Like

Sabtu, 20 April 2013

XIII. 2. All About Mexico City (1): Dari Kemacetan, Transportasi Umum, Jajanan Lokal sampai Museum


Sebelum saya mengajak Anda keliling negara Mexico, ada baiknya terlebih dahulu saya mengajak Anda ke ibukota negara: Mexico City atau yang populer disebut Mexico DF (Distrito Federal), dan mengetahui kondisi kota ini secara keseluruhan.

Mexico City secara umum

Adalah salah satu kota terbesar di negara Mexico itu sendiri, dilihat dari luasnya secara fisik dan jumlah penduduknya yang padat. Terletak 2000 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh pegunungan, membuat Mexico mempunyai suhu udara yang sedikit aneh. Selain itu, produksi polusi yang cukup tinggi juga menyebabkan berbagai penyakit, seperti sakit kepala atau migren yang berkepanjangan, bahkan sampai menyebabkan mimisan. Lebih parahnya lagi, menimbulkan gejala penyakit paru-paru.

Suasana Mexico City sehari-hari yang penuh kemacetan, seperti kebanyakan kota besar di dunia.

Tadinya sih, rasanya aneh ya, dan juga kok, kedengarannya serem banget dengan segala sindrom penyakit yang merugikan kesehatan. Tetapi, tidak semua penduduk mengalami hal tersebut. Hal itu tergantung dari daya tahan tubuh masing-masing orang. Kasusnya yang terjadi pada saya adalah ketika tiba pertama kali tiba di Mexico City, sindrom sakit kepala dan migren tidak bisa dihindari.

Mexico City, kota berbahaya?

Menurut kesan saya sendiri ketika menjejakkan kaki di ibukota ini, terasa menyenangkan. Perpaduan modern tetapi masih menjaga keaslian kotanya. Rasa berbahaya jauh dari anggapan surat kabar dan media yang selama ini mengedepankan opini tentang keadaan bahaya dan tingkat kriminalitas yang tinggi.

Suasana di salah satu sudut kota Mexico City. Lihat, deh. masih ada, lho, taksi VW Kodok (bawah) dan suasana bazaar di tengah kota (atas). 


Sebelumnya saya pernah tinggal di Caracas, Venezuela, tentu keadaan Mexico City membuat saya kaget. Sikap orang-orang yang ramah terhadap turis dan bangsa pendatang dan juga pelayanan di bidang jasa sangat baik, malah menimbulkan rasa curiga. Jangan-jangan mereka baik ada maunya.

Belum lagi merasa terkejut dengan sikap penduduk yang ramah, ketika naik taksi pun, sang supir ramah sekali. Memberikan salam selamat siang, menanyakan kabar bahkan bertanya pendapat saya tentang Mexico. Meskipun berbahasa spanyol, memerlukan waktu beberapa hari untuk beradaptasi dan mengerti bahasa spanyol mereka. Ya, setiap negara mempunyai dialek dan gaya berbicara yang berbeda-beda dalam berbahasa, walaupun 1 bahasa.

Seperti apa Mexico City?

Gedung-gedung tinggi pencakar langit, padatnya penduduk, kemacetan sehari-hari, kereta bawah tanah, angkutan umum untuk masyarakat serta ritme kehidupan yang tidak pernah padam adalah kesan tentang Mexico City.

Suasana jalanan yang padat di jalur utama Mexico City. Tersedia sepeda bagi mereka yang ingin menghindar dari kemacetan berkendara.


Sama halnya dengan kehidupan di kota-kota besar lainnya, Mexico City menawarkan kehidupan yang sibuk dan tentu berpengaruh pada gaya hidup masyarakatnya. Justru ini yang membuat kota besar semacam Mexico menjadi dinamis dan menawarkan berbagai kesempatan untuk berkembang dan berkreasi.

Aneka jajanan yang kami temui di pinggir jalan: dari penjual buah, kerupuk sampai sawo dan leci.

Yang membuat menarik Mexico City adalah sektor informal. Aneka tacos (makanan khas) Mexico dijajakan di pinggir jalan, adanya tenda-tenda makanan sepanjang jalan, orang-orang menjajakan aneka barang dagangan di jalanan dan di lampu merah dan yang membuat hidup adalah suara-suara khas yang dikeluarkan dari suara pedagang dan alat musik.


Yang menarik di Mexico City
  • Banyak museum yang terawat dan bersih. Ada museum yang mengharuskan membayar tiket masuk ada juga yang gratis. Setiap hari minggu, museum dibuka gratis untuk penduduk dan turis. Tinggal menunjukkan kartu identitas saja.
Contoh museum-museum yang berserakan di Mexico City. Castillo de Chapultepec (atas) dan Munal (bawah).
  • Beberapa barrio (daerah sekitar) yang merupakan cagar budaya dan dilestarikan oleh pemerintah dan penduduk setempat. Seperti barrio Coyoacán, San Angel, La Condesa. Nanti akan saya ceritakan secara detil di blog selanjutnya.
  • Transportasi yang beraneka ragam, mulai dari kereta bawah tanah, cable car, metro bus (semacam TransJakarta di Jakarta), taksi, pesero (seperti metro mini di Jakarta) dan nyaman membantu mengurangi kemacetan lalu lintas sehari-hari.
Transortasi umum yang banyak dipilih oleh masyarakat: metro (kereta bawah tanah) dan metrobus (semacam TransJakarta di Jakarta), untuk menghindari kemacetan sehari-hari (atas).
  • Diterapkannya jalur satu arah, di beberapa titik kepadatan lalu lintas, sehingga membantu kelancaran dan mengurai kemacetan. Kerugiannya, jika kita salah jalan, ya, dapet salam dari muter-muter jauh sekali. Karena itu, cermati betul jalan yang kita tuju.
  • Adanya care free day setiap hari minggu, dari pukul 6 pagi sampai pukul 2 siang, yang berlaku di jalanan utama pusat kota (sekitar Paseo de la Reforma).
  • Aneka jajanan dan masakan lokal bisa kita nikmati dari tenda pinggir jalan sampai restoran kelas atas.
Jajanan lokal yang kami temui di pinggir jalan sampai kelas restoran: tacos.
  • Masyarakat Mexico memang kreatif. Mereka menjadikan danau sebagai obyek pariwisata. Namanya daerah Xochimilco. Saya akan mengajak Anda mengenal Xochimilco, di blog selanjutnya.
  • Jika Anda tidak memiliki banyak waktu dan ingin melihat Mexico City dalam sehari, bisa naik Turisbus, yang membawa Anda mengenal Mexico City dalam sehari.


Bagaimana cara mencapai Mexico City?

  • Untuk pemegang paspor Indonesia, diperlukan visa untuk menginjak Mexico. 
  • Dari Indonesia, ada 2 pilihan: bisa melalui Lautan Pasifik (Jepang dan Amerika) atau melalui Eropa (Prancis, Jerman atau Belanda). Untuk transit, tergantung dari pesawat yang kita tumpangi. Ada 1 kali transit atau maksimal 2 kali transit.
  • Lamanya perjalanan melalui lautan Pasifik adalah 24 – 30 jam (termasuk waktu menunggu ketika transit) dan melalui Eropa adalah 36 – 38 jam (termasuk waktu menunggu ketika transit).
  • Harga tiket pesawat berkisar antara 1600 – 2500 USD. Tergantung waktu dan bulan kita memilih pergi. Apakah itu low season atau high season.
  • Mata uang Mexico adalah peso (atau biasanya disingkat MXN), dengan simbol $, tetapi bukan dolar. 1 MXN = Rp 800,00.
  • Harga penginapan tergantung jenis dan letak penginapan. Untuk yang murah meriah namun masih terjangkau situasi dan kondisinya, harga mulai dari 15 USD per malam.
  • Untuk biaya hidup, tergantung dari kita sendiri yang mengatur anggaran. Untuk tinggal di Mexico City itu sendiri, 300 USD/minggu adalah anggaran paling hemat. Intinya, sih, tergantung dari gaya hidup.
  • Karena perbedaan antara Mexico-Indonesia adalah 12 jam lebih lambat, maka jika kita pergi dari Indonesia untuk tiba di Mexico, kita akan memakan waktu 1 hari untuk perjalanan. Tetapi kita memakan waktu 2 hari untuk tiba kembali ke Indonesia dari Mexico.
  • Karena jarak dan perjalanan yang cukup jauh, saya sarankan untuk menghabiskan waktu setidaknya minimal 2 minggu untuk menikmati Mexico. Lebih idealnya 3 minggu sampai 1 bulan. Biar puas.
  • Waktu ideal untuk mengunjungi Mexico City adalah dari bulan september sampai juni. Suhu udara masih bisa dikatakan bersahabat. Ada panas dan dingin, tetapi tidak hujan badai yang biasanya terjadi di bulan juni, juli dan agustus.
  • Bagaimana dengan mengunjungi Mexico di beberapa propinsi, termasuk penjelajahan peninggalan situs bersejarah Zapotec, Maya dan Aztec? Saya akan menceritakan lebih lengkap di blog selanjutnya, ya.
Letak Mexico secara geografis.


Nah, tertarik untuk menjelajah Mexico?

Mexico City, april 2012
Sebagian foto: Herman
Foto metro (kereta): LGN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar