Like

Selasa, 04 Desember 2012

VIII. 2. Paraguay (1) : On the way to Asunción: Hello..anybody speaks english in this plane?

Ini dia letak Paraguay, yang diapit oleh Brazil, Argentina dan Bolivia.

Adalah kota Asuncion, ibukota Paraguay, Amerika Selatan yang menjadi negara pertama yang saya kunjungi di benua amerika latin. 

Di manakah letak Paraguay itu sendiri? 

Acara buka peta, browsing dan membeli buku paduan adalah hal yang pertama saya lakukan sebelum berangkat. Paraguay dan tetangganya, Bolivia adalah dua negara di benua amerika latin yang tidak dikelilingi garis pantai dan tidak memiliki laut. Sisanya (dan sebagian besar), seperti Brazil, Argentina, Uruguay, Chilie, Peru, Colombia, Equador, Venezuela, Suriname, Guayana Prancis dan Guyana Belanda adalah negara-negara yang memiliki garis pantai dan laut yang indah.


Mencari tiket keberangkatan di internet menuju Asunción bukanlah hal mudah, karena tidak ada rute pesawat yang langsung menuju Asunción dari Paris. Hampir semua penerbangan menawarkan transit di Sao Paolo (Brazil), di Buenos Aires (Argentina) atau di Montevideo (Uruguay), lalu berganti pesawat menuju Paraguay. Pilihan jatuh kepada transit di Sao Paolo. Alasannya, selain harga tiket yang lebih murah, jarak tempuh pun hemat hampir 2 jam dengan rute Paris – Sao Paolo dibandingkan terbang dari Paris - Buenos Aires atau dari Paris  - Montevideo.

Perjalanan pertama ini hampir bikin jantung copot dan adrenalin berpacu. Bagaimana tidak? Dengan banyaknya turbulensi ketika menyeberangi Lautan Atlantik, sukses membuat saya tidak bisa tidur dan tenang selama di dalam pesawat. Turbulensi di atas Lautan Atlantik lebih dahsyat daripada turbulensi yang pernah saya alami. Saya merasa bagian bawah pesawat seperti ditarik ke laut. Hiiiiiiii…Disini, nih, tak henti-hentinya semua penumpang cemas dan banyak berdoa. Anak-anak jejeritan dan beberapa bayi menangis karena kaget dengan efek turbulensi. Berbeda dengan para pamugara dan pramugari yang menebar senyum seraya menenangkan para penumpang. Udah biasa, kali, ye, mereka naik roller coaster, eh, merasakan turbulensi maksudnya.

Uffff…akhirnya kami landing dengan selamat di Sao Paolo!
Setelah menempuh 9 jam perjalanan udara. Saya transit di airport Sao Paolo kira-kira 3 jam untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya yang membawa ke Asuncion. Untuk transit di Sao Paolo, pemegang paspor Indonesia tidak perlu mengurus visa transit.

Kejadian mengagetkan ketika petugas imigrasi memeriksa paspor saya. Katanya, selama tugas di bandara Sao Paolo, baru sekali memeriksa penumpang asal Indonesia. Bo? Situ serius? Sampai saya ditanya letak geografis Indonesia, apakah pantai-pantainya indah sampai pertanyaan makanan asli Indonesia. Duh, saya jadi merasa jadi duta bangsa untuk menyampaikan informasi dengan benar. Ehmm

Tapi, ada, nih, pertanyaan pertama dan akan sering mampir di kuping saya dan di lain kesempatan jadi ogah ngejawabnya: ngapain ke amerika latin? Kan jauh dari negara lo. Butuh waktu terbang yang lama dan perjalanan panjang di pesawat. Hmmm...

Setelah melalui imigrasi dan wawancara kecil-kecilan yang untungnya tidak memakan waktu lama, perjalanan dari Sao Paolo ke Asuncion ´hanya´ 2 jam. Pesawat pun ukurannya lebih kecil, serta tidak ada turbulensi. 

Aman, nih, pikir saya. 

Lah? 

Tapi kok, kami tidak mendarat ketika sang pilot mengumumkan bahwa pesawat dalam posisi siap mendarat 30 menit lalu. Posisi pesawat berputar-putar di atas airport. Wah, ada yang nggak beres, nih. Saya baru ngeh ketika para penumpang tidak ada yang bersuara, wajah mereka kelihatan tegang setelah pilot berbicara memberitahukan pemberitahuan. Sialnya, si pilot menggunakan bahasa portugis dan spanyol. Saya belum menguasai kedua bahasa tersebut dengan baik.

View dari dalam pesawat.

Saya pun nekat bertanya ke bapak-bapak penumpang yang duduk di sebelah saya dalam bahasa inggris: ´Ada apa, sih? Kok pesawat nggak landing?´. Si bapak menjawab dengan mimik bingung: ´no ingles*. Saya (membatin): well, hari gini, bahasa inggris nggak berlaku untuk orang-orang latin. Bertanya dalam bahasa prancis? Kayaknya si bapak di samping pasti ingin melempar saya ke luar pesawat.

Nekat. 

Saya pun berdiri dan bertanya ke salah satu pramugari yang duduk di dekat pintu darurat, dalam bahasa inggris: ´Ada apa, sih. Kok semua diam?´. Si pramugari dengan galak dan berbahasa inggris, meminta saya duduk kembali dan mengencangkan sabuk pengaman. Nah, lho

Tunggu punya tunggu, setelah sejam lebih penuh kecemasan dan ketidakpastian, kami berhasil landing dengan selamat. Air muka para penumpang terlihat segar kembali. Bahkan banyak di antara mereka yang berkata: Graças a deus** ¡Gracias a Dios!***

Arrrgghhh…saya tidak mendengar ´Thank God´. 

Semua penumpang di dalam pesawat ini tidak ada yang berbahasa inggris-kah, selain si mbak-mbak pramugari yang agak judes?

Setelah pesawat parkir dan para penumpang akan turun, saya tetap tidak menemukan jawaban yang pasti penyebab kami berputar-putar sebelum mendarat. Kembali saya bertanya kepada salah satu pramugari. Dia hanya menjawab singkat dalam bahasa inggris: ¨Tadi ada sedikit masalah dengan roda pesawat¨. Hanya itu. Dan dia pun enggan menjelaskan lebih lanjut. Ya, ampuuuuuunnn...

Dari jawaban singkat tadi, saya pun menenangkan diri sendiri dan berusaha tidak menciptakan pikiran yang nggak-nggak, yang nantinya akan membuat takut diri sendiri dan tentunya juga akan merugikan diri sendiri. Misalnya: jangan-jangan roda pesawatnya tadi nggak keluar. Atau jangan-jangan ada bom di airport tujuan atau mesin pesawat sempat mati sehingga sang pilot berusaha sedemikian rupa untuk menghidupkannya kembali.

Dan saya pun berusaha menghapus semua kekhawatiran itu dari kepala. Apalagi ini perjalanan pertama menginjakkan kaki di amerika latin. Jadi, sebaiknya, saya berpikir positif saja dan menyambut petualangan ini dengan suka cita. Karena, di perjalanan selanjutnya, banyak yang hal yang membuat jantung harus kerja ekstra keras menerima kejutan.

Bienvenida en america del sur!****

(Asunción, Paraguay, Juli 2007)

Keterangan:
*tidak berbahasa  inggris (bahasa spanyol)
**Terima kasih, Tuhan (bahasa Portugis)
***Terima kasih, Tuhan (bahasa spanyol)
****¡Selamat datang di amerika selatan! (bahasa spanyol)

Lay out peta: LGN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar