Like

Rabu, 13 Agustus 2014

XIV. 18 (Prancis): Karier & Profesi Pramuniaga Toko, Kasir, Pelayan Resto sampai Cleaning Service (Bag. 7)

Masih tentang pembahasan Karier, Pekerjaan dan Mengurus Rumah Tangga. Memang panjang jika kita membahasnya secara detil dan satu per satu. Saya sengaja mengangkat topik ini karena isi blog saya tidak melulu tentang plesiran, jalan-jalan dan hal-hal yang berhubungan dengan turisme saja. 

Saya ingin bervariasi dan berbagi topik lainnya. Alasannya sederhana karena saya bukan turis di Prancis. Melainkan memutuskan tinggal di Prancis lagi setelah 9 tahun berlalu dan beradaptasi dengan budaya Prancis dan masih terus belajar memahami segala sistem kehidupan di Prancis.

Saat ini topik yang masih ingin saya bahas adalah masih tentang Karier dan Pekerjaan di Prancis, yang mempunyai penilaian lain dari sudut pandang kebanyakan orang Indonesia yang belum pernah merasakan tinggal di Prancis atau di Eropa pada umumnya. Yang mengenal Prancis dan Eropa melalui media atau bahkan berkunjung hanya sebagai turis. Tentulah berbeda sudut pandang kehidupannya.

Bukan bermaksud merendahkan sudut pandang yang berbeda, melainkan membuka mata akan profesi-profesi yang dianggap sebelah mata di Indonesia, kebalikannya di Prancis, profesi-profesi tersebut tetap mendapatkan sejajar dengan profesi apapun. Karena pada dasarnya, apapun profesi dan pekerjaan Anda tetap mulia dan tidak dipandang sebelah mata.

Setelah profesi pembantu rumah tangga dan penjaga/pengasuh anak yang masih dianggap remeh/dianggap kurang bonafid adalah menjadi pramuniaga toko, kasir supermarket, pelayan restoran sampai cleaning service hotel/restoran/kantor.

Banyak juga orang asing yang mengerjakan profesi di atas, tak terkecuali orang Indonesia yang merantau ke Prancis, baik itu mereka yang sedang menempuh pendidikan, merantau karena mencari pekerjaan atau memang bersuamikan orang prancis.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut memang jauh dari pekerjaan orang kantoran, di gedung-gedung bertingkat di kawasan bergengsi di Jakarta atau di kota-kota lain di Indonesia. 

Seperti yang sudah saya tulis di bagian-bagian sebelumnya jika Anda menyimak, pekerjaan apapun di Prancis sama mulianya. Karena diatur oleh Undang-undang dan ada standar gaji minimal dengan standar waktu bekerja. Dan jangan lupa bahwa mereka juga memiliki hak berlibur setidaknya 5 minggu dalam setahun dan tetap mendapatkan gaji!

Mereka yang bekerja sebagai profesi-profesi di atas berhasil menjalani hidupnya, berhasil memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa meminta-minta bantuan dari pemerintah dan juga berhasil hidup mandiri bahkan turut berperan dalam belanja rumah tangganya. Yang lebih fantastis lagi, mereka berhasil membantu keluarga di Indonesia bahkan berhasil menabung untuk liburan ke Indonesia atau ke negara-negara lain berkat kerja kerasnya.

Karena itu standar pekerjaan dan gaji antar negara tentu berbeda-beda. Profesi-profesi yang dianggap remeh atau hina tetapi berhasil membangun hidup semua orang di Prancis atau di negara-negara eropa lainnya, yang belum tentu akan sama hasilnya di Indonesia. Di Indonesia pun, jika kita mempunyai pekerjaan bagus, belum tentu kita memilliki standar gaji layak bahkan sampai bisa menikmati liburan ke seluruh Indonesia atau ke luar negeri.

Nah, pesan moral saya adalah sebaiknya tidak meremehkan jenis pekerjaan apapun, terlepas itu di Prancis, di Indonesia atau di negara manapun. Apapun jenis profesi dan pekerjaan yang kita pilih atau orang lain pilih adalah pilihan hidupnya sendiri. Kita tidak berhak menilai kelemahannya saja, menilai keburukannya saja atau menganggapnya rendah hanya demi harga diri dan gengsi.


Setuju?

XIV. 18. (Prancis): Profesi Pembantu Rumah Tangga, Penjaga/Pengasuh Anak (bagian 6)

Nah, tentu Anda para pembaca sudah mempunyai sedikit dan banyak gambaran tentang kehidupan karier dan pekerjaan di Prancis serta mengurus rumah tangga. Yang saya mau bahas lebih lanjut lagi adalah tentang peluang menjadi pembantu rumah tangga yang bekerja di waktu tertentu atau menjadi babysitter.

Sudah dibahas di atas tentang sulitnya mencari pekerjaan sesuai keinginan kita di Prancis, lalu tentang  kerepotannya para orangtua di Prancis yang memutuskan bekerja tapi mereka memiliki anak. Yang mau tidak mau harus menitipkan anak-anak mereka di tempat penitipan anak atau pengasuh anak atau meminta jasa babysitter atau pengasuh anak untuk menjemput anak-anak dari sekolah.

Nah, bagi sebagian orang asing (atau bahkan orang Prancis sendiri) yang kesulitan mencari pekerjaan sesuai dengan keingian mereka, setidaknya mereka bisa melihat  hal ini sebagai peluang untuk menjadi pembantu rumah tangga atau pengasuh anak.

Jam kerjanya tidak melulu setiap hari dan setiap waktu, jadi kita bisa mengatur waktu kapan kita bekerja tanpa mengabaikan keluarga kita sendiri.

Memang, sih, profesi pembantu rumah tangga atau pengasuh/penjaga anak sepertinya rendah dan tidak mungkin kita lakukan di negeri sendiri. Tetapi, jika profesi tersebut mendapat kompensasi atau gaji minimal sesuai yang ditetapkan pemerintah serta termasuk ke dalam profesi yang dihargai di Prancis, akhirnya banyak juga dilakukan oleh para wanita asing.

Untuk kebanyakan orang Indonesia sendiri yang saya jumpai, banyak juga yang melakukan pekerjaan ini. Mereka melakukannya sebagai pekerjaan sampingan. Misalnya mereka anak sekolah yang sedang menempuh pendidikan di Prancis dan memerlukan uang ekstra, mereka memilih untuk menjadi pengasuh anak/penjaga anak beberapa jam sehari. Lumayan untuk menambah uang saku.

Begitu pun dengan mereka yang memilih profesi menjadi pembantu rumah tangga dengan membersihkan rumah orang lain atau membantunya menyetrika dan dihitung jam-jaman. Hasilnya lumayan untuk menambah uang belanja atau membeli tas merek tertentu tanpa meminta suami.

Tetapi, balik lagi ke mentalitas individu masing-masing. Tentu ada yang merasa gengsi, malu, merasa rendah diri atau takut jadi bahan cemo´oh orang lain. Apalagi jika mereka yang dulunya mempunyai karier dan pekerjaan bagus di Indonesia, lalu berubah profesi menjadi pembantu rumah tangga atau pengasuh anak? Ditambah lagi jika sang suami memiliki kedudukan penting di perusahaannya, masak istrinya menjadi pembantu atau penjaga anak? Siapkah Anda atau kita sendiri melihat penilaian orang lain?

Saya tekankan bahwa selama pengalaman hidup di Prancis, pekerjaan apapun sama mulianya karena seluruh profesi dilindungi Undang-undang dan ada aturan jelas untuk gaji minimal dan waktu bekerja yang dilindungi pemerintah. Jadi tidak ada istilah terhina, rendah diri atau merasa tidak berguna jika Anda melakukan pekerjaan tersebut.

Di blog berikutnya, saya akan membahas profesi lainnya yang seringnya dianggap remeh dan rendah oleh sebagian besar orang Indonesia yang tidak mengerti tentang sistem kehidupan dan pekerjaan di Prancis atau di Eropa tepatnya: menjadi pelayan restoran, pramuniaga toko, kasir supermarket sampai cleaning service hotel/rumah sakit/restoran/kantor.

(Untuk para perantau dari seluruh dunia, khususnya untuk teman-teman seperjuangan di Prancis, yang tidak pernah menyerah untuk bertahan dan beradaptasi dng kehidupan Eropa yang tidak mudah. Prancis selalu membuka pintunya lebar-lebar untuk mereka yang mau bekerja keras)

XIV. 17. (Prancis) : Antara Karier, Pekerjaan, Mengasuh Anak dan Mengurus Rumah Tangga (Bag. 5)


Karier dan pekerjaan di negara Prancis masih menjadi topik saya. Jangan bosan, ya. Karena seiring dengan berjalannya waktu tinggal di Prancis, tentu kita semakin mengenal budaya sehari-hari, kebiasaan orang Prancis sampai sulitnya mencari pekerjaan.

Di bagian-bagian sebelumnya, sudah saya jelaskan beberapa poin penting tentang sulitnya mencari pekerjaan atau meneruskan karier di Prancis. Selain ijazah pendidikan dan pengalaman kerja yang kita peroleh di luar prancis, kendala bahasa juga tentunya punya andil.

Tahukah Anda apa yang dilakukan sebagian besar para wanita asing yang beristrikan orang Prancis ketika mereka telah lelah mencari pekerjaan sesuai dengan keinginan dan pengalaman mereka namun mereka tidak mendapatkannya?

Sebagian memilih untuk tidak bekerja tanpa gaji alias menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak. Mau saya tekankan di sini bahwa pilihan menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak adalah pilihan dan pekerjaan mulia. Karena, tahukah Anda bahwa profesi apapun dihargai di Prancis? Menjadi ibu rumah tangga dengan mengurus rumah, anak dan suami termasuk dalam katergori pekerjaan di Prancis. 

Jika kita ingin mendapat gaji, kita bisa melamar menjadi pembantu rumah tangga dan babysitter untuk orang lain dan tentunya mendapat gaji. Tetapi, pernah terpikirkah oleh kita bahwa misalnya kita memilih bekerja karier di Prancis, lalu siapa yang mengurus rumah dan anak-anak? Pilihannya adalah kita mengerjakan semuanya sendiri dan berbagi tugas dengan suami. Tetapi, tidak mungkin, kan bekerja sambil mengurus anak sehari-hari dan membereskan pekerjaan rumah?

Karena itu, profesi sebagai pembantu rumah tangga dan pengasuh anak termasuk pekerjaan yang paling dicari di Prancis. Dan tentu kita mendapat gaji yang optimal dengan gaji mínimum per jam yang telah ditentukan oleh negara.

Bayangkan jika Anda memutuskan untuk berkarier dan bekerja kantoran, siapa yang mengurus anak-anak Anda? Jika bekerja menjadi pilihan Anda berdua dan Anda telah memiliki anak, maka ada kategori untuk menitipkan si anak:

  •    Usia 3 bulan – 3 tahun, Anda bisa medaftarkan dan menitipkan mereka di tempat penitipan anak (biasanya penitipan anak ini milik pemerintah) yang terletak dekat dengan domisili Anda. Untuk mendapatkan tempat untuk Anda di tempat penitipan tersebut, Anda harus mendaftarkannya jauh-jauh hari karena jumlah tempat terbatas. Selain itu juga dilihat dari status pekerjaan dan penghasilan Anda dan suami. Besarnya biaya tempat penitipan anak bervariasi, tergantung dari penghasilan gabungan Anda dan suami. Jika gaji Anda berdua dinilai cukup besar, maka Anda harus membayar lebih mahal. Tetapi jika gaji Anda berdua dinilai di bawah standar, maka biaya penitipan akan lebih murah. Prancis memakai tarif progresif untuk menentukan besarnya biaya penitipan anak bagi masing-masing orang tua.
  •    Usia 3-6 tahun, maka sudah termasuk ke kelompok anak-anak TK. Akan lain lagi aturannya karena hitungannya, mereka sudah bersekolah. Dan setelah waktu sekolah selesai, mereka akan dititipkan ke tempat penitipan anak yang kategori kelompok usia yang sama.
  •     Usia anak 6 tahun ke atas, biasanya waktu sekolah mereka akan lebih lama dan mereka akan tinggal di sekolah seharian, hampir sama dengan waktu bekerja orang tua. Jadi, mulai di usia 6 tahun ini, jasa tempat penitipan anak hampir tidak diperlukan. Tetapi orang tua harus tepat waktu menjemput sang anak. Jika tidak, akan ada sangsi dari pihak sekolah. Jika jam bekerja Anda tidak memungkinkan menjemput sang anak pulang sekolah, Anda bisa memakai jasa babysitter beberapa jam untuk menjemput anak dari sekolah dan menemaninya pulang ke rumah sampai Anda atau suami Anda pulang ke rumah.


Menjadi orangtua dan mempunyai anak lalu memutuskan untuk bekerja memang tidak mudah karena kehidupan di Prancis menuntut kita untuk melakukan segala sesuatunya dengan sendiri.

Sendiri disini maksudnya, dikerjakan antara Anda dan suami serta partisipasi anak-anak Anda. Pekerjaan domestik seperti memasak, menyiapkan makanan, membersihkan rumah sampai melakukan pekerjaan rumah lainnya memang dikerjakan sendiri. 

Jarang ada yang memiliki rumah tangga yang menginap di rumah seperti di Indonesia. Kalaupun beberapa keluarga memutuskan memiliki pembantu rumah tangga, si pembantu tidak bekerja setiap hari, melainkan ada jam-jam bekerjanya. Karena memang tarif mereka dibayar per jam. Misalnya si pembantu bekerja seminggu sekali dengan lama waktu 2 – 3 jam. Pekerjaan mayoritas yang dilakukan adalah bebenah rumah dan menyetrika. 

XIV. 16. (Prancis): Sulitnya Mencari Pekerjaan dan Meniti Karier (Bag. 4)

Nah, bagaimana dengan kita, nih, para wanita yang mengikuti suami ke negaranya? Dan tentu kita juga memulai karier dan mungkin juga posisi pekerjaan sudah cukup tinggi di Indonesia? Sayang, kan, jika harus meninggalkan semuanya dan memulai dari awal? 

Kekhawatiran yang lebih dalam lagi adalah apakah kita bisa bertahan dan survive di lingkungan yang sama sekali baru? Kalaupun kita tidak mempunyai karier atau posisi pekerjaan yang tinggi pun, tetap akan menjadi pertanyaan, akan ngapain nanti di negara suami?

Jalan keluarnya, apalagi jika bukan dipikirkan secara baik-baik dan secara matang? Keputusan akan mengikuti suami kan, bukan kita saja yang memutuskan, tetapi suami juga yang mempunyai peran penting untuk meyakinkan kita mengikutinya ke negaranya.

Oh iya, saya belum akan membahas lebih lanjut jika misalnya Anda dan suami memutuskan pindah ke negara lain, bukan ke negara suami, bukan pula negara Anda. Nah, lho! Hal ini lebih rumit lagi karena kan, adaptasinya dobel. Membentuk keluarga yang multi bangsa namun hidup di negara yang sama sekali berbeda. Nah, hal tersebut akan saya bahas di blog-blog selanjutnya, ya. Kita fokus yang di Prancis dulu.

Balik lagi tentang kepindahan bersama suami ke negaranya, menurut saya berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa contoh di sekitar, kita, nih, para wanita yang berkewarganegaraan asing yang harus lebih banyak mengalah. Tetapi bukan berarti kalah. Karena kan, akhirnya kita bisa sampai ke Prancis atas kesepakatan dan keputusan bersama. Kita tentunya yang harus lebih banyak beradaptasi dan harus mau berbaur dan menerima sistem kehidupan di negara suami. Belum lagi kita yang harus lebih banyak sabar dan bingung dengan kejadian sehari-hari, kebiasaan-kebiasaan yang sama sekali berbeda dengan di negara kita.


Tak perlu panik. Semua pakai proses dan waktu untuk adaptasi ini. Anda tidak perlu merasa sendirian. Kuncinya adalah komunikasikan segala sesuatunya pada suami Anda. Karena kalau kita diam saja, emosi akan menumpuk di kemudian hari dan tidak baik demi kelangsungan rumah tangga Anda berdua. Belum lagi jika ada kehadiran anak. Jadi, sebaiknya, apapun memang harus dibicarakan. 

Kebiasaan buruk kebanyakan orang Indonesia adalah menyimpan sendiri masalahnya, tidak membicarakan dengan suami tentang kesulitan-kesulitan dan keraguan-keraguan yang dihadapi dan seringnya kita malah cerita ke orang lain atau teman sesama orang Indonesia sendiri. 

Hal ini menurut saya kurang tepat karena kan, setiap orang atau rumah tangga mempunyai problematikanya masing-masing. Jadi, yang paling tepat adalah membicarakan dengan pasangan Anda. 

Jika bahasa menjadi kendala, gunakan bahasa yang dikuasai Anda berdua. Percaya, deh, hal ini akan membantu Anda mempercepat proses adaptasi tinggal di negara suami. Walaupun bercerita atau berbagi dengan teman sesama negara memang diperlukan, tetapi tidak perlu sering-sering. 

Sabtu, 09 Agustus 2014

XIV. 15 (Prancis): Memulai Kembali Hidup di Prancis (Bag. 3) Karier & Pekerjaan

Tentang Karier & Pekerjaan

Jika dari segi karier, mungkin Anda yang sudah mempunyai karier bagus di Indonesia atau di negara lain, akan berpikir matang-matang sebelum ´nyemplung´ ke Prancis. 

Ketakutan dan kekhawatiran akan melakukan kegiatan apa atau akan bekerja di bidang apa tentu akan mengganggu pikiran Anda. Dan harap diingat bahwa bekerja di Prancis, syarat mutlak berbahasa prancis adalah tidak bisa ditawar lagi. 

Walaupun perusahaan multinasional atau perusahaan internasional yang didominasi bahasa inggris sebagai bahasa internasional, tetap saja kemampuan bahasa prancis tetap dinomorsatukan. Karena itu tak jarang orang-orang asing yang ´stuck´ dengan hal ini. Kalaupun mereka bisa bekerja di Prancis tetapi tidak berbahasa  dengan baik, kebanyakan dari mereka memiliki posisi tinggi atau pemberi keputusan.

Pekerjaan atau karier yang Anda rintis di Indonesia, misalnya saya memberi contoh: manajer suatu bank nasional atau kepala bagian di suatu perusahaan asuransi multinasional atau manajer marketing suatu perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia. Sebelum Anda meninggalkan karier dan pekerjaan Anda demi mengikuti suami ke negaranya, tentu Anda sudah memikirkan dengan matang.

Dengan posisi pekerjaan yang cukup tinggi, tentu Anda berfikir bisa melanjutkan pekerjaan ini di Prancis. Tidak semudah itu. Karena, walaupun Anda telah memiliki ijazah sarjana maupun master dari universitas/ pendidikan tinggi di Indonesia, belum tentu diakui di Prancis. Perlu penyetaraan ijazah yang telah diraih di negara asal di lembaga resmi pemerintah Prancis. Ditambah lagi, walaupun pengalaman dan posisi pekerjaan Anda di Indonesia sudah cukup tinggi, belum tentu ada jaminan bisa diperhitungkan di Prancis.  Apalagi jika Anda tidak menguasai Bahasa prancis.

Kendala-kendala inilah yang menyulitkan dan menyudutkan kita sebagai bangsa pendatang yang ingin melanjutkan hidup di Prancis namun tetap bisa melanjutkan karier professional. Sayangnya sistem pendidikan dan pekerjaan di Prancis tidak mudah dan tidak sama dengan di negara kita.


Karena itu, saya mulai mengerti mengapa banyak wanita asing yang depresi karena mereka dulunya mempunyai karier dan posisi penting di negara asalnya. Tetapi, ketika tinggal di Prancis mengikuti sang suami, mereka bukan siapa-siapa, bahkan sulit mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan posisi pekerjaan seperti di negara asalnya.

Artikel Terkait:


XIV. 14 (Prancis): Memulai Kembali Hidup di Prancis (Bag. 2)

Di Prancis, mempunyai pekerjaan adalah suatu keharusan (atau pilihan). Bukan masalah status sosial dan gaji yang didapat, tetapi untuk menutupi kebutuhan hidup yang semakin hari semakin mahal. Selain itu juga menjaga ´image´ bahwa kita bukanlah termasuk barisan orang asing yang menumpang hidup di Prancis dengan memanfaatkan sistem bantuan yang disediakan pemerintah Prancis. Sebisa mungkin dihindari selagi kita bisa berusaha untuk hidup mandiri dan tidak tergantung kepada pemerintah.

Untuk menemukan pekerjaan di Prancis memang tidak mudah. Semua diatur dan memakan proses yang njlimet –menurut saya— serta banyak sekali dokumen penting yang diperlukan untuk memenuhi syarat perkerjaan. Apa saja?
  1. Izin tinggal. Sebagai orang asing yang menetap sementara di Prancis, kita diizinkan bekerja seperti orang Prancis lainnya. Tetapi yang membedakan adalah kita harus mempunyai izin tinggal yang disahkan dari kantor imigrasi bahwa kita diizinkan bekerja. Masalahnya, mengurus surat izin tinggal bagi pendatang memakan waktu berbulan-bulan. Walaupun dengan visa yang tertempel di paspor dan menerangkan kita bisa bekerja, dirasa tidak cukup bagi sebagian besar perusahaan. Ribet, kan?
  1. Asuransi. Mempunyai asuransi sosial adalah wajib hukumnya di Prancis bagi orang Prancis sendiri, orang asing yang berstatus menikah dengan orang prancis atau mahasiswa asing atau profesi lainnya. Intinya, siapapun yang datang ke Prancis dengan alasan apapun dalam jangka waktu lebih dari 3 bulan, diwajibkan memiliki asuransi sosial.
  2. Keterangan tempat tinggal. Tentu ini penting sebagai jaminan untuk menegaskan bahwa kita memang resmi mempunyai tepat tinggal (baik itu menyewa apartemen/rumah/memiliki sendiri) yang bisa diketahui dari kwitansi telepon lokal atau listrik atas nama kita sendiri.
  3. CV dan surat lamaran. Dua hal ini tak kalah penting karena menunjukkkan siapa kita, dari mana kita berasal, pendidikan dan ijazah yang diraih baik di Indonesia atau di luar negeri. Serta juga mengetahui rekam jejak pengalaman kita secara profesional sebelum kita menginjakkan kaki di Prancis.

Keempat dokumen tersebut di atas bisa dikatakan nyawa penting untuk memulai aktivitas di Prancis. Memang tidak mudah karena seringnya kita tidak bisa bekerja atau memiliki pekerjaan yang sama sewaktu kita di Indonesia atau di negara lain di mana kita bekerja secara profesional. Prancis pada umumnya sulit menerima karyawan asing yang tidak memiliki latar belakang pendidikan di Prancis atau tidak memiliki latar belakang bekerja di Prancis.

Dari pengalaman saya, sih, mereka takut mengambil resiko. Karena banyak pertimbangan tentunya. Seperti kita orang asing, tidak menguasai bahasa prancis dengan baik dan sempurna, tidak mempunyai pengalaman pendidikan tinggi di Prancis dan tidak memiliki pengalaman bekerja di Prancis.

Tetapi mungkin hal ini tidak terjadi jika kita mencobanya di Paris, yang merupakan kota besar, kota metropolitan dan biasa menerima orang asing. Yang saya bicarakan tentang kekhawatiran di atas adalah untuk di kota-kota di luar Paris yang memang tidak banyak memiliki lapangan pekerjaan untuk merekrut orang lokal maupun orang asing.

Depresi? Ya, pasti. Tapi nggak usah lama-lama sih. Nikmati hidup saja. Cari kegiatan yang menambah pikiran positif dan membuat jiwa kita tenang. Mendiskusikan masalah ini dengan suami juga penting, karena kan si dia juga yang akan mendukung apapun keputusan kita. Lagipula, resiko membawa kita ke negaranya tentu sudah diperhitungkan dengan matang. 


Artikel terkait: 
Bagian 1: Memulai Kembali Hidup di Prancis

XIV. 13. (Prancis): Kembali Memulai Hidup di Prancis (Bag. 1)

Jika Anda mengikuti cerita di blog, di akhir tahun 2013 saya memutuskan untuk kembali ke Prancis dan menetap di salah satu kota di Prancis Tenggara di Rangkaian Pegunungan Alpen. Yang menarik di sana adalah dekat dengan stasiun ski sehingga musim dingin lebih terasa menyenangkan dengan bermain salju dan menikmati pemandangan dari ketinggian dengan bermain ski.

Lagi-lagi jika Anda mengikuti cerita blog saya dari pengalaman pertama kali menginjakkan kaki di Eropa pada waktu Misi Budaya bersama Liga Tari Mahasiswa Krida Budaya Universitas Indonesia, lalu melanjutkan belajar bahasa Prancis di Paris sampai akhirnya merasakan menjadi bagian dari penduduk kota Paris. 

Kota cahaya yang menarik siapapun untuk mengunjunginya. Sampai kepada pengalaman bahwa menjadi turis di Paris berbeda sensasinya dengan menjadi bagian penduduk Paris. Kota cantik ini menjelma menjadi monster yang bersiap menelan hidup-hidup bagi siapapun yang memutuskan tinggal di sana yang tidak bisa bertahan hidup menghadapi segala romantika dan problematikanya.

Jadi, bisa dibilang kembalinya ke Prancis –walaupun bukan di Paris— dan menetap sementara di suatu kota, bukan pengalaman yang baru buat saya untuk beradaptasi lagi dengan tetek bengek Prancis.
Sewaktu pertama kali ke Prancis dan merasakan menjadi penduduk kota Paris dan menjadi anak sekolah –9 tahun yang lalu— tentu berbeda dengan adaptasi saat ini, yang bukan lagi anak sekolahan, yang bukan lagi penduduk kota Paris dan bukan lagi single.

Status baru inilah yang membedakan adaptasi dan urusan dokumen-dokumen administratif. Selain itu juga saya juga harus memikirkan untuk memiliki aktivitas agar tidak bosan. Karena tinggal di kota besar seperti Paris, tentu berbeda dengan tinggal di kota lain, walaupun sama-sama kota, tetap saja adaptasi dan sensasinya berbeda.

Yang menjadi kekhawatiran pertama adalah bukan masalah Bahasa, tetapi status sebagai orang asing yang mempunyai aktivitas atau tidak. Aktivitas di sini adalah pekerjaan. Nah, ini yang menurut saya sangat dituntut oleh keadaan masyarakat prancis saat ini. 


Artikel Terkait:

Jumat, 01 Agustus 2014

XIV. 12. (Prancis): Pernak pernik Menarik Prancis Selatan


Di blog-blog sebelumnya, saya telah berbagi cerita tentang beberapa pedesaan terindah di Prancis Selatan yang kami kunjungi. Tidak hanya arsitektur, pemandangan, makanan lokal yang menarik perhatian, namun juga beberapa detil yang juga indah untuk disimak.

Get lost di gang-gang kecil inii sungguh menarik sambil main petak umpet. 

Seperti tumbuh, tanaman dan buah-buahan yang tumbuh khusus di musim semi dan musim panas, seperti coquelicot, cherises, dan lavender khas daerah Prancis, tetapi juga detil arsitektur gang-gang kecil yang rapi dan bersih.


Prancis Selatan dengan pemandangannya yang cantik.


Dulu, yang menarik perhatian saya adalah arsitektur pintu dan jendela yang unik. Kali ini saya membawa Anda untuk menyusuri gang-gang kecil pejalan kaki yang indah, rapi dan bersih dengan warna cat yang meriah maupun warna alam.


Detil.detil indah inilah yang membuat betah di Prancis Selatan. Lebih hidup, lebih artistik dan nyaman untuk dikunjungi. Semoga saja, kami pun mempunyai kesempatan untuk merasakan tinggal di Prancis Selatan, daerah yang populer di segala musim bagi turis lokal maupun internasional.

XIV. 11. (Prancis): Les-Baux-de-Provence


Satu lagi daerah di Prancis Selatan yang kami kunjungi adalah Les Baux de Provence. Jaraknya yang dekat dengan pinggir laut Mediterania dengan pesona pemandangan kebun anggur dan perkebunan zaitun, membuat daerah ini menarik untuk dikunjungi.

Dengan jarak tempuh hampir 3 jam dari Grenoble, perjalanan dengan kendaraan tidak terasa melelahkan karena sepanjang jalan menuju ke daerah tersebut, kami dimanjakan oleh pemandangan indah terhampar luas yang menyejukkan mata.

Les-Baux-de-Provence merupakan kampung pedesaan yang menarik dengan benteng peninggalan Abad Pertengahan yang masih berdiri kokoh yang terletak di ketinggian yang termasuk daerah masif Alpilles. Dari ketinggian, kami bisa melihat dengan jelas kompleks pedesaan yang tertata rapi, apik dan bersih dengan hamparan perkebunan anggur dan zaitun.

Pedesaan Les-Baux-de-Provence.

Benteng Les-Baux-de-Provence menyajikan aneka pertunjukan seperti pada Abad Pertengahan, seperti para penduduk yang mengenakan kostum ala Abad Pertengahan, aneka permainan populer pada masanya sampai adegan perkelahian dan perang melawan musuh yang memasuki benteng. Cukup menghibur.

Pertunjukan karya Klimet di Carrieres des Lumieres dengan tata lampu.



Yang tak kalah menarik juga dari desa ini, ada pertunjukan Carrières des Lumières yag letaknya tidak jauh dari desa ini. Pada saat kami mengunjunginya, karya Klimt dan Vienna menjadi karya kehormatan dengan pameran lukisan pada dinding dengan efek tata lampu yang memesona. Kita diajak mengagumi karya-karya mereka melalui dinding yang seolah bergerak dan berganti-ganti karena efek tata lampu tersebut.



Foto peta:google