Keesokan harinya, saya diantar ke sekolah bahasa yang terletak di daerah Paris 6 untuk mengikuti tes penempatan level bahasa. Bahasa prancis ini emang juara susahnya. Semua huruf tertulis terbuang percuma ketika kita membacanya. Sebelum mengikuti tes penempatan, saya sudah mengikuti kursus singkat di Pusat Kebudayaan Prancis beberapa tingkat demi mendapatkan tingkat yang lebih tinggi untuk melanjutkan sekolah bahasa di Prancis. Selain mahal biayanya, juga menghemat waktu karena tujuan saya setelah itu adalah melanjutkan pendidikan ke universitas negeri di Prancis.
Saya pun lulus tes penempatan di tingkat dasar
menuju ke tingkat menengah. Not bad.
Setelah itu bertemu dengan calon guru, yang ternyata sudah 15 tahun belakangan
ini mengunjungi Indonesia setiap musim panas. Dia suka sekali dengan rokok
kretek. Dengan percaya diri, dia bertanya kepada saya: “kamu menyelipkan
sebungkus rokok kretek, nggak, di
kopermu?” Saya: Hah? Ya, nggaklah. Saya tidak merokok”. “Rugi”,
balesnya sambil terkekeh. Kami pun langsung akrab. Selama obrolan belasa menit, akhirnya kami berpisah dan saling mengucapkan kata selamat
tinggal dan akan bertemu di kelas pertama minggu depan.
Setelah itu, pihak sekolah
mengajak saya berkeliling memberikan orientasi lingkungan sekolah. Sekolah ini
merupakan sebuah institut katolik yang juga setara dengan tingkat universitas. Mereka
membuka program sekolah bahasa yang setara dengan standar kurikulum
universitas. Jadi, sekolah bahasa di institut ini tidak bisa main-main seperti
halnya kami mengikuti kursus bahasa di tempat kursus biasa. Insitut ini lebih
membiasakan para murid belajar seperti menuntut ilmu di bangku kuliah.
Saya terpesona dengan ruangan
kelasnya yang besar, bersih dan kokoh dengan bangku-bangku kayu yang terlihat
tua tapi masih elegan, juga jendela yang berukuran panjang dan lebar menyerupai
pintu. Saya rasa, saya pun bisa berdiri tegak di jendela. Asal tidak terjun,
saja, sih.
Lalu ruangan perpustakaan yang
memanjakan para mahasiswa untuk berlama-lama disana. Meja belajar yang terukir
antik, dilengkapi lampu tempel yang usianya mungkin sudah belasan bahkan
puluhan tahun tetapi masih terawat. Fasilitas komputer yang tersedia juga
terbilang lengkap dengan printer dan scanner.
Kami menuju kantin yang terbilang modern dan
bersih. Ketika menuju kapel, kami menyeberangi taman yang di tengah-tengahnya
ada air mancur serta jenis bunga yang bisa tumbuh di musim dingin di sekelilingnya. Indah sekali. Sekeliling taman
juga dipagari oleh pohon-pohon rindang dan bangku taman di antaranya.
Arrggghhh..saya
terpesona dengan lingkungan sekolah yang memberikan hawa belajar dan memanjakan
para mahasiswa dengan segala fasilitasnya. Belum lagi saya terkagum-kagum
dengan fasilitas dormitori yang terletak di kompleks universitas. Bangunan tua
yang masih kokoh dan terawat ini rasanya sulit dipercaya bahwa usianya sudah
ratusan tahun. Banyak hantunya, nggak, ya?
Rasanya ingin cepat-cepat minggu depan memulai hari saya sebagai
mahasiswa di sekolah ini.
(Untuk pihak
sekolah bahasa Institut Catholique de
Paris)
Cerita Lanjutan:
http://puruhita-journey.blogspot.mx/2012/11/ii-3-orientasi-paris.html
Cerita Lanjutan:
http://puruhita-journey.blogspot.mx/2012/11/ii-3-orientasi-paris.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar