Like

Jumat, 29 Maret 2013

X. 1. Pulang kampung: Rindu Masakan dan Teman-teman Tercinta

Tahukah Anda bahwa hal yang paling menyenangkan dari berpetualang dan hidup nomaden adalah mempunyai waktu pulang kampung ke negeri sendiri?

Sakral bagi saya untuk bertemu keluarga dan teman-teman tersayang. Menghabiskan waktu tanpa stres memikirkan perjalanan, pekerjaan, beradaptasi dengan orang-orang baru serta harus bisa menempatkan diri di setiap keadaan adalah harga mati yang bisa saya dapatkan ketika pulang kampung.

Selain itu, pastinya, dong, menikmati kuliner negeri sendiri. Hal ini tidak bisa dipungkiri, selain rindu keluarga dan teman-teman, rindu masakan juga yang membuat saya menginjakkan kaki kembali ke negeri sendiri.

Setiap pulang kampung, saya menyempatkan bertemu teman-teman Cita Cinta, Femina Group, di mana kami berbagi ruang dan waktu selama hampir 5 tahun bersama. Walaupun saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan karena melanjutkan hidup ke Paris, komunikasi kami tidak putus begitu saja. Ikatan batin yang luar biasa, mengantarkan saya pada persahabatan ini.

Sahabat-sahabat yang membuat rindu.

Suka dan duka pun tetap kami bagi bersama. Kami tumbuh bersama dan akhirnya kami mengalami tahap hidup yang lebih bijaksana. Ceileee…hihihi. 

Banyak di antara kami yang telah menikah dan punya anak. Setiap bertemu mereka, selalu saja banyak hal yang seru yang bisa dibagi. Kalau mereka mengagumi setiap langkah saya hingga jauh ke negeri seberang sambil mempromosikan kebudayaan Indonesia dari menari dan membatik, saya malah bangga dengan mereka yang memilih konsisten untuk berkembang di jalur jurnalis yang kritis serta tidak berhenti berkarya.

Karena itulah kami saling berbagi dan saling mengisi. Tak heran, acara temu kangen diisi dengan berbagai macam topik yang seru. Dari pekerjaan sampai cita-cita di masa depan. 

Saya pun juga menyempatkan bertemu sahabat-sahabat tercinta sejak kami duduk di SMA. Dengan berjalannya waktu, kami pun tetap mejalin persahabatan. Jarak tidak menghalangi. Yang penting tetap dekat di hati.

Begitu juga dengan teman-teman kuliah di Perpajakan UI dan teman-teman di Perbanas. Walaupun tidak setiap pulang kampung saya bertemu mereka, yang penting mereka tetap ada di hati saya.

Yang penting lagi untuk ditemui ketika pulang kampung adalah teman-teman di Liga Tari UI. Obrolan tidak hanya seputar tari, tetapi juga tentang perjalanan, misi dan cita-cita kami untuk terus melestarikan kebudayaan Indonesia melalui seni tari.

Jadwal pekerjaan dan perjalanan saya yang tak pernah pasti, seringnya tidak bisa memastikan waktu pulang kampung. Jika ada sedikit waktu, saya tetap meluangkan untuk pulang, meskipun hanya seminggu. Biaya tiket yang mahal tidak menjadi kendala sepanjang terbayar bisa pulang kampung bertemu keluarga dan teman-teman.

Seringnya sih, saya membuat kejutan ketika pulang kampung. Hehe..bukannya tidak ingin dititipin oleh-oleh, karena saya selalu ambil keputusan di menit-menit terakhir ketika jadwal pekerjaan dan perjalanan yang tidak menentu.

Untuk seluruh sahabatku tercinta..
Dari berbagai belahan dunia..2005 sampai kini dan nanti..

Foto: sebagian koleksi Jes, Rahma




Tidak ada komentar:

Posting Komentar