Letak Recife terletak di timur laut Brazil, di Propinsi Pernambuco (PB). |
Negara yang terkenal dengan
tarian samba, musik bossanova, pantai Copacobana sampai pemain bola kelas dunia
yang legendaris, memang mempunyai daya tarik tersendiri. Ditilik dari segi
geografis negaranya, Brazil adalah negara terbesar di benua amerika latin
dengan letak yang mendominasi garis pantai dan sarangnya hutan amazon.
Bahasa
resmi Brazil adalah portugis. Saya pun berusaha untuk belajar dan menguasai
bahasa portugis ala Brazil selama saya menjelajah sebagian besar kota-kotanya,
dari Fortaleza, Natal, Recife, Salvador de Bahia, Rio de Janeiro, Sao Paolo,
Curitiba, Mato Grasso do Sul sampai Florianopolis. Bahasa inggris atau prancis tidak laku di negara ini. Bahasa spanyol agak mending, karena di selatan Brazil, mereka berbahasa portuñol (portugis-spanyol).
Kota pertama ketika menginjakkan
kaki di Brazil sebenarnya adalah Sao Paolo, walaupun hanya transit di
bandaranya saja menuju Asunción, Paraguay. Lalu saya pun berkesempatan mengenal
Belém, walaupun hanya menginap semalam sewaktu menuju Santa Cruz de la Sierra
(Bolivia) dari Paramaribo (Suriname).
Tetapi, Recife dan Olinda adalah dua kota pertama di Brazil yang saya jelajahi dan saya tinggali selama 15 hari
ketika berpartisipasi dalam acara pameran kerajinan tangan sedunia.
Bertemu Simone, Jane, Maria
Menginjakkan kaki pertama kali di kota Recife, yang terkenal dengan
karnaval-nya setelah Rio de Janeiro, saya tidak mengenal siapun. Indra, kolega
saya memberi alamat hotel murah meriah namun nyaman di kota Olinda (6 km dari
Recife). Saya pun mendatangi hotel tersebut dan bertemu dengan Maria,
yang bekerja disana dan Indra mengenal dia.
Selama tinggal di hotel tersebut,
saya mengenal beberapa penghuni lain yang juga kebetulan tinggal lebih lama di
Recife. Adalah Jane, wanita Brazil yang menetap di Jerman. Jane tinggal 2 minggu lebih di Recife karena
sedang mengikuti program operasi plastik. Kaget? Saya juga, sih, pertama-tama.
Pada akhirnya akan terbiasa dengan aneka operasi plastik ketika menjelajah
Brazil, Colombia dan lebih parahnya di Venezuela. Cerita tentang fenomena
operasi plastik, akan saya bahas di tulisan perjalanan berikutnya.
Jane dan saya menikmati es kelapa di warung pinggir Pantai Boa Viagem. |
Lalu saya mengenal Simone. Cewek
cantik asal Curitiba, Brazil Selatan ini juga sama-sama bekerja di pemeran
kerajinan tangan sedunia. Simone yang ramah dan baik hati, mahir berbahasa
inggris. Jadi, kami pun langsung akrab.
Main ke Pantai Boa Viagem
Pameran kerajinan internasional yang
digelar sore hari (pukul 5 sore sampai pukul 12 malam), membuat saya mempunyai
waktu seharian untuk berjalan-jalan keliling kota Recife dan kota kecil
tetangganya, yang dulunya adalah ibukota Propinsi Pernambuco: Olinda, serta
main-main ke pantai yang jaraknya cukup dekat dari hotel.
Pantai Boa Viagem. Mirip pantai di Florida? |
Adalah Pantai Boa Viagem, yang artinya ´Selamat Jalan´ dalam bahasa
portugis. Pantai yang terkenal di Recife ini mempunyai bentuk fisik yang landai
dengan pasir putih bertebaran sepanjang garis pantai. Air lautnya yang biru
toska indah, membuat siapapun ingin menceburkan diri di dalamnya. Kalau kata
orang, sih, bentuk fisiknya seperti pantai di Florida, Amerika Serikat.
Berenang di pinggir pantai aja, ya..nanti hiu-nya negur kalau berenangnya agak jauh dari pantai ;) |
Sayangnya, kita tidak bisa
berenang terlalu jauh dari garis pantai. Pantai Boa Viagem ini terkenal dengan bahaya ikan hiu yang bersliweran dekat garis pantai. Genit,
banget, si ikan-ikan hiu itu? Tapi
anehnya, para pengunjung dan orang yang berenang tetap saja banyak, walaupun si
ikan-ikan hiu ini lumyan banyak menelan korban. Lah? Nggak kapok. Hiiii..
Biarpun Pantai Boa Viagem ini
banyak hiunya, tidak mengurangi daya tariknya untuk tetap dikunjungi. Leyeh-leyeh di pinggir pantai sambil menyeruput
es kelapa muda atau caipirinha
(minuman lakohol khas Brazil), menjadi pemandangan umum ketika saya
menyempatkan diri mengunjungi Pantai Boa Viagem di sela-sela jadwal pameran yang
padat. Bersama Maria, Jane dan Simone, kami pun berbaur dengan penduduk Recife
di Pantai Boa Viagem.
Kami berada di kerumunan itu. |
Recife dan Pantai Boa Viagem
adalah dimulainya petualangan saya menjelajah Brazil dengan mengenal makanan
lokalnya, minumannya bahkan karakteristik orang-orangnya. Saya tidak ingin
membandingkan atau nyama-nyamain keadaan Brazil dengan Indonesia. Tetapi,
keadaan iklim dan aneka makanan dan minuman yang mirip, membantu saya untuk
mengatasi culture shock yang kadarnya
rendah.
Bekunjung ke kota tua, Olinda
Pameran kerajinan tangan sedunia
ini sebenarnya digelar di Convention Center kota Olinda. Olinda artinya ´cantik´
dalam bahasa portugis. Di siang hari, saya menyempatkan berjalan-jalan di kota
tua Olinda bersama Jane dan Alberto.
Convention Center Olinda. |
Olinda Kota Tua ini sangat indah di siang ataupun di malam hari. Bentuk
fisik ruas jalan yang tertata rapi dan bersih serta jalanan bebatuan ini menjadi daya tarik tersendiri. Juga bentuk
fisik bangunannya yang memang bergaya kolonial. Dari sudut kota tua, terlihat
indahnya pantai Olinda.
Suasana kota tua Olinda di malam hari. |
Bersama Jane dan Alberto dengan latar belakang pantai Olinda. |
Tidak terasa masa tinggal 15 hari
di Recife dan Olinda berlalu. Pameran juga berjalan lancar, walaupun capek
fisik, tetapi hati riang, hihi. Saya pun mengepak barang-barang menuju
Bucharest, Rumania. Iya, ini perjalanan yang tidak nyambung. Tetapi, apa boleh
buat. Profesi saya sebagai marketing internasional mengharuskan terbang
kesana kemari dan hidup nomaden. Koper adalah teman setia saya.
Pernambuco itu...
- Adalah nama Propinsi atau Negara Bagian di Brazil Utara. Recife adalah ibukota Propinsi tersebut.
- Pele, bintang sepakbola legendaris Brazil bahkan dunia berasal dari Propinsi Pernambuco. Oleh karena itu, berbicara sepakbola di Propinsi Pernambuco adalah hal yang sakral.
- Terkenal dengan karnaval setiap awal bulan februari dan merupakan salah satu terbesar di Brazil setelah Rio de Janeiro.
Pose bersama penduduk Pernambuco yang menampilkan karya seni mereka. |
Penting! Sebelum berkunjung ke
Brazil:
- Untuk WNI, tentunya memerlukan visa Brazil.
- Diwajibkan untuk melakukan vaksinasi Yellow Fever sebelum menginjakkan kaki di Brazil. Pastikan kita melakukan vaksin, karena ketika tiba di bandara dan kita menunjukkan kartu vaksinasi, mereka berhak untuk tidak menerbangkan kita. Atau pengalaman saya dari Paramaribo (Suriname), para penumpang yang menuju Brazil dan tidak memiliki kartu vaksinasi Yellow Fever, dikenakan denda cukup banyak dalam jumlah ribuan dollar amerika. Saat ini yang saya tau, kebanyakan bandara internasional menyediakan jasa vaksinasi yellow fever. Kalau menurut saya, sih, sebaiknya kita melakukan vaksinasi belasan hari sebelum keberangkatan, untuk menghindari kondisi tubuh yang kliyengan akibat vaksin.
- Siapkan fisik dan mental kita menuju Brazil. Tidak perlu mendengar komentar orang atau membaca berita negatif tentang Brazil. Yang penting adalah kita selalu waspada dan menjaga diri serta tidak mengundang orang untuk berbuat jahat. Di seluruh dunia bagian manapun, kejahatan pasti ada, tergantung kadarnya.
- Sebaiknya membaca dan menyiapkan buku panduan untuk menetapkan pilihan berkunjung ke daerah atau kota mana saja. Brazil adalah negara yang sangat luas dengan kekayaan alam dan pemandangannya yang sangat indah.
Boa Viagem!
( (Recife - Olinda, November 2007)
Peta: google
Lay out: LGN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar