Adalah Concarneau, kota kecil di
pinggir pantai Atlatik di daerah Bretagne, Prancis Barat, yang kami kunjungi di
musim dingin di bulan februari untuk menghadiri pernikahan pasangan Indonesia-Prancis.
Sebagian besar dari kami atau
bahkan Anda bertanya-tanya, mengapa pernikahan dilakukan di saat musim dingin? Bukan
pada saat musim panas seperti kebanyakan pesta pernikahan di eropa? Jawabannya adalah
karena pasangan yang menikah tersebut sangat sibuk bekerja di musim panas. Jadilah
mereka mempunyai waktu libur pada saat musim dingin.
Concarneau dari pinggir pantai di musim dingin. |
Kami yang baru saja menetap di
Grenoble pun bela-belain untuk hadir, walaupun jarak cukup jauh, toh, masih di
sekitar Prancis juga. Tetapi, jangan sedihhhhhh…jarak waktu tempuh nggak kalah
lama dengan waktu tempuh ke luar negeri, hehe. Bahkan menurut kami, ke Milan,
Italia lebih dekat dengan jarak tempuh 4 jam dengan berkendara.
Untuk mencapai Concarneau, kami
memtuskan untuk naik kereta Grenoble – Paris, lalu dari Paris, kami menumpang
mobil bersama teman-teman lain menuju Concarneau dengan jarak tempuh hampir 6
jam lebih. Lama, kan? Jika ditotal, kami menempuh perjalanan hampir 10 jam dari
Grenoble ke Concarneau. Apa daya, pasangan yang menikah tersebut adalah teman
baik kami, jadi ya pasti dibela-belain, dong.
Di sinilah letak Concarneau.. Jauh, kan, dari Grenoble? |
Kesan tentang Concarneau sendiri
adalah kota kecil di tepi pantai Atlantik yang ombaknya cukup keras dan tinggi.
Ditambah kami datang pada saat musim dingin, tentu bukan waktu yang tepat untuk
berjemur di tepi pantai menikmati sinar matahari 30 derajat.
Namun kami beruntung karena pada
saat akhir pekan acara pernikahan, cuaca sangat cerah dengan sinar matahari
yang royal, walupun kami harus menahan suhu 12 derajat, hehe..Semoga kami bisa
berkunjung lagi di saat musim panas, berjemur di tepi pantai sambil menikmati
makanan khas lokal yang lezat.
Foto peta: vin-vinge via
google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar