Setelah mencoba dan memilih berpetualang hidup di Paris, tahukah Anda bahwa pesona kota Paris selalu indah ketika kita hanya mengunjungi, mengenal dan menikmatinya sebagai turis? Bagaimana dengan ritme kehidupan kota cantik ini?
Menikmati Paris saat menjadi turis dengan menjadi penduduk sementara
tentunya berbeda. Jika pada saat itu saya berkunjung menjadi turis, saya
mempunyai jadwal padat dengan segudang agenda dan tempat kunjungan. Semuanya
itu demi mengejar waktu yang memang terbatas.
Selama beberapa waktu saya mengalami kehidupan di Paris sebagai
mahasiswa di Institut Catholique de Paris dan akhirnya bisa diterima sebagai
Universitas Sorbonne 3 jurusan Literatur Prancis, saya baru mengalami kehidupan
yang sebenar-benarnya.
Dengan berjalannya waktu yang diisi dengan kuliah, kerja serabutan dan
mengerjakan ini itu. Paris terkadang tidak bersahabat. Melainkan jadi sebuah
kota monster yang siap menelan siapa saja yang menyerah atau mengeluh.
Paris bisa menjelma menjadi rasis ketika saya dihadapkan pada suatu
persoalan. Kemudian muncul anggapan
bahwa orang Asia, tuh, begini. Orang Asia begitu. Padahal, hellooooo?
Setiap orang, kan, mempunyai karakter yang berbeda-bedaberbeda-beda. Jangan men-generalisir, dong. Seringkali saya nggak ngerti untuk
hal yang satu itu. Oh, jadi begitu Negara pencetus Hak Asasi
Manusia. Tetap saja bersikap rasis memperlakukan bangsa lain. Kalau mood saya
jelek, saya suka asal menjawab bahwa saya tidak menetap di Paris, melainkan
jalan-jalan untuk membantu pemerintah Prancis menaikkan devisa Negara. Hehe.. Ih, sinis,
ya?
Bahkan saya
sampai lupa bahwa ada Menara Eiffel yang menjadi simbol kota Paris yang tetap
menjadi kebanggaan penduduknya. Beberapa museum yang belum saya kunjungi, ngopi sejenak
di kedai kopi dekat apartemen atau bahkan berhaha-hihi dengan teman-teman
Indonesia. Atau parahnya lagi, saya menjadi kurang ngobrol dengan Tasha, roomate saya
yang baik hati.
Salah satu sudut di dekat Universitas Sorbonne. |
Biar
bagaimanpun, pengalaman dan kisah kehidupan di Paris, cukup menyenangkan dan
membuat saya bertambah dewasa. Tidak hanya langsung nyebur dalam komunitas
masyarakat lokal, tetapi juga dihadapkan dengan berbagai macam persoalan hidup
sehari-hari. Dari yang tadinya stres dengan bahasa dan pelajaran di
universitas. Pekerjaan rumah menulis redaksional yang tidak kunjung selesai
karena keterbatasan kosa kata dalam bahasa prancis, membuat saya terkadang
menyerah, ingin pulang. Kelelahan karena harus mengerjakan banyak hal. Sampai akhirnya saya tersenyum menikmati semua
persoalan dan keberuntungan kehidupan di kota kelahiran banyak filsuf dunia
ini.
Memang tidak
selamanya saya mengalami pengalaman menyebalkan. Bukti lainnya, saya bisa
menikmati fasilitas sekolah yang serba modern dan gratis. Perpustakaan,
komputer bahkan saya banyak mendapat kemudahan dan potongan harga dengan harga
mahasiswa.
Kalau kita pintar, banyak sekali yang bisa dimanfaatkan selama kita
memegang status mahasiswa. Misalnya, untuk tiket transport umum, kita
diuntungkan dengan potongan harga 50% dari harga normal. Tapi, hal ini
tergantung dari usia kita. Jika di atas 26 tahun, ya, dianggap sudah
bisa membeli tiket secara full dan dihitung bukan mahasiswa lagi. Tetapi,
semahal-mahalnya transportasi umum di Paris, masih bisa dibilang murah karena
memakai sistem unlimited pemakaiannya selama kita membeli
tiket selama bulanan atau tahunan.
Tetapi, menikmati pengalaman sebagai mahasiswa dan tinggal di Paris,
adalah anugerah yang harus saya syukuri. Jadi, pengalaman suka dan duka selalu
saya nikmati saja. Biar bagaimanapun, pengalaman itulah yang mewarnai hidup
saya.
Hal lain yang bisa saksikan kehidupan merantau di Paris adalah
bertemu banyak orang Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa berbeda,
status sosial berbeda dan tujuan berbeda mengapa akhirnya mereka memilih Paris
sebagai jembatan hidup. Alasan bermacam-macam. Antara lain karena menikah
dengan warga negara Prancis, akhirnya para wanita mengikuti para suami ke
negara asalnya. Banyak anak muda Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di
kota mode ini, baik itu biaya sendiri atau beasiswa dari berbagai macam instansi
atau yayasan di Indonesia ataupun Prancis. Atau ada yang dikirim bekerja dari
perusahaannya beberapa tahun. Bahkan ada yang hanya ingin mencoba hidup di
Paris itu seperti apa. Atau kisah telenovela yang ditinggal kekasih atau putus
pacar, menjadikan Paris sebagai tempat pelarian. Hmm...
Well, warna warni kehidupan Paris ini yang menyertai pengalaman saya menyatu
dengan denyut kehidupan masyarakat lokal yang terkenal dengan sifat arogansi
yang tinggi. Pada akhirnya, saya nggak ambil pusing. Kalau memang saya tidak
menerima perlakuan itu, saya sudah kembali ke tanah air sejak lama.
Paris yang penuh pesona, tetap saja menyimpan berbagai misteri kehidupan
setiap penghuninya. Ada tangis dan tawa, suka dan duka, serta haru dan bahagia.
Biar bagaimanapun, Paris tetap menarik untuk dikunjungi dan menjadi kota
pilihan para individu untuk memeluk mimpi-mimpinya.
(Untuk teman-teman yang kuat mental menghadapi ritme kehidupan kota
cahaya ini)
Saya bercita-cita sekali ke PARIS..walaupun sehari saya ingin sekali melihatnya.tuhaann kabulkan do'a ku
BalasHapusHello Wawan..
BalasHapusAmin! Doamu didengar oleh dunia dan seluruh isinya membantu akan mewujudkannya. Semangat ya. Pasti ada jalan ke sini.
Hallo mba. Mba punya line atau bbm ga?
BalasHapusHai Faris, aku gak punya. Kamu bisa email aku. Nanti kubalas ;)
HapusMba punya bbm atau line? Kalau ad boleh saya minta ga mba mw tnya" dn silaturahmi
BalasHapusHai Fariz, kamu email aku aja ya..nanti kubales ;)
HapusHalo mba puruhita kenalin aku cindy dari fakultas ekonomi universitas indonesia. Kebetulan ak mau ke paris tgl 17 agsts nnt. Ak mau tanya2 suatu hal ke mba. Ak bisa hubungin mba kemana ya? Emailku cindyclaudiadya@gmail.com ya mba. Terima kasih. Ditunggu balasannya :)
BalasHapusHello Cindy, maaf ya baru balas. Emailku: puruhita.sardjan@gmail.com
HapusAtau aku bisa email Cindy duluan ;)
hallo mba Puruhita salam kenal, Saya Riva...
BalasHapusaku boleh ya tanya2 mengenai Paris melalui email
Hallo mba Puruhita, salam kenal ya saya Riva dari Jakarta
BalasHapussaya mau tanya2 mengenai Paris dengan Mba Puruhita, izinkan saya untuk mengirim email ke mba Puruhita..
Thanks
Hallo..salam kenal..
HapusSilakan..ditunggu emailmu ke puruhita.sardjan@gmail.com