Like

Minggu, 30 Maret 2014

XIII. 29. Mexico City (28): Tradisi Adu Banteng - Matador


Bagi Anda yang mengenal tradisi adu banteng yang berasal dari negara Spanyol yang dimulai pada ratusan tahun yang lalu, tentunya sudah banyak mengetahui, menyaksikan secara langsung atau bahkan mendengar sedikit banyak cerita tentang hal tersebut. 

Pertunjukan adu banteng yang semula hanya dimiliki negara Spanyol, sedikit demi sedikit ´menular´ ke negara-negara tetangganya, seperti di Portugal dan Prancis bagian selatan.

Pada abad ke- 15, ketika Spanyol menjejakkan kakinya di negara-negara latin, tradisi adu banteng ini turut dibawanya. Dengan berjalannya waktu, adu banteng pun bisa kita saksikan di negara-negara bekas jajahan Spanyol yang berada di Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Amerika Utara.

Kebetulan saat ini saya sedang menjelajah Mexico dan sedang ada musim adu banteng, maka kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Kapan lagi bisa menyaksikan langsung salah satu tradisi bangsa Spanyol yang dilestarikan di Mexico? 

Sang matador beraksi.

Bertempat di arena adu banteng yang bernama Plaza de Toros yang terletak di jantung kota Mexico, arena adu banteng ini mampu menampung 40.000an penonton dan merupakan salah satu arena adu banteng terbesar di dunia. 

Tempat yang seharusnya penuh dengan penonton, terpaksa agak kosong karena hujan yang tercurahkan dari langit, serta merta membuat para penonton yang duduk di area terbuka, terpaksa mengungsi. 

Saya yang kebetulan mendapat tempat duduk di barisan terdepan, tetap kekeuh tidak mengungsi ke tribun karena memang benar-benar ingin menyaksikan pertunjukan besar ini. Dan hujan pun bukan berarti penghalang untuk menghentikan pertunjukan. Yes, the show must go on!

Torero tidak hanya menggunakan kain berwarna merah untuk memancing si banteng.

Pertunjukan adu banteng ini berlangsung cukup lama, yaitu sekitar 3 jam, dengan mempertontonkan 6 banteng yang siap mati di tangan para torero (matador dalam bahasa inggris). Ada 3 orang torero yang masing-masing mendapat jatah 2 ekor banteng yang memiliki berat rata-rata 400-an kg  untuk ditaklukkan. 

Setiap pertandingan, setiap torero didampingi oleh 2 orang penusuk punggung banteng (picador dalam bahasa spanyol) sambil menunggang kuda, lalu ada 3 orang penusuk jarum ke punggung banteng (banderillero dalam bahasa spanyol). Banderillo ini bertugas membantu sang torero menaklukkan si banteng. Umumnya, peran banderillo ini juga sama pentingnya dengan torero.

Yang menarik dari pertunjukkan adu banteng ini adalah para torero berdandan abis-abisan dengan kostum menarik dengan warna terang benderang. Gerakan tubuh para torero untuk ´menantang´ para banteng  laksana tari dan irama yang memikat para penonton.

Cucok kan, kostum dan warna kain untuk memancing si banteng? senada warna merah menyala.

Penampilan yang mendebarkan dan menyayat hati  adalah pada saat si banteng sudah terluka dan sekarat, torero dengan piawai memainkan muleta (kain berwarna merah atau merah muda) dengan tujuan membuat si banteng mengamuk. 

Muleta juga berfungsi menyembunyikan pedang yang akhirnya digunakan untuk menusuk leher si banteng. Kejadian ini membuat mata saya berkaca-kaca selama 6 kali pertandingan. Tidak tega. Tetapi karena rasa ingin tahu dan menyaksikan secara langsung pertunjukan ini serta ingin berbagi pengalaman, maka saya menguatkan hati untuk menontonnya. 

Sambil berfikir: kok, tega, ya, mereka membunuh si banteng demi mempersembahkan tontonan yang menarik dan spektakuler. Dan saya juga mikir, sih, kok, mau-maunya saya menonton jika udah tau pertunjukan ini akan  membuat si banteng menderita begitu.

Di akhir babak pertunjukan jika sang torero berhasil menaklukkan si banteng dengan apik dengan penampilan yang memikat, para penonton memberikan ´hadiah´ berupa tepuk tangan yang cukup keras dan lama serta mengibarkan  sapu tangan berwarna putih. Olé!

Cerita di balik ´lapangan´ adu banteng:

  • Para torero mengenakan kostum dengan warna terang dengan bling-bling warna emas untuk menarik perhatian si banteng. Dan, ehmm..untuk menarik perhatian penonton juga, kali, ya?
  • Peran torero ini sangat penting karena dia adalah bintang lapangan di antara para picador dan banderillero. Maka, diperlukan keahlian, kelihaian dan kelincahan gerakan untuk membuat si banteng mengamuk. 
  • Di babak terakhir inilah, peran torero lebih menjadi pusat perhatian, karena hanya ada si torero dan si banteng di lapangan. Jika torero terjatuh atau si banteng berhasil mengalahkan torero, maka peran para torero yang lain, picador dan banderillero yang berada di pinggir lapangan sangat diperlukan untuk membantu sang torero yang terjatuh tadi. Hal ini terjadi pada saat pertandingan ke-5. Tiba-tiba sang torero terjatuh diseruduk sang banteng. Dengan gerak cepat, kedua torero, para picador dan banderillero yang berjaga-jaga di pinggir lapangan, bergegas memasuki lapangan untuk menolong sang torero sambil sibuk mengalihkan perhatian si banteng. Benar-benar moment yang menakjubkan.
  • Warna kain yang digunakan oleh torero untuk membuat mengamuk si banteng tidak harus warna merah atau pink, seperti yang kita lihat di banyak pertandingan adu banteng. Sebenarnya warna apapun akan tetap menarik perhatian si banteng dan membuat si banteng mengamuk karena pada kenyataannya, si banteng adalah binatang yang buta warna.
  • Siap-siap membawa sapu tangan berwarna putih untuk memberikan penghargaan terhadap sang torero. Kalau tidak ada sapu tangan berwarna putih, tissu juga berperan penting untuk menggantikannya. Selain itu, tissu juga berfungsi sebagai penghapus air mata ketika melihat si banteng sekarat.(MP/FOTO:LGN)


XIII. 28. Mexico (27): Tequila, Minuman Khas Mexico


Apa yang ada dibenak Anda ketika mendengar nama Tequila? Ya. Anda tidak salah. Itu adalah minuman khas Mexico. Tetapi, tahukah Anda bahwa Tequila adalah nama kota kecil yang berada di barat laut negara Mexico atau yang berjarak kurang lebih 550 km dari ibukota negara tersebut atau berjarak sekitar 50 km dari kota Guadalajara? 

Pada suatu kesempatan diiringi cuaca yang cerah, saya berkeliling kota Tequila melalui Guadalajara, untuk mengenal lebih jauh tentang kota tersebut dan mengenal proses pembuatan minuman khasnya. Walaupun saya bukan penggemar alkohol, tetapi perjalanan untuk mengetahui proses ini menarik perhatian. Bersama dengan beberapa orang teman, kami pun memutuskan menghabiskan akhir pekan di Guadalajara dan Tequila.

Untuk mencapai kota Tequila, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan. Jika Anda mempunyai waktu sedikit banyak, bisa menyewa kendaraan dari ibukota Mexico, yaitu Mexico City. Atau dengan bus umum yang nyaman. Keduanya memakan waktu kurang lebih 8 sampai 10 jam. Tergantung keadaan lalu lintas yang kita lalui. Tetapi ketika itu, waktu kami tidak banyak. Akhirnya kami memutuskan untuk naik pesawat yang ditempuh 1 jam dari Mexico City ke Guadalajara.

Guadalajara merupakan salah satu kota besar dan cukup penting di Mexico. Untuk mencapai Tequila, memang praktis melalui Guadalajara. Karena dari situ, banyak agen perjalanan yang menawarkan tur sehari penuh untuk mencapai Tequila. Kami pun memutuskan untuk mengambil tur sehari dan menghindari mengendarai kendaraan karena salah satu agenda dari tur tersebut adalah kami akan mengunjungi pabrik proses pembuatan tequila dan tentu saja ada menu tasting  atau mencoba hasil minuman tersebut.

Dalam 1 bus besar yang berkapasitas 54 kursi, kami bergabung bersama turis lainnya yang berasal dari berbagai kota di Mexico dan beberapa kota di benua amerika latin dan eropa. Singkatnya, dalam bus itu penduduknya ber-KTP internasional yang berbicara berbagai macam bahasa. Tak hilang akal, pemandu tur yang terdiri dari 2 orang wanita ini berhasil menyatukan kami dengan perkenalan dan lelucon khas mexico. 

Beberapa menit kemudian, kami akrab satu sama lain. Dari balik jendela bus, sejauh mata memandang, yang ada hanya pemandangan tanah tandus dan gersang diselingi tanaman kaktus. Terbayang hawa panas di luar bus. Tak lama kemudian, kami mulai melihat pemandangan perkebunan agave (bentuknya seperti nanas tetapi jauh lebih besar), tanaman penghasil tequila yang diolah melalui proses fermentasi. Tak sampai 1 jam menempuh perjalanan, tibalah kami di salah satu perkebunan tequila.

Disini kami dijelaskan dari awal proses pembuatan tequila. Mulai dari memangkas tunas agave untuk mendapatkan bongkolnya. Pekerjaan ini tidak mudah karena alat untuk memotongnya lumayan berat, 9 kg. Dan ini tidak ada pilihan lain selain dikerjakan manual. Pekerjaan ini dilakukan oleh beberapa buruh yang sudah bekerja puluhan tahun. 

Perkebunan agave dan pekerja yang memperagakan pemotongan agave yang merupakan bahan baku tequila untuk kemudian di proses.

Mereka amat berdedikasi dengan pekerjaannya sebagai pemangkas tanaman agave. Walaupun usia lanjut, para pekerja ini terlihat sehat dengan tangan yang kuat. Setiap satu orang pekerja, mampu memangkas antara 50 – 90 agave/hari. Beberapa peserta tur diberikan kesempatan untuk ´merasakan´ memangkas tunas agave dengan menggunakan alat ini. Saya pun mencobanya. Ya ampun! Berat sekali. Tidak terbayang bagaimana para buruh ini bekerja menghabiskan sebagian besar hidupnya memegang alat ini  untuk memangkas tunas agave.

Tahap berikutnya adalah mengumpulkan bongkol-bongkol, dipotong atau dihancurkan untuk direbus/dipanaskan, yang memerlukan waktu antara 48 – 55 jam. Lalu, kami berjalan menuju tahap selanjutnya: fermentasi, yaitu mengambil intisari dari bongkol-bongkol tersebut yang berupa jus alami. 

Hasil jus ditempatkan dalam tabung raksasa yang di atur suhunya. Proses ini memakan waktu 5 – 6 hari. Setelah masa pengambilan intisari selesai, kemudian dimasukkan ke dalam baril kayu. Lamanya proses penyimpanan dalam baril kayu ini tergantung jenis tequila yang ingin dihasilkan. 

Lamanya bisa 8 bulan sampai 5 tahun. Semakin lama proses penyimpanan di dalam baril kayu, maka semakin tinggi kualitas rasa tequila-nya. Tambahan dari pemandu kami, kadar maksimal alkohol yang terkandung dalam tequila yang layak dikonsumsi adalah 55%.

Baril-baril tempat penyimpanan tequila setelah melalui proses pembuatannya yang cukup memakan waktu.

Dan terakhir adakah tahapan yang ditunggu-tunggu peserta tur, yaitu tahap tasting atau mencoba hasil tequila dari perkebunan yang melakukan proses tequila. Ada berbagai macam jenis tequila yang disediakan: tequila white atau tequila maroon dengan kadar alkohol yang berbeda-beda. Pamandu kami menunjukkan cara tasting tequila: meminumnya dengan potongan jeruk nipis, garam lalu meminum tequila-nya.

Lalu acara tur dilanjutkan dengan mengunjungi pusat kota Tequila, yang merupakan salah satu Kota peninggalan Warisan Kekayaan Budaya versi UNESCO. Lalu juga mengunjungi museum tequila dan tentu saja mengunjungi butik-butik tequila yang dikemas dengan cantik.

Berfoto bersama patung salah satu pemusik mariachi di tengah kota Tequila.

Pesan moral yang saya dapat dari mengikuti tur proses pembuatan tequila adalah dibalik rasa minuman alkoholnya, tequila menyimpan sejuta harapan bagi para pekerjanya, yang telah mendedikasikan sepanjang hidupnya agar minuman khas Mexico ini mendunia dan bahkan mempertahankannya agar tetap berdampingan minuman  lainnya, seperti  wine, rhum, champagne dan whisky.

Disinilah letak Tequila.

Tahukah Anda?
  • Alat untuk memotong buah agave adalah coa, yang beratnya 9 kg.
  • 1 (satu) bongkol agave, beratnya kurang lebih 50 – 100 kg.
  • Untuk menghasilkan 1 liter tequila, diperlukan 1 kg bongkol agave.
  • Jenis tequila ada 2 macam.
  • Tequila berwarna bening (tequila white), yang dihasilkan dari proses 100% agave.
  • Tequila berwarna merah gula jawa (tequila maroon), yang dihasilkan dari proses pencampuran gula tebus. 
  • Istilah tequila yang bisa dikonsumsi, tergantung dari lamanya masa penyimpanan dalam baril kayu:
    • Tequila Reposado        : 8 – 12 bulan
    • Anejo                           : 1 – 3 tahun
    • Extranejo                     : 5 tahun 

Pernah dimuat di Kompasiana 2 desember 2011

XIII. 27. Mexico City (26): Mengunjungi Istana Kepresidenan Mexico

Sebagai ibukota negara Mexico, Mexico DF atau yang disebut ´La Ciudad de México´dalam bahasa spanyol, memiliki banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi. 

Pada abad ke-16 ketika bangsa Spanyol menjajah Mexico, banyak bangunan penting yang didirikan olehnya. Di antaranya adalah Istana Kepresidenan atau yang populer disebut ´Palacio Nacional´. 

Istana megah ini terletak di jantung ibukota. Luasnya yang hampir 40.000 m2, menjadikannya daya tarik tersendiri di antara bangunan-bangunan di sekelilingnya. Adalah bangsa Spanyol yang berinisiatif mendirikannya di abad ke-16, dan sampai kini, bangunan tersebut tetap megah, mewah dan anggun.

Disinilah letak Palacio Nacional, di jantung ibukota Mexico.

Ketika memasuki istana ini, aura megah semakin tampak dari dalam. Ketika berhasil masuk setelah melalui pemeriksaan ketiga, kita akan dihadiahi pemandangan taman kecil di tengah-tengah gedung. Hampir segala tanaman dari penjuru Mexico ada disitu. Tak lupa tanaman kaktus dan agave (penghasil minuman tequila) ada juga di taman kecil itu.

Suasana interior Palacia Nacional.

Ada beberapa pilihan ketika mengunjungi istana yang luas ini. Jujur saja, saya tidak mengunjungi seluruh ruangannya. Selain karena terlalu luas, juga tidak semua ruangan dibuka untuk umum. Dengan bantuan pemandu, kunjungan ke Istana Kepresidenan akan lebih bermanfaat. Kita jadi mengenal lebih dekat cerita, sejarah dan orang-orang berjasa dibalik megahnya Istana ini.

Yang menarik dari Istana Kepresidenan adalah selain arsitektur yang megah, ada dekorasi dinding yang menceritakan sejarah mexico. Diego Rivera (suami Frida Kahlo) yang berjasa menghias dinding (mural) di tangga utama, yang dimulainya pada tahun 1929 dan diselesaikan pada tahun 1951. 

Lukisan dinding karya Diego Rivera yang menceritakan sejarah Mexico.

Dari sini, kita bisa mengenal sejarah mexico sejak pendudukan spanyol, zaman revolusi sampai sesudahnya, atau yang dikenal dengan ´México a través de los Siglos´. Semuanya dituangkan Diego Riviera dengan apik. Kami yang belum mengerti sejarahnya pun menjadi ´ngeh´dengan goresan dinding sang pelukis. 

Setelah terpesona dengan lukisan dinding di sekitar tangga utama, kita bisa menyaksikan lukisan dinding lainnya sepanjang koridor. Setiap bagian mempunyai cerita. Mulai dari kebiasaan dan adat mexico, pasar tradisional serta pemandangan Mexico City dahulu kala dan kini.

Pada saat kami berkunjung beberapa waktu lalu, kami beruntung karena 2 ruangan terpenting di Istana Kepresidenan, dibuka untuk umum. Tidak ada pemberitahuan kapan kedua ruangan tersebut dibuka untuk umum, namun sewaktu-waktu dibuka tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. 

Kedua ruangan tersebut adalah Assembly Hall, dimana para wakil rakyat melakukan rapat dan diskusi, dan ruangan penting lainnya adalah ruang kerja pribadi presiden. Ruangan ini cukup menyita perhatian kami. Bukan hanya dekorasinya yang mewah dan bergaya eropa, tetapi setiap ruangan mempunyai ciri khas masing-masing. Kami pun berhak mengintip ruangan kerja peribadi presiden yang tertata apik. 

Ruangan Senat.

Sepanjang koridor, kami disuguhi lukisan para pemimpin bangsa Mexico yang pernah memimpin, mulai dari zaman pendudukan spanyol sampai terkini. Sebut saja nama-nama seperti Miguel Hidalgo, Morelos, Emiliano Zapata, Alvaro Obregon, dan Fransisco I Madera. Sayangnya kami tidak diperbolehkan mengabadikan kedua ruangan ini karena penggunakan kamera tidak diperbolehkan seperti di ruangan-ruangan lainnya.

Selain itu, kami bisa melihat langsung balkon yang mengarah ke Zócalo (lapangan luas di depan Istana Kepresidenan), yang digunakan oleh Presiden untuk melakukan Grito de la Independencia : “¡Mexicanos, Viva México!” yang dilakukan setiap tengah malam menjelang 16 september yang merupakan tanggal Kemerdekaan Mexico.

Jika suatu saat Anda berkunjung…

  • Istana Kepresidenan bersedia membukakan pintunya 6 hari dalam seminggu (kecuali hari senin), dari pagi hingga sore dan pengunjung tidak dikenakan biaya masuk. Cukup dengan menunjukkan kartu identitas bagi penduduk lokal atau paspor bagi para turis, kita pun berhak menyaksikan kemegahannya.
  • Sebagai salah satu tempat penting dalam sejarah Mexico yang patut dilestarikan, tak heran pengamanan dan kontrol begitu ketat. Kami pun diwajibkan melewati 3 kali pemeriksaan. Memang, sih, agak memakan waktu. Tetapi demi kenyamanan dan keamanan di dalam gedung, ya, ikuti saja.
  • Sebaiknya meminimalkan barang bawaan Anda, kalau tidak, akan ribet sendiri.
  • Bawa tas yang kecil, hindari tas ransel atau tas besar. Jika Anda terpaksa membawanya, ada loket penyimpanan yang aman untuk menaruh semua barang bawaan Anda.
  • Barang bawaan yang tidak diperbolehkan dibawa masuk ke dalam istana: topi, kacamata hitam, pulpen, pensil, cairan (minuman dan minyak wangi), dan gel.
  • Telepon genggam boleh dibawa, tetapi harus dimatikan.
  • Kamera juga diperolehkan, asalkan tidak menggunakan flash sewaktu mengambil foto. 
Foto: Sebagian Herman

XIII. 26. Mexico (25): Berkelana ke Piramida Teotihuacán

Siapa yang tidak kenal dengan Mexico? Negeri ini terkenal dengan penghasil tequila, musik Mariachi, penghasil telenovela dan tanaman kaktus serta tentu saja ramalan Bangsa Maya yang meramalkan dunia akan berakhir 21 desember 2012. 

Juga bangsa Aztec yang terkenal dengan budaya pada zaman Hispanik-Amerika. Menurut beberapa sumber, ramalan bangsa Maya akan akhir dunia ini, tidak berarti dunia akan hancur lebur dan tak ada kehidupan lagi. Melainkan mereka menganggap bahwa hidup ini seperti siklus , seperti pergantian 4 musim setahun. Benarkah? Hanyalah waktu yang akan menjawabnya.

Selain itu, Mexico juga memiliki peninggalan sejarah yang kaya dan beragam, tersebar dari utara sampai selatan. Untuk mengenalnya lebih dekat, saya mengajak Anda untuk berkelana ke kota Teotihuacán, dimana terdapat Piramida, yang terletak di utara kota Mexico, yang berjarak kurang lebih 50 km dari ibukota yang dapat ditempuh 1 jam dengan kendaraan. Piramida yang terkenal dengan sebutan nama kotanya, Teotihuacán, dinobatkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Kemanusiaan pada tahun 1987.

Sejauh mata memandang kompleks Piramida Teotihuacán. Luas sekali, ya....

Menurut sejarah, Teotihuacán, berasal dari bahasa Aztec Nahuatl, atau ciudad de los dioses dalam bahasa spanyol atau yang artinya adalah kota para dewa. Kompleks Piramida ini sudah berdiri jauh sebelum bangsa Aztec berhasil menguasai kota ini, yaitu kira-kira 200 tahun SM. Sedangkan kejayaan bangsa Aztec (menurut sejarah) berada di puncaknya pada abad ke 14 – 16. Bangsa Aztec menganggap bahwa kompleks Piramida Teotihuacán adalah yang terpenting pada masanya.

Kompleks Piramida ini sangat luas. Saya tidak bisa menyebut luas persisnya. Sejauh mata memandang menurut orang awam, yang ada hanyalah barisan batu-batu berjejer rapi dengan ukuran dan luas yang berbeda. Tentu saja, saya membutuhkan panduan untuk mengenal kompleks Piramida ini, walaupun tidak perlu mengunjungi satu persatu. 

Di antara puluhan piramida yang berhasil ditemukan, ada 2 Piramida yang penting dikunjungi, yaitu : Pirámide del Sol (Piramida Matahari) dan Pirámide de la Luna (Piramida Bulan), serta Templo de Quetzalcoatl (kuil Ular berbulu) yang berada di kompleks Ciudadela atau Citadel. Pastinya kita akan melalui jalanan utama, La Calzada de los Muertos/Avenue of the Dead, yang menghubungkan Ciudadela dengan piramida-piramida yang tersebar di kompleks Piramida Teotihuacán.

Ciudadela dan Kuil Quetzalcoatl

Kuil Quetzalcoatl dan Ciudadela berada dalam satu kompleks. Di sekeliling kuil, ada beberapa piramida kecil yang mengelilinginya. Pada masa lalu, Ciudadala mempunyai peranan penting sebagai pusat administrasi, rumah kepala suku dan tentunya meeting point.

Kuil Quetzalcoatl

Pirámide de la Luna (Piramida Bulan)

Salah tempat suci di kompleks piramida ini adalah Piramida Bulan. Piramida dengan ketinggian 42 meter ini terletak di ujung La Calzada de los Muertos/Avenue of the Dead. Di depan piramida, ada arena luas yang berbentuk segiempat yang di sebut Plaza de la Luna. Dulunya, tempat ini dijadikan tempat upacara penting. Tentu saja pengunjung boleh menaiki tangga untuk melihat keindahan sekeliling kompleks piramida ini. 

Piramida Bulan (Piramida de la Luna).

Pemandangan yang kita temukan adalah panjang dan lurusnya La Calzada de los Muertos/Avenue of the Dead. Ketika berada di atas Piramida, saya berkata dalam hati : Wow, saya berhasil melintasi jalanan panjang itu –yang menurut saya— kira-kira lebih dari 5 km !

Pirámide del Sol (Piramida Matahari)

Piramida Matahari terletak di La Calzada de los Muertos/Avenue of the Dead, di antara Ciudadela dan Piramida Bulan. Piramida ini adalah yang paling tinggi di kompleks Piramida Teotihuacán. Dengan ketinggian 63,5 meter dan ratusan anak tangga, Piramida Matahari merupakan salah satu piramida yang paling banyak dikunjungi dan dinaiki dan tentunya adalah piramida yang paling penting di antara yang lain. Sama seperti Piramida Bulan, Piramida Matahari juga merupakan tempat suci pada masanya.

Piramida Matahari (Piramida del Solo). Untuk mencapai tingkat tertinggi dibutuhkan stamina dan nafas yang kuat. 

Selama kunjungan situs ini, yang menarik bagi saya adalah, tidak hanya kompleks Piramida yang begitu luas dan bersih, situs sejarah yang mengagumkan, penjelasan setiap situs dalam bahasa spanyol, inggris dan Nahuatl, tetapi juga ulah para pedagang yang tersebar di seluruh kompleks Piramida. Tersebar mulai pintu masuk, di Kuil Qeutzalcoatl, sepanjang La Calzada de los Muertos/Avenue of the Dead sampai piramida. 

Yang membuat saya takjub adalah hasil kerajinan tangan yang begitu memesona yang berasal dari bahan batuan obsidian –jenis batuan vulkanik—, menghasilkan patung dengan symbol bulan dan bintang, aneka topeng serta kerajinan tangan lainnya. Mereka tanpa lelah menawarkan barang dagangannya di tengah-tengah terik matahari. Kalau kita tidak tertarik, mereka tidak akan memaksa.

Cuaca di Teotihuacán sangat panas dan menyengat walaupun semilir angin dapat saya rasakan ketika berada di puncak Piramida Bulan dan Piramida Matahari. Beberapa saran saya adalah

  • Rajin berolahraga, minimal jalan kaki dan olah tubuh agar bisa menaklukkan situs nan luas ini.
  • Jangan malas membawa air minum, terutama air putih, karena jarang sekali Anda menemukan penjual air minum. Tempat yang luas dan panas serta kemungkinan kecil menemukan tempat berteduh, membuat kita cepat haus dan cepat capai. 
  • Bawalah topi dan kacamata hitam untuk melindungi wajah Anda dari sinar matahari yang sangat kuat.
  • Pakai sunblock untuk melindungi wajah dan bagian tubuh dari sinar matahari.




XIII. 25. Mexico (24): Taxco de Alarcón, Kota Cantik Penghasil Perak

Satu lagi kota cantik di Mexico yang bisa kita kunjungi, yaitu Taxco (baca: Tasco), yang bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi atau bus umum dengan waktu 2,5 jam dari Mexico City.

Kota kolonial penghasil kerajinan perak ini bernama Taxco de Alarcón, atau lebih populer Taxco, terletak di dataran tinggi dengan struktur kota yang berbukit-bukit. Dengan jalanan tanjakan dan turunan yang tajam, serta jalan-jalan kecil yang membutuhkan keahlian menyetir yang tinggi.

Daya tarik Taxco….

1.       Parroquía de Santa Prisca yang terletak di tengah-tengah kota. Selain itu, Parroquía ini merupakan barometer dan titik temu dari segala aktivitas di kota ini. Karenanya banyak restoran, toko souvenir, dan tempat penginapan yang letaknya berdekatan dengan bangunan penting ini.

Panorama Taxco dari  ketinggian. Kami sempat bersantap di restoran dengan background kota Taxco.

2.       Kerajinan perak yang sudah dikenal secara nasional dan internasional. Menurut sejarahnya, zaman kolonial spanyol beberapa ratus tahun yang lalu, terjadi eksploitasi tambang perak besar-besara. Setelah spanyol angkat kaki dari Mexico, kerajinan perak ini menjadi populer dan dilestarikan penduduk setempat.

Kerajina perak sangat populer di Taxco dan banyak ditemui juga toko suvenir di gang-gang kecil ini.

3.       Gang-gang kecil dengan arsitektur turunan dan tanjakan serta memperlihatkan keindahan Taxco dari ketinggian menjadi daya tarik yang bisa dinikmati dengan berjalan kaki menyusuri kota cantik ini.
Aneka suvenir yang ditawarkan sepanjang jalan kenangan di Taxco.

4.       Pasar-pasar tradisional, toko-toko suvenir dan aneka jajanan pasar yang tersedia sepanjang jalan Taxco menunjukkan bahwa kota ini sangat terbuka untuk turis dan berusaha membuat nyaman bagi para pelancong lokal maupun internasional untuk menghabiskan akhir pekan atau beberapa hari di kota sejuk ini.

Letak Taxco.





Sabtu, 29 Maret 2014

XIII. 24. Mexico (23): Celestún, Markas Flamingo Rose yang Dilindungi


Kota yang terletak di pinggir pantai tak jauh dari Mérida ini, terkenal dengan markas flamingo pink dengan ekosistem yang dilindungi berupa hutan bakau yang merupakan markas hewan yang dilindungi tersebut.

Kami memutuskan untuk menghabiskan sehari penuh di Celestún, 2 jam perjalanan dengan menaiki bus umum dari Mérida, kota kolonial di Semenanjung Yucatán. Beruntung cuaca hari itu cerah, bahkan sangat panas menyengat. Tak apalah, toh kami akan berada di pinggir pantai dan menikmati para flamingo berjemur.

Kami dari atas perahu dan flamingo rose sebagai background-nya

Ketika tiba di tengah kota, tidak sulit mencari informasi karena banyak papan petunjuk dan banyak orang yang di tengah kota yang memberikan petunjuk untuk wisata ekologi  ini. Dengan menyewa perahu dengan kapastias maksimal 6 orang, kami diantarkan melihat langsung hutan bakau yang dilindungi yang merupakan markas flamingo rose.

Flamingo rose yang sedang berkumpul di pinggir hutan bakau tidak kami sia-siakan untuk diabadikan. Setelah itu, perahu yang kami tumpangi membawa berkeliling menyesuri hutan bakau yang masih asri dan terlihat sekali dirawat dan dilestarikan.

Hutan bakau dan ekosistem yang dilindungi.

Selain dikenal sebagai ekosistem flamingo rose, Celestun juga dikenal sebagai kota para pemancing yang menghasilkan ikan dan udang. Banyak restora di tepi pantai yang menyajikan hasil laut tersebut dan memang sangat lezat masakan penduduk setempat.

Kegiatan utama penduduk setempat: memancing hasil laut dan menyajikan masakan yang lezat.

Penting, nih…

·         Celestún sangat mudah dijangkau dengan bus umum. Ada jadwal keberangkatan setiap harinya. Karena itu harus diperhatikan betul jadwal bus tersebut agar kita tidak ketinggalan untuk kembali ke kota.
·         Ongkosnya pun tidak mahal. Cocoklah untuk para pelancong hemat murah meriah dengan bujet terbatas.
·         Untuk menyewa perahu berkeliling melihat ekosistem flamingo rose dan hutan bakau, jangan segan menawar harga perahu, tetepi jangan keterlaluan menawar dengan harga sangat rendah, ya.
·         Hampir seluruh rumah makan di Celestún menyajikan santapan hasil laut dengan harga yang bervariasi dan rasa yang lezat. Pilih-pilih tempat makan boleh saja, tetapi bagi kami, semua restoran di sana mayoritas menyajikan masakan yang enak dengan harga yang terjangkau.

Disini, nih, letak Celestún.



Foto: Herman

XIII. 23. Mexico (22): Merida, Halte bagi Penjelajah Peradaban Maya

Salah satu kota penting dan terbesar di Semenanjung Yucatán, Merida merupakan salah satu tempat transit untuk penjelahana situs-situs bersejarah peninggalan bangsa Maya. 

Salah satu bangunan bersejarah yang terletak di jalan protokol penting di Mérida.

Letaknya yang dekat dengan Piramida Chichén Itza, Uxmal ataupun piramida-piramida yang termasuk dalam Ruta Puuc, Merida menyajikan denyut nadi kehidupan kota kolonial penting. Sayang jika dilewatkan.

Salah satu pertunjukan seni rakyat yang digelar di alun-alun kota.

Banyaknya bangunan kolonial yang dibangun mulai abad ke-17,
juga termasuk kota penghasil gastronomi mexico yang patut diperhitungkan.

Letak Mérida yang dekat dengan situs-situs peninggalan bangsa Maya.


Foto: Herman


XIII. 22. Mexico (21): Playa del Carmen, pantai di pinggir Laut Karibia yang Mendunia

Masih cerita tentang perjalanan dan pengalaman saya di Mexico. Setelah bercerita tentang ibukota negara Mexico, yaitu Mexico City, lalu berlanjut ke Propinsi Oaxaca, kota Festival Cervantino di Guanajuato, pengalaman seru Rally Mexico di Leon, sampai cerita tentang peradaban bangsa Maya.

Selain itu, saya juga pernah berbagi cerita tentang pantai, Pie de la Cuesta, yang letaknya tidak jauh dari Acapulco, pantai yang terkenal itu.

Menikmati pagi dan senja di pinggir pantai semakin yakin bahwa alam memanjakan manusia.
Nah, masih cerita tentang pantai, saya akan mengajak Anda plesiran ke Playa del Carmen, pantai di pesisir Propinsi Quintana Roo, yang letaknya tak jauh dari Cancun. Cancun sendiri sudah mendunia dengan cerita pantai-pantai yang indah, laut biru sampai tempat plesiran favorit para selebriti dunia. Saya tidak akan cerita tentang Cancun karena Playa del Carmen lebih menarik dan membumi. Berbaur dengan penduduk setempat.

Pantai..pantai..pantai

Kebetulan saat kami berkunjung ke Playa del Carmen itu cuaca sedang cerah, maka kami sengaja menghabiskan waktu leih banyak di pinggir pantai. Mulai dari berjemur, membaca buku, main voli sampai menikmati senja. 

Aneka macam kegiatan di pinggir pantai. Qué bella la vida ;))

Pantai ini terbuka untuk umum dan siapa saja berhak bermain di pinggir pantai, kecuali jika ingin lesehan atau makan di restoran pinggir pantai, ya, harus mengonsumsi makanan atau minuman di restoran yang bersangkutan.

Menikah dan merayakannya di pinggir pantai ? Boleh…

Selama 4 hari 3 malam kami tinggal di Playa del Carmen, kami menyaksikan beberapa acara pernikahan yang digelar di pinggir pantai. Disediakan juga kapel bagi mereka yang ingin mensahkan pernikahan secara agama, kemudian mengadakan pasta syukuran di pinggir pantai. Ide yang menarik dan menjadi populer bagi penduduk mexico dan orang-orang asing.

Menikah dan pesta syurkuran di pantai menjadi pilihan banyak orang di tepi pantai Playa del Carmen. Siapa tahu nanti giliran Anda?

Bagi yang tertarik kemari…

·         Menggunakan pesawat terbang dari Mexico (2 jam terbang) atau kalau mau hemat bisa naik bus kurang lebih 18 jam. Tergantung bujet yang kita miliki.
·         Harga penginapan di Playa del Carmen bervariasi. Semakin dekat ke pantai, semakin mahal. Tipe penginapan juga bervariasi, mulai dari losmen yang murah meriah sampai hotel berbintang-bintang yang mahalnya tergantung kemampuan masing-masing turis.
·         Makanan dan minuman lokal juga masih terjangkau harganya. Saran saya, sih, sebaiknya bersantap di restoran lokal. Rasa makanan dijamin cita rasa lokal yang asli. Kecuali jika Anda jika mencoba menu gastronomi. Lagi-lagi tergantung bujet masing-masing orang, sih.
·         Tidak perlu heran jika ada beberapa restoran, toko suvenir atau jasa pijat menggunakan tarif USD karena memang banyak sekali turis amerika atau turis asing lainnya yang menggunakan mata uang USD.

Di sini nih, letak Playa del Carmen, di pinggir Laut Karibia. 

·         Menghabiskan beberapa hari di Playa del Carmen memang menyenangkan, walaupun menurut saya tidak mirip dengan liburan lokal ala orang-orang mexico. Toh nggak ada salahnya jika sudah berkunjung kemari dan menjadi saksi hidup bahwa anggapan plesiran ke Mexico, ya, harus menginjakkan kaki di Cancun dan Playa del Carmen. Setuju?



Foto: Herman

XIII. 21. Mexico (20): Mengarungi Chiapas, Jantung Peradaban bangsa Maya (2)



1.      Cañon del Sumidero: berpetualang di tengah-tengah keindahan alam

Chiapas terkenal dengan keindahan alamnya. Mengunjungi Cañon de Sumidero yang terletak sekitar 102 km bagian barat San Cristobal de Las Casas adalah pilihan yang tepat. Perjalanan menyaksikan keindahan Cañon del Sumidero dengan berlayar di atas Sungai Grijalva dengan perahu kecil, tidak terasa membosankan dengan jarak tempuh 64 km selama 2 jam.


Pemandangan ini diambil dari perahu dengan kapasitas kira-kira 20 orang. 

Sepanjang melewati tebing-tebing tinggi yang dibelah sungai Grijalva, kami melihat keindahan alam flora dan fauna yang beragam. Tak ketinggalan burung-burung berkicau sampai buaya yang sedang berdiam diri di airpun bisa kami abadikan dari perahu kecil yang kami tumpangi.


Ini dia tebing alami yang berbentuk seperti pohan Natal.

Di tengah-tengah perjalanan, kami melewati tebing tinggi yang jika musim hujan berfungsi sebagai air terjun dan tebing tersebut berbentuk menyerupai pohon Natal. Ini sungguh fenomena alam yang menakjubkan.

2.      Agua Azul,

Keindahan alam yang menakjubkan lainnya adalah perjalanan menuju Situs Palenque (situs tertua peninggalan Peradaban bangsa Maya yang pernah saya bahas beberapa waktu lalu di Daily Sylvia). Dari San Cristobal de Las Casas ke bagian arah utara sekitar 200 km, ada 2 (dua) tempat indah untuk dikunjungi, yaitu air Agua Azul, yang artinya air yang berwarna biru dan Cascada Misol – Há atau air terjun Misol – Há.

Agua Azul mempunyai daya tarik yang membuat pengunjung ingin segera ´nyebur´ berbaur dengan kebiruannya yang indah. Warna ajaib ini benar-benar kado dari alam. Penduduk setempat mengatakan bahwa bulan maret – mei adalah periode ideal untuk ´berendam´ di Agua Azul. Jika kami berkunjung di musim penghujan antara agustus – november, si air biru berubah warna menjadi air cokelat atau Agua Café.


Inilah air terjun dengan air yang berwarna biru, karena itu disebut Agua Azul (Air berwarna biru). 

Kami menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk mengagumi keindahan Agua Azul ini, yang bentuknya berbukit-bukit, menyerupai air terjun yang tidak terlalu tinggi namun memanjang. Disini, nih, pentingnya membawa baju renang atau bikin karena jangan lewatkan kesempatan untuk berendam dan berenang, asal hati-hati terbawa arus yang cukup kuat.

3.      Cascada de Misol – Há, air terjun alami

Setelah berendam dan berenang menikmati Agua Azul, mengunjungi pemberhentian selanjutnya membuat kita semakin jatuh cinta pada alam Chiapas. Berjarak kurang lebih 1 jam dari Agua Azul, air terjun Misol – Há menawarkan berendam di sebuah kolam alam raksasa dengan percikan air terjun yang jernih. 


Ini dia air terjun Misol Ha..mirip seperti di Maribaya ya? hehe...

Di sekeliling air terjun, kami bisa menikmati keindahan alam lainnya berupa gua yang kecil dan bisa merasakan percikan air yang merembas melalui celah-celah dinding tebing. Hati-hati dalam melangkah, karena selain licin, jalanan setapak sekeliling air terjun cukup terjal.

4.      Palenque: Situs Tertua Peradaban Tertua bangsa Maya

Situs tertua peninggalan bangsa Maya ini menjadi akhir perjalanan kami di Chiapas. Terletak di tengah-tengah hutan Chiapas, Palenque benar-benar mempunyai daya tarik tersendiri. Cerita tentang Palenque, sudah dimuat beberapa waktu sebelumnya di DailySylvia (Menyelami Dunia Maya, part 1).


Situs Palenque. Tulisan lengkapnya bisa dibaca juga di blog ini.

Yang menarik selama perjalanan kami di Chiapas:
1.       Mereka tabu dipotret

Hal unik yang kami jumpai selama mengarungi Chiapas adalah penduduk setempat menolak untuk dipotret, walaupun dengan izin mereka terlebih dahulu. Menurut kepercayaan orang-orang indian Chiapas, hal ini sama dengan kita mengambil jiwa mereka. Karena itu, jangan sekali-kali memotret tanpa izin karena pengaruh kebudayaan lokal dan aura mistis yang kuat dipercaya akan mempengaruhi hidup kita.

2.       Malu Bertanya = Jalan – jalan, dong..

Buku pedoman jalan-jalan atau pemandu wisata memegang peranan penting dalam penjelajahan di Chiapas. Tapi, kan, nggak selamanya kami didampingi oleh pemandu wisata. Kalaupun membawa buku, kami tidak membukanya di depan umum, takut ketahuan kalau kami adalah turis. Lah, padahal, sih, secara fisik jelas-jelas kami bukan ´bentuk fisik´ penduduk lokal. Cerita malu bertanya mari jalan – jalan ini terjadi ketika kami ini bermaksud menuju Templo de Guadalupe yang terletak di sebelah barat pusat kota San Cristobal de Las Casas. Terlalu percaya diri tidak bertanya kepada penduduk setempat membuat kami mblusuk ke jalan-jalan perkampungan yang tidak tampak di peta buku pemandu. Hasilnya ? Kami ´nyasar´ ke cafe kecil di pinggir jalan yang baru buka, yang belum tampak papan pengumumannya. Lalu mampir ke tempat penginapan warga setempat yang disulap jadi guest house ala homestay sampai mampir ke butik rumahan milik penduduk setempat.

3.       Sesama turis diperbolehkan langsung akrab

Beberapa penjelajahan Chiapas, ada yang kami lakukan secara mandiri dan menggunakan jasa tur dengan pemandu wisata, yang pastinya tergabung dengan turis-turis lainnya dari mancanegara. Sebagian besar dari mereka tidak berbahasa spanyol. Bahasa inggris dan prancis dominan pada waktu kami mengikuti tur. Yah, namanya juga orang Indonesia dan kami berbahasa prancis, jadilah langsung sok akrab dengan turis-turis prancis. Untungnya mereka juga welcome dan ramah. Jadi, perjalanan tur seharian penuh itu jadi penuh warna dan gelak tawa.

Letak Chiapas di jantung Mexico.

Penting, nih…

  1. 1.       Antara bulan maret sampai dengan bulan mei adalah waktu yang paling tepat mengunjungi Propinsi Chiapas. Tidak panas, tidak hujan. Alam Chiapas memanjakan kita dengan memamerkan kekayaan alam yang mereka miliki.
  2. 2.       Bawa perlengkapan perjalanan seperlunya. Yang jelas sepatu yang nyaman, topi, kacamata hitam dan sunblock tidak boleh ketinggalan. Kamera? Tentu saja, dong, tidak boleh ketinggalan.
  3. 3.       Siapkan uang tunai agak berlebih. Atau cari mesin penarik uang di tengah kota karena kita memerlukannya untuk membayar apapun secara tunai. Mulai dari penginapan, tempat makan sampai membeli cindera mata khas Chiapas. Simpan uang di beberapa tempat yang berbeda untuk keamanan kita sendiri.
  4. 4.       Sediakan waktu minimal 7 hari untuk menjelajah sebagian besar wilayah Propinsi Chiapas.
  5. 5.       Yang paling penting dari semuanya adalah mempunyai tempat seperjalanan yang menyenangkan dan mempunyai minat dan jiwa yang sama untuk menjelajah. Karena, Chiapas menawarkan banyak hal menarik dan penuh tantangan, yang mengundang rasa keingintahuan kita.



Cerita tentang Chiapas bagian 2 juga ada di Dailysylvia