Brazilian girls in Natal. |
Terdamparnya saya di kota Natal
lagi-lagi untuk berpartisipasi dalam acara pameran produk nasional dan
internasional. Waktu pameran pun sama dengan kota-kota di pinggir laut Brazil,
seperti Salvador da Bahia, Recife, Rio de Janeiro dan Florianópolis, yang
dimulai sore hari sampai tengah malam.
Letak Natal secara geografis. |
Menikmati Pantai dari Teras
Apartemen
Sayangnya saya tidak sempat
berkeliling kota seperti ketika saya di Salvador de Bahia atau Recife, yang
juga termasuk kota pinggir pantai di Brazil Utara.
Hal ini karena disibukkan dengan berbagai masalah tentang pekerjaan yang cukup menyita waktu. Bahkan, saya tidak sempat main ke pantai yang ironisnya berhadapan dengan apartemen di mana saya menginap. Tak apalah, saya bisa menikmati keindahan matahari terbit dari teras apartemen. Teteup…mencari pembenaran, hehe..
Praia Ponta de Negara dari teras apartemen di mana saya menginap. |
Hal ini karena disibukkan dengan berbagai masalah tentang pekerjaan yang cukup menyita waktu. Bahkan, saya tidak sempat main ke pantai yang ironisnya berhadapan dengan apartemen di mana saya menginap. Tak apalah, saya bisa menikmati keindahan matahari terbit dari teras apartemen. Teteup…mencari pembenaran, hehe..
Pantai Ponta Negra dari dekat. |
Tetap Waspada di Manapun Berada
Sesibuk-sibuknya saya di pameran,
tetap sih, memerlukan untuk foto bareng dan menikmati keadaan sekitar trayek
rutin apartemen di daerah Praia de Ponta Negra ke tempat pameran yang jaraknya
sangat dekat. Jika saya pergi dengan berjalan kaki ke tempat pameran, kembali
ke hotel dengan menumpang taksi. Hal ini tentu untuk faktor keamanaan di mana –
lagi-lagi— tindak kejahatan yang tinggi. Untuk naik menumpang taksi pun, saya
tidak sendiri, melainkan bersama-sama dengan peserta pameran lainnya.
Nemu mobil jeep ini di Natal. Waktu saya kecil, kami memiliki mobil jenis ini dengan cat berwarna biru langit. |
Situasi Kota dan Penduduknya
Keadaan kota Natal dengan hawa yang
panas selalu membuat haus dan membuat kulit kering. Disarankan untuk banyak minum air mineral dan
memakai sun block. Biar kulit hitam, tak apalah, yang penting tetap sehat.
Di kota ini, observasi terhadap
demografi penduduk, dialek dan gaya hidup mereka menambah perhatian saya. Setelah
saya mengunjungi Recife, Rio de Janeiro dan Salvador da Bahia, tipikal penduduk
kota Natal, hampir sama halnya dengan kota pesisir yang telah saya kunjungi.
Secara fisik, mayoritas dari mereka berkulit hitam manis. Ketika berbicara dalam bahasa portugis pun, dialek tetap terdengar. Dan mereka pun ramah dengan bangsa pendatang turis. Disini, nih, mereka mengira saya bukan orang Asia, melainkan dari Colombia. Lah? Dilihat dari mana, coba?
Bersama penduduk lokal yang juga mengikuti pameran. |
Secara fisik, mayoritas dari mereka berkulit hitam manis. Ketika berbicara dalam bahasa portugis pun, dialek tetap terdengar. Dan mereka pun ramah dengan bangsa pendatang turis. Disini, nih, mereka mengira saya bukan orang Asia, melainkan dari Colombia. Lah? Dilihat dari mana, coba?
Serunya Pengalaman Pameran
Di setiap kota, saya dibantu oleh
penduduk lokal selama acara pameran berlangsung. Asisten saya bernama Raquel. Selain
cekatan bekerja, Raquel bisa sedikit berbahasa inggris. Jadi, di saat pameran
tidak banyak pengunjung, kami saling belajar bahasa inggris – portugis. Lumayanlah,
memperkaya bahasa lokal dengan langsung mempraktekkannnya.
Brazilian girls. Raquel, asisten saya, paling kanan baju hijau. |
Selain Raquel, cewek-cewek
penduduk lokal yang juga membantu peserta pameran lain, juga ramah-ramah.
Akhirnya, lagi-lagi waktu yang
memisahkan saya untuk segera meninggalkan kota ramah ini. Tak banyak hal yang
saya lakukan tetapi penduduk lokal menawarkan pertemanan yang hangat. Saya
berharap suatu saat bisa mengunjungi lagi kota ini.
Natal, Juli 2008
Foto peta: google maps
Tidak ada komentar:
Posting Komentar