Nah, bagaimana dengan kita, nih,
para wanita yang mengikuti suami ke negaranya? Dan tentu kita juga memulai
karier dan mungkin juga posisi pekerjaan sudah cukup tinggi di Indonesia?
Sayang, kan, jika harus meninggalkan semuanya dan memulai dari awal?
Kekhawatiran yang lebih dalam lagi adalah apakah kita bisa bertahan dan survive
di lingkungan yang sama sekali baru? Kalaupun kita tidak mempunyai karier atau
posisi pekerjaan yang tinggi pun, tetap akan menjadi pertanyaan, akan ngapain
nanti di negara suami?
Jalan keluarnya, apalagi jika
bukan dipikirkan secara baik-baik dan secara matang? Keputusan akan mengikuti
suami kan, bukan kita saja yang memutuskan, tetapi suami juga yang mempunyai
peran penting untuk meyakinkan kita mengikutinya ke negaranya.
Oh iya, saya belum akan membahas
lebih lanjut jika misalnya Anda dan suami memutuskan pindah ke negara lain,
bukan ke negara suami, bukan pula negara Anda. Nah, lho! Hal ini lebih rumit
lagi karena kan, adaptasinya dobel. Membentuk keluarga yang multi bangsa namun
hidup di negara yang sama sekali berbeda. Nah, hal tersebut akan saya bahas di
blog-blog selanjutnya, ya. Kita fokus yang di Prancis dulu.
Balik lagi tentang kepindahan
bersama suami ke negaranya, menurut saya berdasarkan pengalaman pribadi dan
beberapa contoh di sekitar, kita, nih, para wanita yang berkewarganegaraan
asing yang harus lebih banyak mengalah. Tetapi bukan berarti kalah. Karena kan,
akhirnya kita bisa sampai ke Prancis atas kesepakatan dan keputusan bersama.
Kita tentunya yang harus lebih banyak beradaptasi dan harus mau berbaur dan
menerima sistem kehidupan di negara suami. Belum lagi kita yang harus lebih
banyak sabar dan bingung dengan kejadian sehari-hari, kebiasaan-kebiasaan yang
sama sekali berbeda dengan di negara kita.
Tak perlu panik. Semua pakai
proses dan waktu untuk adaptasi ini. Anda tidak perlu merasa sendirian.
Kuncinya adalah komunikasikan segala sesuatunya pada suami Anda. Karena kalau
kita diam saja, emosi akan menumpuk di kemudian hari dan tidak baik demi kelangsungan
rumah tangga Anda berdua. Belum lagi jika ada kehadiran anak. Jadi, sebaiknya,
apapun memang harus dibicarakan.
Kebiasaan buruk kebanyakan orang Indonesia
adalah menyimpan sendiri masalahnya, tidak membicarakan dengan suami tentang
kesulitan-kesulitan dan keraguan-keraguan yang dihadapi dan seringnya kita
malah cerita ke orang lain atau teman sesama orang Indonesia sendiri.
Hal ini
menurut saya kurang tepat karena kan, setiap orang atau rumah tangga mempunyai
problematikanya masing-masing. Jadi, yang paling tepat adalah membicarakan
dengan pasangan Anda.
Jika bahasa menjadi kendala, gunakan bahasa yang dikuasai
Anda berdua. Percaya, deh, hal ini akan membantu Anda mempercepat proses
adaptasi tinggal di negara suami. Walaupun bercerita atau berbagi dengan teman
sesama negara memang diperlukan, tetapi tidak perlu sering-sering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar