melanjutkan sekolah bahasa Prancis di Paris.

Niat, doa, usaha dan keberuntungan yang mengantar saya untuk keluar dari rumah dan melihat dunia. Kesempatan ´nyemplung´ di kehidupan kota Paris dan negara Prancis yang tadinya menyilaukan, berubah menjadi monster yang menelan hidup-hidup siapapun yang menyerah dengan keadaan. Saya pun memilih untuk bertahan.

Setelah menjadi anak sekolahan, kesempatan bekerja dan berkelana ke benua Amerika Latin dengan menyeberangi Samudera Atlantik adalah kelanjutan dari pengalaman hidup yang mengubah dan mengasah batin saya. Bertemu dan berkenalan dengan berbagai macam suku bangsa dan adat istiadat yang berbeda membuat saya memutuskan hidup nomaden selama beberapa tahun.

Beberapa tahun berkelana, ada saatnya saya berpikir untuk memulai hidup stabil dengan berpijak pada satu tempat. Selain itu juga tentunya ingin membentuk keluarga. Keinginan tersebut akhirnya terlaksana di tahun lalu. Saya memutuskan untuk berhenti berkelana seorang diri, dengan memutuskan mengarungi bahtera rumah tangga dengan pria pilihan. Tetapi bukan berarti berhenti berkelana, malah memulai berkelana dengan si dia.

Grenoble (576 km dari Paris), kota pegunungan yang dilewati Barisan Pegunungan Alpen, Prancis Tenggara yang kami pilih untuk memulai kembali kehidupan di Prancis. Sewaktu awal kedatangan ke Prancis tahun 2005, saya memilih Paris untuk memulai kehidupan di Prancis.


Mulai tahun 2014 adalah tonggak kehidupan yang baru dimulai. Tidak menyangka berjdoh dengan pria prancis dan membawa saya kembali ke Prancis, negara yang sudah saya kenal sebelumnya. Negara pertama yang saya pilih untuk tinggal sebagai anak sekolahan dan negara yang mendidik saya tentang kehidupan.

Di Bab-bab berikut, saya akan menceritakan kembalinya saya ke Prancis dengan status istri, dengan pengalaman-pengalaman yang sama sekali berbeda ketika saya menginjakkan kaki pertama kali sebagai peserta misi budaya dan sebagai anak sekolahan.


Jadi, seperti apa Prancis dengan status saya yang baru ? Tetap memesona dengan keindahan alam dan bangungan-bangunan yang memukau, masakan tradisionalnya yang sukses membuat bobot badan naik serta mentalitas masyarakatnya yang sama sekali tidak berubah : agak dingin, tembak langsung, menuntut kita berbahasa prancis, tetap dandan dan gaya musim apapun. 

Jangan pernah lupa seperti yang saya tulis di awal-awal blog : Prancis bisa menelan hidup-hidup siapa saja yang menyerah dengan keadaan.