Apa yang ada dibenak Anda ketika
mendengar nama Tequila? Ya. Anda tidak salah. Itu adalah minuman khas Mexico.
Tetapi, tahukah Anda bahwa Tequila adalah nama kota kecil yang berada di barat
laut negara Mexico atau yang berjarak kurang lebih 550 km dari ibukota negara
tersebut atau berjarak sekitar 50 km dari kota Guadalajara?
Pada suatu
kesempatan diiringi cuaca yang cerah, saya berkeliling kota Tequila melalui
Guadalajara, untuk mengenal lebih jauh tentang kota tersebut dan mengenal proses
pembuatan minuman khasnya. Walaupun saya bukan penggemar alkohol, tetapi
perjalanan untuk mengetahui proses ini menarik perhatian. Bersama dengan
beberapa orang teman, kami pun memutuskan menghabiskan akhir pekan di
Guadalajara dan Tequila.
Untuk mencapai kota Tequila, ada
beberapa cara yang bisa kita lakukan. Jika Anda mempunyai waktu sedikit banyak,
bisa menyewa kendaraan dari ibukota Mexico, yaitu Mexico City. Atau dengan bus
umum yang nyaman. Keduanya memakan waktu kurang lebih 8 sampai 10 jam.
Tergantung keadaan lalu lintas yang kita lalui. Tetapi ketika itu, waktu kami
tidak banyak. Akhirnya kami memutuskan untuk naik pesawat yang ditempuh 1 jam
dari Mexico City ke Guadalajara.
Guadalajara merupakan salah satu
kota besar dan cukup penting di Mexico. Untuk mencapai Tequila, memang praktis
melalui Guadalajara. Karena dari situ, banyak agen perjalanan yang menawarkan
tur sehari penuh untuk mencapai Tequila. Kami pun memutuskan untuk mengambil
tur sehari dan menghindari mengendarai kendaraan karena salah satu agenda dari
tur tersebut adalah kami akan mengunjungi pabrik proses pembuatan tequila dan
tentu saja ada menu tasting atau mencoba hasil minuman tersebut.
Dalam 1 bus besar yang
berkapasitas 54 kursi, kami bergabung bersama turis lainnya yang berasal dari
berbagai kota di Mexico dan beberapa kota di benua amerika latin dan eropa.
Singkatnya, dalam bus itu penduduknya ber-KTP internasional yang berbicara
berbagai macam bahasa. Tak hilang akal, pemandu tur yang terdiri dari 2 orang wanita
ini berhasil menyatukan kami dengan perkenalan dan lelucon khas mexico.
Beberapa menit kemudian, kami akrab satu sama lain. Dari balik jendela bus, sejauh
mata memandang, yang ada hanya pemandangan tanah tandus dan gersang diselingi
tanaman kaktus. Terbayang hawa panas di luar bus. Tak lama kemudian, kami mulai
melihat pemandangan perkebunan agave (bentuknya seperti nanas tetapi jauh lebih
besar), tanaman penghasil tequila yang diolah melalui proses fermentasi. Tak
sampai 1 jam menempuh perjalanan, tibalah kami di salah satu perkebunan
tequila.
Disini kami dijelaskan dari awal
proses pembuatan tequila. Mulai dari memangkas tunas agave untuk mendapatkan
bongkolnya. Pekerjaan ini tidak mudah karena alat untuk memotongnya lumayan
berat, 9 kg. Dan ini tidak ada pilihan lain selain dikerjakan manual. Pekerjaan
ini dilakukan oleh beberapa buruh yang sudah bekerja puluhan tahun.
Perkebunan agave dan pekerja yang memperagakan pemotongan agave yang merupakan bahan baku tequila untuk kemudian di proses. |
Mereka amat
berdedikasi dengan pekerjaannya sebagai pemangkas tanaman agave. Walaupun usia
lanjut, para pekerja ini terlihat sehat dengan tangan yang kuat. Setiap satu
orang pekerja, mampu memangkas antara 50 – 90 agave/hari. Beberapa peserta tur
diberikan kesempatan untuk ´merasakan´ memangkas tunas agave dengan menggunakan
alat ini. Saya pun mencobanya. Ya ampun! Berat sekali. Tidak terbayang
bagaimana para buruh ini bekerja menghabiskan sebagian besar hidupnya memegang
alat ini untuk memangkas tunas agave.
Tahap berikutnya adalah
mengumpulkan bongkol-bongkol, dipotong atau dihancurkan untuk
direbus/dipanaskan, yang memerlukan waktu antara 48 – 55 jam. Lalu, kami
berjalan menuju tahap selanjutnya: fermentasi, yaitu mengambil intisari dari
bongkol-bongkol tersebut yang berupa jus alami.
Hasil jus ditempatkan dalam
tabung raksasa yang di atur suhunya. Proses ini memakan waktu 5 – 6 hari.
Setelah masa pengambilan intisari selesai, kemudian dimasukkan ke dalam baril
kayu. Lamanya proses penyimpanan dalam baril kayu ini tergantung jenis tequila
yang ingin dihasilkan.
Lamanya bisa 8 bulan sampai 5 tahun. Semakin lama proses
penyimpanan di dalam baril kayu, maka semakin tinggi kualitas rasa tequila-nya.
Tambahan dari pemandu kami, kadar maksimal alkohol yang terkandung dalam
tequila yang layak dikonsumsi adalah 55%.
Baril-baril tempat penyimpanan tequila setelah melalui proses pembuatannya yang cukup memakan waktu. |
Dan terakhir adakah tahapan yang
ditunggu-tunggu peserta tur, yaitu tahap tasting
atau mencoba hasil tequila dari perkebunan yang melakukan proses tequila. Ada
berbagai macam jenis tequila yang disediakan: tequila white atau tequila maroon
dengan kadar alkohol yang berbeda-beda. Pamandu kami menunjukkan cara tasting tequila: meminumnya dengan
potongan jeruk nipis, garam lalu meminum tequila-nya.
Lalu acara tur dilanjutkan dengan
mengunjungi pusat kota Tequila, yang merupakan salah satu Kota peninggalan
Warisan Kekayaan Budaya versi UNESCO. Lalu juga mengunjungi museum tequila dan
tentu saja mengunjungi butik-butik tequila yang dikemas dengan cantik.
Berfoto bersama patung salah satu pemusik mariachi di tengah kota Tequila. |
Pesan moral yang saya dapat dari
mengikuti tur proses pembuatan tequila adalah dibalik rasa minuman alkoholnya,
tequila menyimpan sejuta harapan bagi para pekerjanya, yang telah mendedikasikan
sepanjang hidupnya agar minuman khas Mexico ini mendunia dan bahkan
mempertahankannya agar tetap berdampingan minuman lainnya, seperti wine,
rhum, champagne dan whisky.
Disinilah letak Tequila. |
Tahukah Anda?
- Alat untuk memotong buah agave adalah coa, yang beratnya 9 kg.
- 1 (satu) bongkol agave, beratnya kurang lebih 50 – 100 kg.
- Untuk menghasilkan 1 liter tequila, diperlukan 1 kg bongkol agave.
- Jenis tequila ada 2 macam.
- Tequila berwarna bening (tequila white), yang dihasilkan dari proses 100% agave.
- Tequila berwarna merah gula jawa (tequila maroon), yang dihasilkan dari proses pencampuran gula tebus.
- Istilah tequila yang bisa dikonsumsi, tergantung dari lamanya masa penyimpanan dalam baril kayu:
- Tequila Reposado : 8 – 12 bulan
- Anejo : 1 – 3 tahun
- Extranejo : 5 tahun
Pernah dimuat di Kompasiana 2 desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar