Like

Rabu, 23 Januari 2013

VIII. 11. Curitiba, Brazil (5) : Kota Ala Eropa di Brazil Selatan

Ibukota Propinsi Paraná yang terletak di Brazil Selatan ini mempunyai daya tarik tersendiri. Arsitektur dan situasi kota yang bersih dan rapi membuat fisik Curitiba berbeda dengan kota-kota lainnya di Brazil. Karena itu, kota terbesar di selatan Brazil yang sejuk ini terkenal dengan kota ala eropa di Brazil Selatan.


Curitiba dari Parque Barigui.

Letak geografis Curitiba.


Curitiba, Bagaikan ´Rumah Kedua´

Beberapa kali saya menginjak kota sejuk ini, tetapi jarang mendapat kesempatan jalan-jalan santai. Apalagi kalau bukan sibuk mengurus kontener yang baru tiba di pelabuhan dan jadwal pameran yang super padat. Saking seringnya berkunjung ke Curitiba, saya menemukan keluarga baru. 

Suasana tengah kota.

Suasana koridor busway di Curitiba.

Selain keluarga Simone yang baik hati, ada juga Juliana, cewek cantik yang saya kenal di pameran produk internasional. Lalu, hotel yang terletak dekat Universitas yang saya tempati beberapa kali pun, pasrah ketika saya menitip rice cooker, kecap, abon, sambal botol ketika saya kembali ke Indonesia atau transit di eropa, kemudian kembali lagi ke Curitiba. Jadi, bisa dikatakan, Curitiba adalah rumah kedua saya di Brazil.

Universitas di samping hotel tempat saya menginap.

Mengenal Curitiba dengan bus Linhas Turismo

Sesempit-sempitnya waktu, saya menyempatkan diri menikmati Curitiba dengan menaiki tourist bus Linhas Tourismo. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk menghemat waktu namun saya bisa melihat Curitiba secara garis besar. Dan serunya. Curitiba termasuk salah satu kota yang aman di antara kota-kota berbahaya di Brazil. Maksudnya, saya bisa bebas mengambil foto, jalan-jalan sendirian di siang dan di malam hari, bahkan menyaksikan live music pemusik lokal Curitiba di café yang berada di tengah kota.

Pose dulu sambil nunggu bus datang ;)


Jardim Botânico, taman yang sejuk

Beberapa tempat yang menarik di Curitiba yang saya kunjungi dengan bus Linhas Tourismo adalah Jardim Botânico (botanical Garden). Taman luas yang bergaya ala taman prancis ini mempunyai koleksi tanaman langka dan tertata dengan baik.

Pintu gerbang utama Botanical Garden.

Museum Oscar Niemeyer, mengenang sang arsitek

Yang menarik perhatian saya lainnya adalah Museum Oscar Niemeyer yang memamerkan hasil karya seni visual, arsitektur dan desain. 
Jadwal tayang di Museum Oscar Niemeyer.

Dengan arsitektur yang unik, yang berbentuk seperti mata, museum ini terkenal juga dengan sebutan Museu de Olho atau Museum of The Eye. Penamaan museum ini didedikasikan kepada arsiteknya, Oscar Niemeyer, kelahiran Rio de Janeiro.

Museum of The Eye.


Lago do Parque Barigui, danau tenang dan indah di tengah hiruk pikuk kota

Danau luas yang terletak di tengah kota Curitiba yang dengan latar belakang gedung-gedung bertingkat menunjukkan bahwa kota ini menerapkan sistem ekologi yang sejalan dengan pembangunan industri dan perekonomian.

Santai Sejenak di pinggir danau Parque Barigui.

Taman indah ini tertata rapi dengan ´angsa-angsa´ palsu yang ditujukan untuk publik yang menikmati danau. Keseimbangan ekosistem di Curitiba patut dicontoh oleh kota-kota besar lainnya, yang tetap menyediakan ruang hijau bagi publik.


Live Music, Dance and Friends

Tak afdol rasanya jika tidak mengintip kehidupan malam Curitiba yang identik juga dengan kota mahasiswa yang sering mengadakan pesta di akhir pekan. Bersamaan dengan jadwal pameran produk Indonesia yang telah selesai digelar, Juliana mengajak saya untuk menikmati live music di suatu café yang berisi anak-anak muda. Para pelayan café pun kebanyakan adalah para mahasiswa yang memang bekerja paruh waktu.


Juliana dan saya.


The Brazilians.

Waktu sebentar atau lama tidak bisa dijadikan jaminan untuk terus menikmati kota sejuk ini. Setelah wira-wiri ke Curitiba, toh, akhirnya saya harus berpisah untuk melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya. Sampai jumpa lagi!


Curitiba, May 2008
Obrigada Juliana, my crazy friend! We really had a good time ;)
Foto peta: google maps

Tidak ada komentar:

Posting Komentar