Like

Tampilkan postingan dengan label Caribbean. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Caribbean. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Maret 2013

VIII. 28. Bon Bini* in Curaçao: One of The Caribbean´s Pearls


During my 6 hours transit in Curaçao airport (from Suriname to Venezuela), I decided to get out from the airport for visiting the town. As long as you had a Schengen visa for Indonesian passport, the immigration authority let you went out from the airport.

Curaçao airport.

Curacao is a small island in the southern Caribbean Island. It´s part of the Kingdom of The Netherlands.

Willemstad, the capital of Curaçao is beautiful city with different color. It reminds us of Netherland architecture.

Willemstad, it´s like a floating city with beautiful architecture.


There were a lot of beautiful spot to enjoy Willemstad.


Queen Juliana Bridge (above); a boat to cross the river (in the middle); a bus who took us aorund the city .

I did not have much time to visit this beautiful city. At least, I had time to visit the beach in the way back to the airport. What a surprise that I found ´Nasi Goreng´ in the menu. Wow! It was such an honor.

One of the beach in Willemstad: There was a restaurant which cook indonesian cuisine: Nasi Goreng .

Well, almost 6 hours I walked around the city and visited also the beach, I should go back to the airport and to catch my next flight to my final destination: Caracas, Venezuela.

Where is Curaçao..

Bon Bini: Welcome
Willemstad, Curaçao, November 2007.
Photo : google map

VIII. 27. Mengenal Curaçao, Kepulauan Karibia selama 6 jam


Curaçao adalah sebuah pulau kecil d Laut Karibia yang masih menjadi bagian dari Kerajaan Belanda. Bolehnya saya mampir di pulau ini karena transit selama 6 jam dari Paramaribo (Suriname) menuju Caracas (Venezuela) di bulan november 2007. 

Sebenarnya, jarak Suriname dan Venezuela tidak jauh, tetapi saya harus melalui transit 2 kali, yaitu di Trinidad-Tobago dan Curaçao karena tidak ada penerbangan langsung Paramaribo-Caracas. Karena transit di Curacao lebih lama daripada transit di Trinidad-Tobago, maka saya menyempatkan keluar dari bandara internasional Curacao yang terletak di Willemstad.

Suasana airport Curaçao. Bon Bini artinya selamat datang:

Oh iya, karena saya pemegang paspor Indonesia dan mempunyai visa schengen, maka untuk keluar dari bandara tidak masalah. Yang penting mengetahui jadwal penerbangan selanjutnya menuju Caracas, Venezuela. Bagasi? Nggak perlu kuatir karena kan, check threw sampai ke tujuan akhir. Saya hanya membawa 1 tas kabin, jadi nggak rempong harus membawa barang-barang untuk jalan-jalan di pusat kota. Eh, tapi nggak perlu kuatir juga karena disediakan loker per-jam yang bisa menampung barang-barang kita.

Jarak bandara ke pusat kota tidak terlalu jauh. Dengan menampung taksi yang bisa ditumpangi sendiri atau angkot taksi dengan tarif kolektif, kita diantar sampai pusat kota Willemstad. Karena waktu saya tidak banyak, maka saya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar Willemstad saja.

Arsitektur Bergaya Belanda

Daerah cukup ramai dengan gaya arsitektur yang mengingatkan saya akan Amsterdam. Bangunan yang tertata di pinggir laut seperti gaya arsitektur di pinggir kanal Amsterdam. Bedanya, bangunan di Willemstad ini di cat berwarna-warni. Lebih hidup karena berada di Kepulauan yang sangat royal dengan sinar matahari.

Willemstad seperti kota terapung di pinggir laut Karibia ;)

Ngopi, Yuk!

Pusat kota Willemstad ini menarik dijelajahi dan menarik untuk dikunjungi. Banyak café dan restaurant bertebaran di sepanjang sungai. Cocok untuk beristirahat dan ngopi sejenak sambil melihat orang lalu lalang.

Suasana kota Willemstad. Banyak spot menarik untuk ngopi atau sekedar nongkrong.

Sejauh Mata Memandang…

Dari kejauhan, kita bisa melihat dengan jelas Jembatan Queen Juliana yang terbentang elegan. Jika Anda mempunyai waktu berlebih, tak ada salahnya mencoba menaiki kapal yang melintasi sepanjang sungai dan menikmati kota Willemstad dari atas kapal.

Jembatan Queen Juliana dari kejauhan. Kapal dan bus jadi alternatif angkutan umum untuk menyenberangi dan menjelajah kota .

Menyantap Nasi Goreng di Pinggir Pantai

Karena waktu yang sempit, saya agak panik mengunjungi Willemstad. Kelihatannya kota ini tidak terlalu luas, ya? Tetapi kalau kita mencoba menjelajahi dengan berjalan kaki, maka akan terasa luasnya kota ini.

Ada lho menu nasi goreng di salah satu cafe di pinggir pantai ini. Enak! 

Agar tetap dapat menikmati air laut Karibia, saya menyempatkan mampir ke pantai terdekat. Kalau tidak salah namanya Pantai Pescado. Pantai ini cukup tenang dan tidak banyak turis. Sekitar keadaan pantai dipenuhi jajaran pepohonan yang rindang, lengkap dengan gazebo dengan arsitektur khas negara tropis.
Ah, akhirnya waktu jua yang memisahkan saya untuk segera kembali ke airport dan meninggalkan kota cantik dan pulau ini untuk melanjutkan penerbangan menuju Caracas, Venezuela.

Willemstad dan Curaçao itu...
  • Cara mencapai Curaçao, kita bisa menaiki maskapai penerbangan lokal antar pulau di Kepulauan Karibia.
  • KLM menyediakan juga penerbangan ke pulau ini.
  • Pengalaman saya, waktu itu saya menumpang Conviasa, maskapai penerbangan Venezuela.
  • Bahasa yang digunakan di Willemstad sangat beragam, mulai dari bahasa inggris, belanda dan spanyol. Sebagian dari penduduk juga berbahasa prancis. Dijamin kita bisa berkomunikasi dengan penduduk lokal.
  • Penduduk lokal cukup ramah dan mereka tahu benar memperlakukan turis karena mata pencaharian mereka terbesar adalah dari segi pariwisata. 
  • Saya sempat berbincang dengan pemilik cafe yang orang Belanda namun masih ada keturunan Indonesia. Karena itu, beliau mengetahui resep masakan Indonesia seperti soto, nasi goreng dan mi goreng.
  • Pengalaman saya selama di Willemstad, seperti berada di suatu pulau miniatur yang sengaja dibangun. Suasana pantai juga mengingatkan saya akan pantai-pantai di negara tropis dengan sinar matahari yang royal dan air laut yang biru.
Letak geografis Curaçao.


Willemstad, Curaçao, November 2007
Foto peta: google map.