Hai para cewek Indonesia!
Terima
kasih bagi Anda yang mampir dan membaca blog. Yang juga membaca,
mengirim komentar dan mengirim email seputar 'Dating The French'. Banyak yang
menanti artikel lanjutan dari artikel tersebut. Saya akan mencoba membahas ke
tahap lebih serius: Married The French Men.
Bonjour les filles...apres avoir un succes sur l'article 'Dating The French Men', voici, comme prevue, je continue 'Married The French'.
Cet article dedie aux indonesiennes qui voudraient savoir des plus l'histoire d'amour continue: est-ce qu'il sont romantics les francais; est-ce
qu'ils sont serieux les francais pour le mariage; quand est-ce que le moment
decisif pour se marier? etc...etc...
Kelanjutannya...
Kencan
dengan cowok prancis sudah Anda jalani. Setidaknya Anda dan si dia sudah saling
mengenal satu sama lain dan memutuskan untuk melanjutkan ke hubungan yang lebih
serius: menikah.
Keputusan
untuk menikah tidak datang tiba-tiba. Walaupun salah satu pihak (entah itu Anda
atau si dia) yang menyinggung duluan. Caranya mengarah ke topik ke hubungan
lebih lanjut ini bukannya tanpa sinyal. Siapkan diri Anda baik-baik, ya…
Je
suis bien avec toi…
Si dia sudah merasa nyaman berada di samping Anda. Tanda-tandanya, si
dia selalu membutuhkan Anda di hampir sebagian aktivitasnya. Aktivitas di sini maksudnya adalah dengan
mengajak Anda untuk menemani di acara-acara teman-temannya, acara-acara
kantornya atau bahkan mengajak Anda turut serta di acara-acara keluarganya.
Penting,
nih!: Walaupun Anda sudah dikenalkan kepada teman-temannya, kolega-koleganya
atau bahkan ke keluarga inti dan keluarga besarnya, tetapi Anda belum diajak ke
acara-acara yang memerlukan keakraban, nggak usah GR dulu si dia akan
melanjutkan ke hubungan yang lebih serius.
Tetapi...jika
si dia mengajak Anda ke pesta perayaan Natal (yang menjadi pesta tradisi
berkumpulnya keluarga inti yang terdiri dari orangtua dan saudara-saudara
kandungnya), Anda boleh deh sedikit GR. Karena Anda dianggap sudah menjadi
bagian dari keluarga inti.
Selain
itu, tanda-tanda si dia serius dengan kita adalah ketika kita diajak berlibur
bersama keluarga besarnya pada suatu musim panas, main ski bersama atau sekedar
piknik atau berjemur di pinggir pantai.
Kesempatan inipun dimanfaatkan oleh si
dia dan keluarga besarnya untuk 'menilai' kita. Nggak perlu panik. Cukup dengan
menjadi diri sendiri akan menghindari kita dari kepribadian palsu. Dan kita pun
bisa mempergunakan kesempatan ini untuk mengenal si dia di tengah-tengah keluarganya.
Tidak hanya bagi kita, bagi kebanyakan orang Prancis pun memperhitungkan bibit,
bebet, bobot. Walaupun akhirnya, seperti yang sudah ditulis di blog
'Dating The French Men', keputusan akhir ada di si dia. Kalau si dia sudah
mencintai dan memilih kita sebagai pendamping hidupnya, si dia tidak akan
peduli komentar orang lain. Si dia akan memperjuangkan kita.
Veux-tu te marier avec moi?
Inilah moment yang ditunggu-tunggu : si dia melamar Anda !
Kaget
campur bahagia pastinya, kan ? Cara melamar pria prancis ini terbilang
romantis. Tidak melulu makan malam
berdua lalu si dia melamar Anda dengan memberi cincin cantik.
Di tengah-tengah
di siang bolong nggak ada angin nggak ada hujan, sangat mungkin si dia bertekuk
lutut di hadapan Anda.
Cara ekstrim dan paling romantis pria Prancis yang melamar
kekasihnya yang pernah saya jumpai adalah dengan melamar si kekasih hati
melalui mikrofon di kereta api! Sontak saja seluruh penumpang kaget sekaligus
tepuk tangan meriah, walaupun tidak melihat sosok asli di pria yang melamar dan
si wanita yang dilamar.
Nggak kehilangan akal, sang petugas kereta, membawa
pasangan romantis ini keliling gerbong untuk menjawab rasa penasaran seluruh
penumpang kereta.
Lain cerita jika sebagian besar dari Anda yang menganut dan melestarikan tradisi bahwa
si dia harus datang melamar kepada orang tua Anda, beritahu hal ini jauh-jauh
hari kepadanya agar tidak kaget. Dan Anda juga harus memberitahu dan menceritakan kepada orang tua.
Pilihlah
waktu yang tepat untuk melakukan lamaran ini. Karena, kan, biar bagaimanapun,
orang tua mempunyai andil yang besar untuk mengantarkan anak-anaknya menikah
kepada pria pilihannya. Dan yang perlu diingat adalah menikahkan anak-anak
merupakan puncak karier mereka sebagai orang tua.
Tak perlu kuatir masalah
bahasa, karena bahasa cinta adalah bahasa universal, hehe…kalau perlu
penerjemah, minta tolong saudara atau teman yang menguasai bahasa Prancis.
Kalau perlu, pada saat dilamar, Anda sudah menguasai bahasa Prancis atau lebih
bagusnya lagi, si dia menguasai juga bahasa Indonesia. Kan, katanya cinta...pasti
dong, mau belajar ;)
Bagaimana dengan agama?
Tergantung di mana Anda akan menikah: di Indonesia atau di Prancis? Karena
terjadinya hukum pernikahan di kedua negara ini berbeda. Di Indonesia, kita hanya bisa menikah
dengan orang yang memeluk agama yang sama.
Lain hal di Prancis.
Terjadinya pernikahan adalah di kantor walikota sesuai dengan domisili tempat
tinggal dan sah diakui oleh negara.
Solusinya adalah duduk
bersama, berbicara,
berdiskusi dan mencari mencari jalan keluar yang disertujui
bersama. Menikah di Indonesia, di Prancis atau di negara lain sama sakralnya.
Yang penting adalah niat awal dari kalian berdua. Nggak perlu stres dan ambil
pusing mengurus dokumen-dokumen yang seabrek-abrek, karena memang rempong
mengurus pernikahan berbeda warga negara. Jadi, dibawa asyik aja, ya..dan
dihadapi dengan kepala dingin.
Parlez-vous français ?
Menguasai bahasa prancis
dengan baik dan benar adalah wajib jika Anda menikah dengan
pria prancis dan
memutuskan hidup di negara si calon suami.
Karena itu tidak ada salahnya
memulai mempelajarinya sejak awal, bahkan ketika si dia dan Anda belum
berkomitmen. Walaupun di kemudian hari si dia belum berjodoh dengan Anda, ambil
sisi positifnya saja untuk menambah keahlian di bidang bahasa, kan? Atau mungkin
Anda akan berjodoh dengan pria-pria prancis lainnya, hehe..
Kemampuan bahasa prancis
Anda akan diuji sebelum menikah dan setelah menikah untuk pengurusan dokumen.
Karena dibutuhkan kemandirian untuk mengurus aneka dokumen. Tidak perlu
menjadikan hal ini sebagai beban, justru sebaliknya: jalani dengan hati riang.
Kan mendapat keahlian berbahasa asing lebih seru, dan demi cinta, hihi..
Hambatan selalu ada…
Bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam, menikah dengan pria
prancis yang berbeda agama adalah masalah besar.
Dan tidak semua wanita Indonesia beragama Islam. Banyak juga contoh si wanita Indonesia beragama kristen, si pria beragama Islam. Lalu bagaimana mengatasinya? Menurut saya, masalah ini harus jelas dari awal karena menyangkut masalah prinsip.
Di sini diuji keseriusan si dia dan Anda, untuk menjadi ´kita´.
Bila sebagian besar dari
Anda beragama Islam dan menginginkan terjadinya pernikahan di Indonesia, maka
harus taat pada hukum di Indonesia yang mengharuskan pernikahan harus 1 agama.
Bicarakan dengan si dia baik-baik sejak awal masalah ini tanpa memaksanya.
Kalau kalian sudah menemukan titiknya, maka saya yakin si dia akan bersedia
memeluk agama yang sama dengan Anda.
Tetapi, jangan juga agama dijadikan alat
agar si dia menikahi kita, ya. Dampingi si dia untuk mengenal agama Anda,
dengan cara mengajari tanpa menggurui, memberi penjelasan yang masuk akal dan
Anda juga memberi contoh mengerjakan ajaran agama Anda serta menghormati apa
yang dilarang dan yang tidak.
Dengan demikian, si dia merasa dibimbing dan
tidak sendirian. Dan ingat ya, agama itu adalah hak asasi semua orang. Jangan
sampai kita memaksakan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan atau diinginkan
oleh pihak lain.
Hambatan lainnya selain agama adalah restu dari orang tua dan keluarga dekat (adik, kakak, saudara, sepupu, para oom dan tante, kakek atau nenek). Mereka bukannya tidak setuju pada awalnya, tetapi munculnya keraguan karena kan, si dia dan Anda berasal dari warga negara berbeda, budaya yang berbeda, adat istiadat yang sama sekali lain serta tentu saja prinsip hidup yang berbeda pula.
Menurut saya, hal tersebut wajar saja karena, kan, jangankan akan menikah dengan orang asing yang semuanya berbeda. Menikah dengan yang berbeda suka bangsa walaupun satu negara saja, perlu pertimbangan matang, kan?
Hadapi semua keraguan tersebut dengan kepala dingin. Nggak ada gunanya menjalin hubungan di belakang mereka dan diam-diam merencenakan sesuatu. Nggak baik. Biar bagaimanapun, pernikahan bagi keluarga Indonesia adalah hal yang melibatkan seluruh keluarga. Maksudnya, keluarga perlu dianggap dan ikut andil di dalamnya. Kan, kita juga memerlukan doa restu mereka.
Memang wajar sih, kalau kita berfikir ´ini pernikahan gue..gue yang mau menikah..kenapa kalian yang rempong?´ Menurut saya, buang jauh-jauh pikiran tersebut. Karena, kan, kita tidak bisa melepas atau tidak menganggap saudara-saudara kita. Lah, mereka satu darah dengan kita, kan?
Kuncinya menghadapi mereka adalah dengan mendekatkan diri dengan orang tua kita sendiri dan saudara sekandung. Komunikasi harus lancar dengan mereka. Jangan segan untuk terbuka dan menceritakan apa yang kita rasakan, bagaimana perasaan kita terhadap si dia yang warga negara prancis, serta apa rencana kita ke depannya.
Saya yakin, pasti orang tua dan saudara-saudara kandung akan berada di posisi Anda. Dan mereka rela pasang badan untuk Anda jika memang Anda yakin akan menikah dengan pria pilihan Anda.
Hambatan lainnya selain agama adalah restu dari orang tua dan keluarga dekat (adik, kakak, saudara, sepupu, para oom dan tante, kakek atau nenek). Mereka bukannya tidak setuju pada awalnya, tetapi munculnya keraguan karena kan, si dia dan Anda berasal dari warga negara berbeda, budaya yang berbeda, adat istiadat yang sama sekali lain serta tentu saja prinsip hidup yang berbeda pula.
Menurut saya, hal tersebut wajar saja karena, kan, jangankan akan menikah dengan orang asing yang semuanya berbeda. Menikah dengan yang berbeda suka bangsa walaupun satu negara saja, perlu pertimbangan matang, kan?
Hadapi semua keraguan tersebut dengan kepala dingin. Nggak ada gunanya menjalin hubungan di belakang mereka dan diam-diam merencenakan sesuatu. Nggak baik. Biar bagaimanapun, pernikahan bagi keluarga Indonesia adalah hal yang melibatkan seluruh keluarga. Maksudnya, keluarga perlu dianggap dan ikut andil di dalamnya. Kan, kita juga memerlukan doa restu mereka.
Memang wajar sih, kalau kita berfikir ´ini pernikahan gue..gue yang mau menikah..kenapa kalian yang rempong?´ Menurut saya, buang jauh-jauh pikiran tersebut. Karena, kan, kita tidak bisa melepas atau tidak menganggap saudara-saudara kita. Lah, mereka satu darah dengan kita, kan?
Kuncinya menghadapi mereka adalah dengan mendekatkan diri dengan orang tua kita sendiri dan saudara sekandung. Komunikasi harus lancar dengan mereka. Jangan segan untuk terbuka dan menceritakan apa yang kita rasakan, bagaimana perasaan kita terhadap si dia yang warga negara prancis, serta apa rencana kita ke depannya.
Saya yakin, pasti orang tua dan saudara-saudara kandung akan berada di posisi Anda. Dan mereka rela pasang badan untuk Anda jika memang Anda yakin akan menikah dengan pria pilihan Anda.
Nah..dari cerita di atas, seru, kan perjalanan dan lika liku asmara
kewarganegaraan berbeda? Tetapi jangan sampai dibutakan oleh cinta, ya. Boleh
menggunakan perasaan tetapi logika harus sejalan. Susah memang. Tapi kalau
dijalani dengan tulus, ikhlas dan penuh toleransi, maka akan menjadi landasan
kuat untuk menyatukan perbedaan.
Seperti kata pepatah: asam di gunung, garam di
laut bertemu di belanga.
**Le mariage est un voyage,
pas une destination.
Artikel tentang ´Dating the French Man´
Persiapan Dokumen (Setelah Menikah di Indonesia) ke Prancis
Artikel tentang ´Dating the French Man´
Persiapan Dokumen (Setelah Menikah di Indonesia) ke Prancis
Foto: Sophie H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar