Like

Tampilkan postingan dengan label Venezuela. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Venezuela. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Maret 2013

VIII. 26. Caracas, Venezuela (8): Let´s Discover the Capital

When I was writing this blog, it was around 2 pm, march of 5th 2013 Mexico City´s time, everything was under control. Until…at 4 pm local time, there was big news: Hugo Chávez died. All media gave some reports about this. RIP Hugo Chávez.

Chávez was phenomenal. Not only like a person in his country but also in the world.

Anyway, I had experience to live in Caracas, Venezuela during he was the president of the country. I don´t want to talk about his politic and to talk the bad things. You will never be able to imagine how´s life in Venezuela without living there. All happened for a reason.

Now, here it is my experiences in Caracas and around…

Since I decided to live more than 1 year (from December 2008 to June 2010) in Caracas, the capital of Venezuela, I did not see so many interesting places. Or maybe it´s just me, I did not want to take a risk to walk around the city alone by myself, even if It was during the day. Yes, by the local newspapers or international news, Caracas in one of the dangerous cities in the world.


This is Caracas and its traffic.

Located just near the Caribbean Sea and around the mountain, Caracas´s weather was perfect all the year, between 23 to 32 degree Celsius.


The other side of the city.

If I compared Caracas to others cities in South of America that I´ve been visiting like Sao Paolo, Rio de Janeiro, Santa Cruz de la Sierra, Bogota, I felt something different in the capital of Venezuela. I will explain it in my next blog´s story.


The old bus help the majority of citizen to move.

Caracas itself for me, it was like the time got me back to year 80´s in Jakarta when the old buildings were still there, the many old cars on the road, and also the infrastructure of the city. What made it different from Jakarta? 


There is a metro-subway in this capital.

Sometimes during the weekend, I visited some places around the city. These are my 2 favorites places: El Hatillo and Galipan.

I had Indonesian good friends who lived in Caracas at that time with their family. During the weekend, we visited some places together or just had a lunch or dinner together.  


Indonesian girls + an Indonesian-British boy ;)

One Fine Day in El Hatillo

On Saturday afternoon, we visited El Hatillo, a small village was about 15 km from Caracas and we needed less than 30 minutes to get there by a car.


El Hatillo view from Plaza Bolivar.

Started from Plaza Bolivar, we could go around by walking to visit this small village.


THe Statue of Simon Bolivar.

View of the city from Galipan

This small village was the alternative to escape from the city. Located up to the mountain around Caracas, we needed a special car to get there. Don´t worry, we could leave our car in the parking station and then got the jeep to continue until the top of the city.


View Caracas from GAlipan, the top of the hill.

From the top of the hill (or the mountain exactly), we could see the view of the city. A part of that, we could see also the sea and enjoyed the takeoff and landing of the airplanes.

Galipan was a nice place to spend during the day. We could have brunch or lunch or a dinner. It also offered a fresh strawberry and many kinds of fruits that you could consume it directly there.

Have a nice visit around Caracas!




Caracas, from dec 2008 to june 2010.
Photo: LGN, Ita
Photo map: google map


Jumat, 01 Maret 2013

VIII. 24. Colonia Tovar, Venezuela (6): German´s Place around the Mountain


When I was living in Caracas, the capital of Venezuela during Dec 2008 until June 2010, I had a good time during a visit to Colonia Tovar. Colonia Tovar is a charming place, about 60 km to the west by driving a car from Caracas.

German architecture. I am taking pictures around this small village.

This place was born in 19th century when the Independence´s war was over. Thanked to Agustin Codazzi who took the german immigrants to install in this new place and built this place (which is around the montagne) like german architecture.

The church and the statue of Codazzi (right below).

And now, Colonia Tovar becomes one of the tourist places – a must visit – in Venezuela and it still keeps their german´s tradition.

Most of the architectures in this small village built in german´s way. And also the restaurants, cafes and bar. Even more, the waiters and waitrisses are still wearing their costumes traditionals nowdays.

Colonia Tovar during xmas in Dec 2008.
And how about the language? Yes, most of the old generations are still speaking german and the new generations are speaking Spanish.

With cold and fresh temperature around the mountain, it is like we were in Germany.

If one day you will visit Venezuela and you don´t have much time to spend around Venezuela, Colonia Tovar is a good choice to discover another side of this country.

Auf Wiedersehen! ¡Hasta Luego!

Where Colonia Tovar is.

Photo map: google map.
Thank you LGN for a nice visit.

Senin, 25 Februari 2013

VIII. 23. Estado Lara, Venezuela (5): Arsitektur Kolonial yang Cantik dan Pusat Kerajinan Tangan

Setelah puas menjelajah Maracaibo dan menyeberangi danaunya melalui jembatan yang panjangnya hampir 9 km, kemudian saya melanjutkan perjalanan ke Propinsi (Estado) Lara. 

Estado Lara terkenal dengan kota-kota kolonial yang apik dan kerajinan tangan khas Venezuela yang terkenal: hammock (bahasa inggris), hamaca (bahasa spanyol) atau tempat tidur gantung (bahasa Indonesia).


Suasana kota Carora dengan Katedral di tengah kota.


Sepanjang perjalanan, saya melewati daerah yang memiliki alam yang indah. Sayangnya infrastrukur jalanan tidak terlalu bagus, jalanan banyak berlubang dan tidak banyak rambu penunjuk jalan. Intinya, sih, jika berkendara harus hati-hati dan pasang mata baik-baik.

Di propinsi Lara ini, saya mengunjungi kota kecil kolonial yang bernama Carora dan El Tintorero. Yang terakhir adalah pusat kerajinan tangan hammock. Itu lho..tempat tidur gantung yang terbuat dari bahan baku katún yang dioleh dari kapas dan dipintal menjadi benang besar dan dikerjakan dengan tangan. 

Hammock sangat populer di pesisir Laut Karibia dan juga di rumah-rumah penduduk. Tak perlu ada pohon kelapa dan pantai untuk memasangnya. Dalam kondisi apapun, hammock dipakai untuk bersantai dan bobo siang.

Carora, Pesona Kota dengan Gaya Arstitektur Kolonial

Kami memilih Carora sebagai tempat singgah karena gaya arsitekturnya yang menarik. Katedral Carora yang terletak di tengah kota dengan bergaya reneisans ini memang sengaja dibangun oleh kolonial bangsa spanyol yang menjajah daerah itu.

Bentuk lampu yang menempel di tembok rumah penduduk. 

Selain gereja, yang menarik perhatian saya adalah bentuk lampu-lampu jalanan yang menempel di tembok perumahan.

Arsistektur pintu rumah dan jendela juga tak luput dari perhatian saya. Foto ini saya ambil dari rumah penduduk yang terletak tidak jauh dari Katedral Carora.

Arsitektur pintu rumah penduduk Carora (kiri) dan jendela (kanan).

El Tintorero, kota kecil penghasil kerajinan hammock

Setelah mengagumi Carora dan tinggal 1 malam, saya melanjutkan perjalanan ke El Tintorero, yang jaraknya hampir 80 km dan ditempuh selama 1 jam dengan kendaraan.

Home industry tempat dikerjakannya hammock.

El Tintorero ini terletak di daerah penhasil kerajinan khas Venezuela, seperti kota Quibor dengan keramiknya dan kota-kota sekelilingnya. Karena masalah waktu yang terbatas, akhirnya saya memilih El Tintorero sebagai kota kerajinan.

Hasil kerajinan hammock yang dipanjang. Yak..dipilih...dipilih!

Di El Tintorero ini kita bisa menyaksikan secara langsung home industry dan workshop yang dikerjakan oleh penduduk. Setelah itu, hasil kerajinan tersebut mereka bawa ke show room untuk dijual.

Letak geografis Estado Lara.


Estado Lara itu…
  • Bisa dijadikan alternative pilihan menjelajah Venezuela dari sisi daerah colonial.
  • Banyak daerah  menarik yang dikunjungi selain Carora. Sayangnya saya tidak mempunyai banyak waktu.
  • Merupakan salah satu pusat kerajinan nasional Venezuela dan terkenal dengan hammock-nya.


Estado Lara, Januari 2009.
Foto peta: google maps.

Minggu, 24 Februari 2013

VIII. 22. Maracaibo, Venezuela (4): Kota Penghasil Minyak Perpaduan Modern-Tradisional


Penjelajahan di Venezuela berikutnya adalah Maracaibo yang merupakan ibukota Propinsi (Estado) Zulia yang terletak di bagian barat Venezuela. Propinsi ini terkenal dengan penghasil minyak dan merupakan pusat perekonomian penting Venezuela.

Selama 3 hari 2 malam, saya mengunjungi kota Maracaibo dan sekelilingnya yang terletak di pinggir danau yang merupakan danau terbesar di Venezuela. Udara yang sangat panas, seringnya bisa mencapai suhu 45 derajat, mewajibkan kita untuk selalu banyak minum air. Selain itu, udara yang lembab juga mempengaruhi mood dan karakter penduduk sekitar yang keras, terkadang kasar dan cara berbicara mereka kencang seakan berbicara normal pun terdengar seperti berteriak.

Perpaduan Modern dan Tradisional

Sebagai kota dan Propinsi penghasil minyak dan barang tambang lainnya, Maracaibo dan Estado Zulia mau tidak mau harus membangun infrastruktur modern untuk mendukung pertambangan minyak tersebut. Walaupun demikian, pemerintah dan penduduk kota tidak melupakan sisi tradisi, agama dan budaya yang memang sudah lama tumbuh dan berkembang di sana.

Sepanjang jalan mengitari pusat kota, saya melihat banyak gereja dan satu Basilica yang terkenal dan merupakan tempat wajib  yang harus dikunjungi di Maracaibo. Apa saja yang menarik di kota ini?

Basílica de Nuestra Señora de Chiquinquirá

Basílica yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk lokal, turis lokal bahkan turis mancanegara menjadi icon kota Maracaibo. Arsiterktur luar dan interior Basilica menjadi daya tarik yang mampu menarik perhatian banyak turis. Selain itu, legenda dibalik cerita Basílica ini dipercaya sampai saat ini.

Basílica de La Nuestra Señora Chiquinquirá.


Monumento de La Virgen Chinita de la Ciudad Maracaibo

Dibangun untuk menghormati La Virgen yang dianggap perempuan suci. Monumen ini juga dibangun dengan konsep taman kota dan penduduk lokal bisa menikmati keindahan taman ini.

Monumen La Virgen.

Iglesia de Santa Barbara

Bisa dikatakan bahwa banyak gereja yang terawat rapi di Maracaibo. Sisi agama dan tradisi terlihat jelas dijaga ditengah arus modernisasi pembangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi.

Iglesia Santa Barbara.

Warna-warni!

Yang menarik menjelajah Maracaibo selain tempat-tempat bersejarah dan agama, arsitektur perumahannya bisa dikatakan menarik. Aneka warna cat memenuhi jejeran perumahan dengan gaya kolonial. Cat warna warni ini menunjukkan kota Maracaibo sangat hidup dan penduduknya yang berjiwa terbuka.

Deretan rumah yang berwarna-warni.

Jembatan General Rafael Urdaneta

Salah satu icon Maracaibo dan Estado Zulia adalah jembatan sepanjang hampir 9 km yang menyeberangi Danau Maracaibo, yang bernama Puente General Rafael Urdaneta. Nama ini diambiil dari pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Venezuela.

Jembatan Urdaneta.

Maracaibo itu…
  • Kurang bisa disebut sebagai kota turis karena memang kurang banyak atraksi dan tempat-tempat menarik yang dikunjungi.
  • Terkenal dengan kota minyak dan juga merupakan pusat perekonomian Venezuela.
  • Suhu udara yang sangat panas dan saking panasnya mempengaruhi emosi dan tertular ingin cepat marah. Hihi, ini beneran, lho..
  • Sisi lain Venezuela yang menampilkan budaya pinggir laut Karibia dan karakter penduduk pesisir yang keras.
Letak Geografis Maracaibo.


Maracaibo, Januari 2009
Peta: google maps

Jumat, 15 Februari 2013

VIII. 21. San Cristobal, Tachira, Venezuela (3): Dari Festival, Letusan Senjata sampai Desa yang Indah


Di awal tahun 2009, saya mengunjungi San Cristobal, Propinsi Tachira yang termasuk juga Pegunungan Los Andes. Bekunjungnya saya ke kota sejuk tersebut adalah untuk berpartisipasi dalam Festival San Sebastian yang berlangsung selama 1 bulan.

Secara letak geografis, San Cristobal terletak di sebelah barat daya Venezuela, sangat dekat dengan perbatasan antara kota San Cristobal dan Cúcuta (Colombia). 

Tentang Keamanan di San Cristobal
San Cistobal termasuk kota yang sejuk dan nyaman di siang hari. Di malam hari? jangan coba-coba pecicilan jalan-jalan sendirian. Kota ini dikenal lumayan berbahaya karena dekat dengan perbatasan Colombia dimana menurut penduduk setempat ada beberapa pemberontak yang menysup atau melarikan diri. Tak heran banyak polisi dan militer yang berjaga-jaga di mana-mana.

Ditambah lagi, seringnya mendengar letusan senjata yang mirip dengan petasan, yang diledakkan begitu saja. Ngeri? Ya, pasti, dong. Syukurlah saya menemukan hotel di tengah kota yang dekat dengan tempat festival. Pemilik hotel yang baik hati menyediakan taksi kenalannya untuk mengantar dan menjemput saya dari hotel ke tempat pameran dan sebaliknya. 

Bertemu dan Berbaur dengan Penduduk Setempat
Ah, sudahlah, tidak perlu menulis lebih panjang pengalaman dan situasi yang menegangkan tentang kota ini, karena pengalaman yang lebih menegangkan akan saya temui di Caracas, ibukota Venezuela, di mana saya memutuskan untuk menetap selama 1,5 tahun. 

Yang berkesan di San Cristobal dan Festival San Sebastian adalah saya bisa bertemu dengan peserta pameran lain dari berbagai daerah di Venezuela maupun berinteraksi dengan penduduk lokal. Walaupun bahasa spanyol saat itu tidak lancar, tetapi komunikasi tetap bejalan.


Bersama para penduduk lokal San Cristobal. Kanan atas: bersama penari Flamenco. 


Selama sebulan saya berada di wilayah dan daerahyang sama, jadi akrab dengan pemilik warung yang menyediakan cemilan dan kopi. Sebut saja namanya Ibu Violeta. Kami sempat berfoto berdua. Beliau mengenakan t-shirt warna pink. 

Lalu ada Ivana, Jenny dan beberapa cewek Venezuela yang kebetulan bersama sama di festival itèh u selama sebulan. Dari situ, saya jadi belajar bahasa spanyol sambil praktek. Dan mereka mengajarkan setiap kosa kata baru. Ternyata tidak sulit mengerti bahasa spanyol.

Di akhir pekan, biasanya ada pertunjukkan seni. Ada sulap atau hiburan untuk anak-anak serta tarian flamenco dan salsa. Saya sempat berfoto dengan para penari. Hmm..jangan bilang kalo mereka gendut, hihi...


Kunjungan Singkat ke kota San Cristobal, Desa Peribeco dan Represa
Walaupun saya sempat tinggal selama sebulan, tetapi tidak mempunyai banyak waktu untuk menikmati kota San Cristobal dan daerah sekitarnya. Selain itu, jalan-jalan sendirian kta penduduk lokal juga riskan karena ketauan sekali saya turis dan tidak mahir berbahasa spanyol.

Suasana kota San Cristobal.


Ah, tapi, cuek aja, deh. Kalo dipikirin bahayanya, kapan bisa plesiran? Yang penting tetap hati-hati dan banyak doa. 

Setelah festival selesai, saya menyisihkan waktu selama 4 hari untuk plesiran. Pertama-tama saya jalan-jalan di sekitar pusat kota, lalu ke desa kecil Peribeco yang jaraknya tidakjauh dari pusat kota. Lagi-lagi pemilik hotel menyediakan taksi pulang-pergi untuk mengantar dan menjemput saya dari hotel ke desa Peribeco. 

Suasana kota kecil Peribeco.

Di hari terakhir plesiran, saya mengunjungi Represa Uribante Caparo Leonardo,yang terletak di Propinsi Tachia, 2 jam dengan mengendarai mobil dari San Cristobal. Represa adalah konservasi air ntuk mengantisipasi kekurangan air. Konstruksi yang indah seakan adalah bentuk alami, padahal represa itu memang sengaja dibangun. Indah sekali.
                           Represa Uribante Caparo Leonardo, Estado Tachira.



Letak Geografis San Cristobal


Pengalaman tentang San Cristobal dan Propinsi Tachira...

  • Masih beruntung dipertemukan orang-orang yang baik di tengah-tengah berita berbahaya tentang San Cristobal dan Venezuela itu sendiri.
  • Berbaur dengan penduduk sekitar yang ramah dan menerima turis dan bangsa pendatang.
  • Sebaiknya tidak perlu mengetahui lebih dalam mengetahui keadaan bahaya suatu kota karena akan merugikan masa tinggal di sana dan membuat jadi takut plesiran, apalagi sendirian.
  • Setiap malam menjelang tidur, saya mendengar suara letusan senjata. Dari yang pertamanya kaget dan ngeri, akhirnya menganggap itu adalah bunyi suara musik. Membuat pikiran positif sangat diperlukan di situasi seperti ini.
  • Berusahalah untuk berbaur dan berkomunikasi dengan penduduk lokal, walaupun kesulitan masalah bahasa. Karena, penduduk lokal ataupun pemilik hotel adalah orang terdekat jika sesuatu terjadi pada diri kita.
  • Tetap santai dan mengontrol emosi di setiap keadaan dan harus selalu hati-hati  di manapun kita berada.
  • Di kota inilah, petualangan saya tentang plesiran ke Venezuela dan diuji menilainya secara obyektif, tidak subyektif. Dan hal itu sangat sulit mengingat Venezuela adalah negara yang mempunyai permasalahan kompleks dari segi politik, ekonomi dan keamanan. 

San Cristobal, Januari 2009

Foto peta: google maps.

Kamis, 14 Februari 2013

VIII. 21. Mérida, Los Andes, Venezuela (2): Daerah Pegunungan yang Elok


Setelah sedikit 'briefing' tentang Venezuela di cerita sebelumnya, saat ini saya ingin bercerita tentang penjelajahan beberapa Propinsi di negara ini.

Venezuela adalah negara di amerika latin, yang terletak di pinggir laut Karibia di sebelah utara, dengan berbatasan langsung dengan Colombia di bagian barat, di sebelah timur berbatasan dengan Guyana dan dengan Brazil di bagian selatan. Dari segi sejarah, Venezuela dan Colombia mempunyai cerita bersama. Saya tidak akan membahasnya disini, ya. Nanti lupa cerita jalan-jalannya ;)

Estado (Propinsi) Mérida yang termasuk Los Andes di Venezuela adalah daerah yang saya jelajahi pertama kali. Bertebarannya pegunungan tnggi dan salah satunya yang paling tinggi di Venezuela, yaitu Pico Bolivar. Setelah acara pameran produk Indonesia yang saya ikuti di Caracas selesai,  bersama 3 teman asal Caracas, kami menempuh jarak selama 8 jam untuk tiba di Propinsi yang terkenal dengan keindahan alamnya.

Suasana Los Andes.

Secara geografis, daerah yang termasuk Pegunungan Los Andes adalah Trujillo, Mérida dan Tachira yang terletak di sebelah barat daya Venezuela . Daya tarik Los Andes yang dipenuhi pegunungan cantik dengan pesona alam yang memukau, menawarkan olahraga alam yang penuh tantangan. Selain iu, deretan pegunungannya semakin menyimpan misterius akan keanggunan alam Venezuela berikut dengan penduduk asli dan dialek bahasanya.

Penuh dengan Pegunungan Indah
Los Andes ini sungguh memanjakan mata. Bagaimana tidak, karena sekeliling kita akan dipenuhi dengan puncak gunung tertinggi di Venezuela, Pico Bolivar, sampai daerah perbukitan rendah dengan tanaman khas daerahnya. Tak hanya itu, Pico El Águila pun seolah tak mau ketinggalan memamerkan keindahannya.


Laguna Mucubají di Los Andes.
Mucubají dan Laguna Negra, Primadona Los Andes
Menjelajahi pegunungan Los Andes yang berlika-liku, tak terasa kita akan tiba di ketinggian 3000an meter dari permukaan laut dan kita akan merasakan permukaan dataran. Di depan mata, terbentang Laguna Mucubají yang merupakan salah satu laguna terbesar di Los Andes. 


Atas: Laguna Negra. Bawah: Perjalanan menuju Laguna Negra.

Ada juga laguna kecil yaitu Laguna Negra yang tempatnya tersembunyi di balik bukit dan kita diwajibkan untuk jalan kaki atau menaiki kuda untuk mencapainya. Rute jalan yang elok dijamin akan melupakan waktu tempuh selama 2 jam untuk mencapainya dan 2 jam untuk kembali ke parkiran. Siap-siap air minum dan sepatu jalan yang nyaman, ya.

Jají: Kota Cantik dengan Ciri Khas Hacienda

Setelah mengeliling Pegunungan Andes yang panjang dan tak ada habisnya, kami memutuskan untuk mampir ke Jají, kota kecil yang cantik yang merupakan daerah asli penduduk Los Andes. Jalan menuju Jají, populer dengan sebutan Rute Sun Road. Indah sekali pemandangannya.


Suasana kota kecil Jají dan Hacienda del Carmen.


Di Jají kami memang janjian dengan Mindy, teman Indonesia yang memang waktu itu tinggal di Caracas dan sedang liburan akhir tahun. Kami menginap di hacienda (penginapan khas) yang menjadi langganan Mindy dan suaminya, Hacienda El Carmen.



Letak Geografis Merida dan Los Andes di Venezuela.

Tentang Mérida dan Los Andes:

  • Daerah yang menarik dikunjungi bagi Anda yang berjiwa petualang. 
  • Banyak tempat menarik di sepanjang pegunungan. Misalnya, kedai café atau restoran dengan dekorasi unik penduduk lokal, gereja tua kecil yang didirikan dari bebatuan, sampai anak-anak Andino (sebutan penduduk lokal Los Andes)  dengan wajah yang khas.
  • Disini saya merasakan tingkat keamanan yang terjamin dan merasa nyaman. Berbanding terbalik dengan anggapan bahwa Venezuela adalah salah satu negara berbahaya di dunia. Tapi harus tetap hati-hati, sih, di manapun berada.
  • Penduduk Mérida yang ramah dan baik hati, menawarkan banyak tempat menarik yang tidak tertulis di buku panduan.
  • Waktu yang tepat untuk mengunjungi Los Andes adalah sepanjang tahun, tidak terpengaruh banyak oleh cuaca karena diuntungkan oleh letak geografis yang elok.

Los Andes, Desember 2008 - Januari 2009
Foto peta: google maps





Rabu, 13 Februari 2013

VIII. 20. Venezuela (1): Merasakan Asam dan Garam Kehidupan di Negara Latin


Lanjut cerita tentang perjalanan di negara-negara benua amerika latin, akhirnya sampai juga ke Venezuela. Apa, sih, yang menarik di negara itu? Apa yang membuat Venezuela begitu terkenal dengan gudangnya Ratu Kecantikan sedunia? Mengapa tingkat kriminal begitu tinggi? Bagaimana mentalitas penduduknya? 

Jika boleh jujur, tulisan saya tentang negara ini akan penuh dengan petualangan yang bikin jantung seperti naik roller coaster. Jungkir balik yang namanya perasaan gembira, haru, sedih, shock, takjub bahkan kesal dan rasanya rasa sabar tingkat tinggi diuji disini. Kok, sepertinya, hiperbola sekali, ya?

Dari perjalanan saya menjelajah negara-negara di benua amerika latin, yang dimulai dari Paraguay, lanjut ke Suriname, Bolivia, Brazil, Curaçao, ke Colombia dan Venezuela, sepertinya Venezuela, deh, yang bikin saya terpesona dengan kebudayaan dan mentalitas orang-orang latin yang bikin gemes dan jejeritan.

Berbagai image Venezuela.

Tidak hanya sisi emosi yang bikin naik darah, sih, karena negara ini menawarkan alam yang tak kalah memesona untuk kesehatan jiwa. Hihi..lumayan, deh, ada sisi positifnya juga. 

Selama menetap di Caracas, ibukota Venezuela, banyak pengalaman yang mengesankan dan menyebalkan. Mengesankan karena saya bertemu dengan orang-orang Indonesia dan kami menjalin pertemanan sampai saat ini. Yang menyebalkan karena harus berhadapan dengan penduduk lokal yang mentalitasnya qgqk ajaib. Mau tau seperti apa pengalaman saya? Simak, ya beberapa seri cerita yang akan saya muat di blog.

Saya akan memulai petualangan penjelajahan alam Venezuela di Los Andes dan beberapa kota seperti di Merida, San Cristobal sampai ke daerah perkampungannya. Setelah berlanjut ke pengalaman hidup di Caracas, suka dan dukanya menghadapi orang lain dan juga orang-orang asing disana.

Venezuela, Desember 2008 - Juni 2009

Foto peta: google maps
Foto kota by Mindy