Kali ini cerita tentang
perempuan.
Di butir bab sebelumnya, saya
bercerita tentang fenomena operasi plastik, yang banyak dilakukan oleh para
wanita latin. Saat ini, saya ingin berbagi tentang gaya wanita latin secara
garis besar dan bagaimana mereka di dalam kehidupan sehari-hari.
Kehidupan sehari-hari wanita
latin pada umumnya hampir sama dengan kehidupan sehari-hari para wanita di
seluruh dunia. Dari mengurus rumah, anak dan suami. Banyak juga di antara
mereka yang bekerja dan berkarier namun tetap menomorsatukan kehidupan rumah
tangga.
Budaya machisme atau budaya yang
lebih menganggap laki-laki mempunyai kedudukan penting dalam masyarakat latin,
mengingatkan saya juga akan posisi wanita di Indonesia. Laki-laki sebagai
kepala rumah tangga (pada umumnya, waaupun saat ini juga banyak istri bekerja
dan bergantian para suami menjaga anak dan mengurus rumah) dan istri harus
patuh pada suami.
Ilustrasi para Wanita Latin yang saya temui selama penjelajahan. |
Yang ingin saya bagi disini
adalah tetap saya melihat sedikit keanehan tentang para wanita latin pada
kehidupan sehari-hari. Karena selama di amerika latin saya banyak pecicilan di
Brazil dan Venezuela, maka saya akan berbagi cerita tentang pengalaman atau
kejadian yang saya lihat di depan mata sendiri. Lagi-lagi, sih, ini dilihat dari sudut pandang pribadi, ya.
Gaya Dandanan : Dari Hak
Tinggi sampai Warna Baju Full Colours
Selama pecicilan di Amerika Latin,
mayoritas para wanita itu tampil seksi dan sempurna, mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Yang paling juara adalah kebanyakan dari mereka berani
mengenakan sepatu hak super tinggi. Tak peduli ketika banyak jalan atau naik
kendaraan umum. Hidup hak tinggi! Saya Cuma bingung, bagaimana mereka bisa
menahan kaki dengan aktivitas yang dilakukan dengan banyak jalan kaki? Mungkin
memang sudah bawaan orok, ya.
Yang tak kalah menarik perhatian
saya juga adalah mengenakan baju lebih dari 3 warna. Kesannya musim panas
sepanjang tahun atau ingin mengesankan jiwa yang bebas dan ceria. Mungkin juga,
sih. Juga dari model baju, yang penting seksi. Dalam artian belahan dada dan
bokong harus kelihatan. Nah, gimana para lelaki nggak cuci mata, coba?
Dari Kuku Cantik sampai Bulu Mata
Bling-bling
Jangan salah kalau kuku cantik
dengan cat kuku warna-warni serta bulu mata bling-bling menjadi dandanan
andalan sehari-hari para wanita lain. (Ngebayang nggak, bagaimana dandanan
mereka jika ke pesta?) Tidak peduli apapun profesi mereka dari sekretaris, dosen
sampai tukang sayur di pasar-pasar tradisional.
Wow! Dari awalnya yang super
takjub melihat penampilan mereka, lama-lama menjadi biasa. Ditambah ketika saya
tinggal di Caracas. Bahkan si mbak teller di sebuah bank, tak segan-segan
memoles kukunya di tengah-tengah kesibukan melayani nasabah di loket! Ck..ck..hebring
pisan!
Lain dengan sebagian besar para
wanita di Mexico, yang benar-benar juara berdandan di transportasi umum (bus
dan kereta bawah tanah). Mereka berpacu dengan waktu dengan berdandan di
perjalanan. Tidak banyak di antara mereka yang menggunakan bulu mata
bling-bling. Mereka tetap menggunakan bulu mata asli dan menggunakan sendok
kecil untuk melentikkannya. Wow, yang kedua kalinya.
Pertanyaan saya dalam hati ketika
melihat fenomena tersebut adalah berapa banyak waktu yang mereka perlukan untuk
berdandan setiap harinya? Lalu berapa kali mereka pergi ke salon kecantikan
untuk perawatan tubuh, rambut dan kuku?
Kalau kami (saya dan teman-teman
Indonesia dan teman-teman asing lainnya berkumpul) membicarakan fenomena para
wanita latin yang begitu memerhatikan penampilan, dengan isengnya kami
bertanya-tanya sendiri apakah mereka juga memikirkan isi otak dan memperkaya pikirannya? Misalnya
dengan menambah pengetahuan dan pendidikannya. Karena, maaf aja, nih, seringnya
mereka kurang nyambung misalnya kami membicarakan topik yang sedikit berat atau
memerlukan diskusi dan sedikit debat. Walaupun lagi-lagi tidak semuanya wanita
latin seperti itu, sih. Di belahan dunia manapun, seperti fenomena ada
persamaan dan perbedaannya. Dan menurut saya, semuanya menarik untuk memperkaya
pengalaman batin kita sendiri.
Oh iya, perlu dicatat bahwa harga
salon kecantikan tidak terlalu mahal dibandingkan dengan harga salon di
Indonesia. Bedanya, di Amerika Latin tidak ada pelayanan pijat tradisional dan
mandi rempah. Hihi…
Ditujukan untuk seluruh wanita di
dunia yang pernah saya jumpai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar