Mexico adalah negara yang
terletak di amerika utara, yang berbatasan langsung dengan Amerika Serikat di
sebelah utara dan berbatasan langsung dengan Guatemala di bagian tenggara.
Terkenal dengan banyaknya peninggalan-peninggalan Peradaban penting dunia,
yaitu Maya dan Aztec, Mexico juga dikenal masih ´menyimpan´ suku-suku indian
yang masih tinggal di pedalaman.
Penasaran untuk mengenal
peradaban suku indian lebih lanjut?
Datanglah ke Propinsi Chiapas! Propinsi
yang dikenal dengan penghasil kopi terbesar di Mexico ini terletak di
tengah-tengah negara Mexico, yang berbatasan langsung dengan Propinsi Oaxaca
(yang sudah saya tulis beberapa waktu di ¨Talk About´ Daily Sylvia) di bagian
barat dan berbatasan langsung dengan Propinsi Tabasco di bagian utara, berbatasan
dengan Propincis Yucatan di bagian timur laut dan berbatasan langsung dengan
Guatemala di bagian timur serta terltak di pinggir Lautan Pasifik di bagian
selatan.
Keturunan bangsa Maya
Penduduk Indian yang mendiami
wilayah hutan dan pegunungan yang tersebar di Propinsi Chiapas, dipercaya masih
keturunan bangsa Maya.
Suasana di pasar tradisional. Disini kita bisa melihat wajah-wajah asli penduduk Chiapas yang khas. Kami nemu rambutan nih. |
Selain bentuk wajah dan fisik mereka yang memang sangat
khas indian ala bangsa Maya, mereka juga masih menggunakan bahasa daerah
berdasarkan masing-masing suku.
Banyak di antara mereka yang tidak bisa
berbahasa spanyol. Dari banyaknya suku indian yang masih mendiami Chiapas, saya
hanya mendengar dan melihat langsung suku Tzotziles yang turun dari pegunungan
ke kota San Cristobal de Las Casas untuk menjual barang dagangannya.
Karena didukung oleh alamnya,
sebagian besar penduduk indian Propinsi Chiapas masih melakukan pekerjaan
bertani, bercocok tanam dan berladang. Hasil bumi mereka adalah aneka macam
cabai, kopi, jagung, ubi dan kacang merah. Untuk hasil kerajinan, mereka
memanfaatkan sisa-sisa dari alam. Misalnya kulit jagung, biji-bijian dan
dedaunan. Sangat kreatif.
Sayangnya, sebagian besar wilayah Chiapas tidak
mempunyai listrik yang memadai sampai ke daerah pedalaman. Gaya hidup mereka
dikenal amat sederhana dan menurut cerita pemandu wisata yang tidak sengaja
saya temui, Propinsi Chiapas termasuk propinsi yang paling miskin di Mexico.
Miris, ya?
Banyak tempat menarik di Chiapas
tapi kami hanya berhasil mengunjungi 6 (tujuh) tempat menarik. Apa saja?
1. San Cristobal de Las Casas, kota cantik di jantung Chiapas
Yang menarik di San Cristobal de
Las Casas adalah arsitektur kota yang unik, tertata rapi dan dengan cat
berwarna-warni. Terletak di ketinggian 2100 meter dari permukaan laut, membuat
hawa kota ini berubah brutal dari siang yang super panas ke malam hari yang
super dingin. Disini, nih, para penduduknya populer menggunakan poncho dari
bulu domba asli. Dijamin hangat.
San Cristobal de Las Casas dilihat dari ketinggian. Warna kuning, krem dan merah bata mendominasi arsitektur kota sejuk ini. |
Kami banyak menjumpainya arsitektur
bangunan bergaya barok yang memang dibangun di abad ke-17 oleh bangsa Spanyol,
yang saat ini menjadi daya tarik kota kolonial ini. Di berbagai sudut, kami
menjumpai berbagai macam turis dari seluruh penjuru dunia, para relawan asing
yang tergabung pada beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang membantu
kehidupan dan keterampilan suku-suku indian sekitar kota San Cristobal de Las
Casas ataupun suku Tzotziles yang
turun dari gunung untuk menjajakan barang-barang dagangan mereka di pasar pusat
kota.
Transaksi tawar menawar terbilang
cukup unik disini karena penduduk indian Chiapas tidak berbahasa spanyol, jadi
dengan bentuk fisik mata uang lokallah kami melakukan transaksi.
Saat kami di pasar seni membeli hasil kreativitas penduduk setempat. Yang murah..yang murah... |
Yang tidak
kalah seru adalah, ketika mereka tidak setuju dengan harga yang kami tawar,
mereka ngedumel dengan bahasa mereka
sendiri, yang tentunya hanya diketahui oleh mereka sendiri artinya. Sebagian
besar para pedagang ini cukup baik hati, misalnya kita hanya menanyakan harga
dan tidak jadi membeli. Yang unik juga adalah mereka mengenakan pakaian
tradisional masing-masing suku setiap turun dari pegunungan.
Tahun 1994, San Cristobal
bergejolak dengan gerakan Zapatista yang dipimpin oleh Marcos. Hal ini sempat
menjadikan kota kolonial cantik ini sempat tegang beberapa hari. Walaupun
setelahnya kembali normal dan penuh turis dari berbagai penjuru dunia.
2.
San
Juan Chamula, oase suku Tzotziles
Salah satu kota indian menarik
yang berjarak kurang lebih 10 km ke arah barat laut dari San Cristobal de Las
Casas manyajikan pemandangan kota indian tradisional yang masih menjaga ketat
tradisinya.
Di pusat kota kecil ini, yang menjadi daya tarik utama adalah
Gereja San Juan Bautista dengan
arsitektur yang sederhana dan cat pinggiran pintu yang berwarna warni. Sebelum
mengunjungi gereja ini, kami diharuskan membayar tiket masuk untuk perawatan
gereja dan izin memotret dari luar gereja. Sedangkan di dalam gereja, kami
tidak diperbolehkan untuk memotret karena cara berdoa mereka terbilang unik
dari kebanyakan gereja pada umumnya sebagai tempat ibadah.
Gereja yang menjadi daya tarik karena warna dindingnya yang berwarna warni.. |
Gereja cantik yang didominasi
warna putih, hijau dan biru ini merupakan tempat ibadah perpaduan kristiani dan
indian. Kami dipandu oleh penduduk setempat yang kebetulan berbahasa spanyol.
Ya, karena mayoritas penduduk kota San Juan Chamula berbahasa daerah asli.
Di
dalam gereja ini, tidak ada bangku. Mereka
menggunakan semacam rumput yang menyerupai daun pinus untuk alas duduk.
Kebanyakan yang mendatangi gereja ini adalah penduduk indian Tzotziles yang memohon kesembuhan dari
penyakit dengan membawa aneka sesajen, seperti ayam hidup, lilin bahkan minuman
coca cola sebagai pengganti minuman alkohol yang populer di Peradaban Maya.
Letak Chiapas yang memang di jantung Mexico. |
Roda kehidupan penduduk asli
setempat yang menarik adalah pasar kaget di hari minggu, yang diadakan di
lapangan luas di depan Gereja San Juan Chamula. Para penduduk saling menggelar
dagangan dan tentu saja pemandangan ini menarik perhatian turis yang datang
dari berbagai macam negara di dunia.
Foto: Ita, Herman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar