Like

Rabu, 13 Agustus 2014

XIV. 16. (Prancis): Sulitnya Mencari Pekerjaan dan Meniti Karier (Bag. 4)

Nah, bagaimana dengan kita, nih, para wanita yang mengikuti suami ke negaranya? Dan tentu kita juga memulai karier dan mungkin juga posisi pekerjaan sudah cukup tinggi di Indonesia? Sayang, kan, jika harus meninggalkan semuanya dan memulai dari awal? 

Kekhawatiran yang lebih dalam lagi adalah apakah kita bisa bertahan dan survive di lingkungan yang sama sekali baru? Kalaupun kita tidak mempunyai karier atau posisi pekerjaan yang tinggi pun, tetap akan menjadi pertanyaan, akan ngapain nanti di negara suami?

Jalan keluarnya, apalagi jika bukan dipikirkan secara baik-baik dan secara matang? Keputusan akan mengikuti suami kan, bukan kita saja yang memutuskan, tetapi suami juga yang mempunyai peran penting untuk meyakinkan kita mengikutinya ke negaranya.

Oh iya, saya belum akan membahas lebih lanjut jika misalnya Anda dan suami memutuskan pindah ke negara lain, bukan ke negara suami, bukan pula negara Anda. Nah, lho! Hal ini lebih rumit lagi karena kan, adaptasinya dobel. Membentuk keluarga yang multi bangsa namun hidup di negara yang sama sekali berbeda. Nah, hal tersebut akan saya bahas di blog-blog selanjutnya, ya. Kita fokus yang di Prancis dulu.

Balik lagi tentang kepindahan bersama suami ke negaranya, menurut saya berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa contoh di sekitar, kita, nih, para wanita yang berkewarganegaraan asing yang harus lebih banyak mengalah. Tetapi bukan berarti kalah. Karena kan, akhirnya kita bisa sampai ke Prancis atas kesepakatan dan keputusan bersama. Kita tentunya yang harus lebih banyak beradaptasi dan harus mau berbaur dan menerima sistem kehidupan di negara suami. Belum lagi kita yang harus lebih banyak sabar dan bingung dengan kejadian sehari-hari, kebiasaan-kebiasaan yang sama sekali berbeda dengan di negara kita.


Tak perlu panik. Semua pakai proses dan waktu untuk adaptasi ini. Anda tidak perlu merasa sendirian. Kuncinya adalah komunikasikan segala sesuatunya pada suami Anda. Karena kalau kita diam saja, emosi akan menumpuk di kemudian hari dan tidak baik demi kelangsungan rumah tangga Anda berdua. Belum lagi jika ada kehadiran anak. Jadi, sebaiknya, apapun memang harus dibicarakan. 

Kebiasaan buruk kebanyakan orang Indonesia adalah menyimpan sendiri masalahnya, tidak membicarakan dengan suami tentang kesulitan-kesulitan dan keraguan-keraguan yang dihadapi dan seringnya kita malah cerita ke orang lain atau teman sesama orang Indonesia sendiri. 

Hal ini menurut saya kurang tepat karena kan, setiap orang atau rumah tangga mempunyai problematikanya masing-masing. Jadi, yang paling tepat adalah membicarakan dengan pasangan Anda. 

Jika bahasa menjadi kendala, gunakan bahasa yang dikuasai Anda berdua. Percaya, deh, hal ini akan membantu Anda mempercepat proses adaptasi tinggal di negara suami. Walaupun bercerita atau berbagi dengan teman sesama negara memang diperlukan, tetapi tidak perlu sering-sering. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar